JANGAN BOOM LIKE 🙏🏻
Di tengah kehancuran yang ditinggalkan oleh amukan Liora Ravenscroft, putri bungsu dari Grand Duke Dimitri Ravenscroft, ruangan berantakan dan pelayan-pelayan yang ketakutan menggambarkan betapa dahsyatnya kemarahan Liora. Namun, ketika ia terbangun di tengah kekacauan tersebut, ia menemukan dirinya dalam keadaan bingung dan tak ingat apa pun, termasuk identitas dirinya.
Liora yang dulunya dikenal sebagai wanita dengan temperamental yang sangat buruk, kini terkejut saat menyadari perubahan pada dirinya, termasuk wajahnya yang kini berbeda dan fakta bahwa ia telah meracuni kekasih Putra Mahkota. Dengan mengandalkan pelayan bernama Saina untuk mengungkap semua informasi yang hilang, Liora mulai menggali kembali ingatannya yang tersembunyi dan mencari tahu alasan di balik amukannya yang mengakibatkan hukuman skors.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosalyn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEMARAHAN SAINA
...27...
Setelah ketegangan berlalu, Liora memutuskan untuk kembali. Namun, kali ini ia tidak menuju kamarnya, melainkan sebuah ruangan misterius yang disebutkan oleh Nichol dalam surat sihirnya. Perasaan gelisah menyelimutinya, terutama ketika ia tidak menemukan Finnian di mana pun. Langkahnya cepat, melewati lorong-lorong yang terasa begitu panjang. Ia tak henti-hentinya menggigit bibirnya, cemas akan keadaan Finnian.
"Untung saja Nichol sudah memasang pelindung sebelumnya, sehingga tubuh Finnian bisa berpindah ke tempat yang tidak diketahui," gumam Liora hampir berbisik.
Secara diam-diam, Nichol telah membantu Liora dengan memasang sihir teleportasi dua arah pada Finnian. Sihir itu akan aktif jika ada orang lain yang tidak disetujui oleh Nichol mendekati Finnian.
Gadis cantik itu terus melangkah, meskipun kegelisahan tampak jelas di wajahnya. Langkahnya membawanya melewati lorong-lorong megah, hingga sebuah ruangan luas mulai terlihat di depan matanya. Ruangan besar itu dihiasi oleh emas yang berkilau, dengan gorden besar menggantung di jendela, menghalangi sinar matahari masuk. Hanya cahaya lilin yang menerangi ruangan tersebut.
Liora berjalan mendekati gorden besar itu, lalu mulai membukanya. Begitu gorden terbuka, cahaya matahari segera menyeruak, memenuhi ruangan besar tersebut. Liora menutup matanya sejenak, berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya yang tiba-tiba. Perlahan-lahan, ia mulai membuka matanya, mencoba fokus pada satu titik.
Degup jantungnya perlahan mereda ketika matanya menemukan sosok yang ia cari. "Finnian!"
Seketika, tubuh Finnian mulai terlihat dari balik kaca jendela. Finnian tergeletak di balkon dalam keadaan tak sadarkan diri. Liora segera membuka pintu menuju balkon tersebut dan berlari ke arahnya.
"Finnian... Untunglah kau baik-baik saja," gumam Liora, tersenyum penuh syukur sambil memeluk tubuh kecil Finnian.
Segera ia merogoh sesuatu dari saku bajunya. Sebuah kalung muncul, dengan permata berwarna ungu gelap yang tampak misterius. Liora memasangkan kalung itu pada Finnian, dan seketika Finnian berubah menjadi sosok manusia seperti biasa. Kuping runcingnya lenyap, kini ia tampak sepenuhnya sebagai manusia.
"Untung saja Nichol memberikan kalung ini saat dia merasakan tanda-tanda bahaya. Jika tidak ada Nichol, aku tidak tahu harus berbuat apa," gumam Liora, memandang Finnian dengan penuh perhatian.
Rambut Finnian kini berubah menjadi blonde, bersinar di bawah cahaya matahari yang cerah. Liora segera mengambil jubahnya dan menyelimuti tubuh kecil Finnian, sehingga hanya kakinya yang terlihat.
"Ayo, sudah saatnya semua orang tahu tentang keberadaan mu. Kita akan membuat semua orang terkejut karena seorang putri dari keluarga Ravenscroft membawa seorang anak tanpa status ke Duchi!" Liora menyeringai, langkahnya penuh ketegasan tanpa menunjukkan rasa takut.
Sementara Liora mulai berani menunjukkan Finnian kepada semua orang, para pelayan di rumah sibuk menjalankan tugas masing-masing. Ada yang membersihkan lantai, mengelap perabotan, membersihkan jendela, dan ada pula yang hanya mengobrol di sudut ruangan.
Di antara mereka, dua pelayan tampak asyik bercerita. Ekspresi wajah dan gerak-gerik mereka menunjukkan antusiasme.
"Tadi pagi sangat mengejutkan, aku melihat penampilan Putri Valenmore secara langsung," ucap pelayan pertama.
"Benarkah? Kau sangat beruntung! Aku sangat ingin melihat Putri Kedua Valenmore, pasti beliau sangat cantik," sahut pelayan kedua.
Mereka terus mengobrol, hingga pembicaraan mereka sampai pada topik yang tidak seharusnya. Wajah mereka yang sebelumnya cerah berubah saat salah satu menyebut nama Liora.
"Tidak seperti Lady Liora! Selama tiga tahun aku bekerja di sini, aku tidak pernah mendengar dia memiliki prestasi. Aku iri pada pelayan-pelayan yang melayani Putri Kedua Valenmore secara langsung," ucap pelayan kedua.
Pelayan pertama terkejut mendengar ucapan tersebut. Ia melihat sekeliling dengan waspada.
"Apa yang kau katakan? Jika ada yang mendengar, kau dan aku akan habis!" tegurnya.
Namun, teguran itu tidak membuat pelayan kedua takut. Ia justru tersenyum sinis sambil menatap kukunya yang rapi.
"Tidak akan ada yang mendengar. Lagi pula, semua pelayan di sini tidak menyukai Lady Liora. Bukankah kau juga begitu?" balasnya.
"Kau... benar. Sejujurnya, aku sangat bersyukur Duke kecil dekat dengan Putri Kedua Valenmore. Aku berharap mereka berdua bisa menikah, dan saat itu, aku akan mengajukan diri untuk melayani beliau!" ucap pelayan pertama.
Mereka terus berbincang tanpa menyadari bahwa Saina, pelayan setia Liora, mendengar percakapan mereka. Terlihat raut kesal di wajah Saina. Tatapan matanya menajam, menusuk kalbu kedua pelayan yang tidak tahu diri tersebut.
Karena emosinya sudah memuncak, Saina melangkah maju dengan langkah kaki ringan. "Jika kalian ingin menjadi pelayan Lady Aurelia, maka silakan!" tajam Saina, sehingga mengejutkan kedua pelayan yang berbicara sembarangan tentang Lady nya.
Segera, kedua pelayan itu langsung pucat. Mereka menundukkan pandangan mereka begitu melihat kehadiran Saina. Hal itu dikarenakan, Saina adalah pelayan langsung dari Putri Ravenscroft, maka kedudukan Saina lebih tinggi dibandingkan mereka berdua.
Saina memelototi mereka, melipat tangannya di dada. Ia bersikap lebih dominan kali ini! Bahkan para pelayan yang sedang sibuk mengerjakan pekerjaan mereka segera berhenti saat mendengar suara Saina yang sedikit mengeras.
"Kalian pikir kalian sedang berada di mana?! Berani sekali kalian membicarakan Lady Liora dibelakangnya! Kalian sangat lancang!!" ucap Saina sedikit keras.
Kedua pelayan itu langsung terjatuh, berlutut dengan tubuh gemetaran. Mereka menyatukan kedua telapak tangan mereka, melihat Saina dengan tatapan memelas.
"Saina, tolong maafkan kami. Tolong jangan adukan kami, kami tahu jika kami salah... " ucap pelayan pertama, memohon dengan mata berkaca-kaca.
Saina mendengus kesal, mencoba untuk tidak memandang kedua pelayan tersebut. Karena perbuatan mereka berdua sudah keterlaluan. Aturan seorang pelayan yang seharusnya menjadi orang yang buta, tuli dan bisu saat bekerja, malah mereka langgar.
"Seharusnya kalian tidak minta maaf kepada ku! Kalian harus minta maaf kepada-" belum sempat Saina menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba suara Liora mengejutkan semua orang.
"Kepada siapa, Saina?" Liora datang, mengangkat tubuh Finnian yang telah terbalut oleh jubahnya.
Para pelayan yang sedang sibuk tadi secara mengejutkan segera menepi, menundukkan kepala mereka dengan hormat dan diliputi oleh perasaan takut. Liora berjalan dengan gagah, mendekati Saina dan kedua pelayan yang sedang berlutut dengan tubuh gemetaran.
"My Lady... " pandangan Saina melembut begitu melihat sosok My Lady nya.
Liora tepat berhenti di depan Saina. Ia menatap datar ke arah dua pelayan yang sedang berlutut di lantai. Tak sedikitpun rasa melas di tatapan Liora. Tatapannya bagaikan seseorang yang sudah tak percaya apapun.
"Mengapa kau ada di sini? Seharusnya ini adalah jam istirahat mu, bukan?" Liora berbicara tanpa menghiraukan kedua pelayan yang sedang menangis dalam diam tersebut.
Saina melirik tajam kedua pelayan itu dengan sudut matanya. "Saya hanya sedang mengurus sesuatu yang tidak penting, My Lady."
...^^To be Continued^^...