Chelsee, seorang gadis yang ceroboh bertemu dengan lelaki yang cuek dan dingin di sebuah perusahaan. sejak dia bekerja di perusahaan itu, ia begitu banyak mendapatkan masalah.
bagaimana kelanjutan cerita nya? yuk, mari dibaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms_fahrian22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Sementara Chelsee, gadis itu kini sudah sampai di lobby kantor, dia mengedarkan pandangan tetapi dia tidak menemukan sosok ayah nya.
"Mbak, orang yang tadi mau ketemu sama saya dimana ya? Dia adalah ayah saya" Tanya Chelsee kepada resepsionis.
"Barusan aja keluar, bu."
"Oke, makasih." Chelsee melangkahkan kaki menuju luar kantor, dia bingung mengapa ayah nya tidak menunggu, dia juga merasa penasaran dengan kerumunan beberapa orang diparkiran, gadis itu lalu mendekat.
"Ini ada apa ya, pak?" Kerumunan itu terbuka, Chelsee terbelalak dan menutup mulut nya saat melihat Ayah nya terbaring dan berlumur dar+h.
"Ayah..." Pekik Chelse, Gadis itu menangis histeris bersamaan dengan itu ambulance datang.
"Ayah bangun Yah..." Chelsee memekik histeris, ia mengguncangkan tubuh Burhan, Berharap lelaki paruh baya itu terbangun tetapi ayah nya sama sekali tidak bergerak, bahkan sudah sampai dirumah sakit pun Burhan belum sadar juga. Saat sudah sampai di depan pintu ruang UGD Burhan membuka mata nya lalu meminta berhenti kepada petugas yang mendorong bangkar.
"Tunggu pak. Ayah saya mau ngomong." Ujar Chelsee yang mengerti maksud ayah nya.
"Chel, kamu adalah segala nya buat ayah." Burhan mengambil nafas yang panjang, Chelsee semakin terisak melihat keadaan Ayah nya.
"Walaupun kamu, kamu bukan anak kandung ayah."
Chelsee menatap ayah nya tidak percaya, dia mengira ayah nya hanya ngelantur.
"Ayah ngomong apa sih, jangan ngomong yang aneh-aneh dulu lah." Isak gadis itu.
"Kamu itu sebenarnya anak orang yang kaya raya..."
"Ibu kandung kamu masih hidup, nama nya... Nama nya..." Nafas Burhan terasa berat.
"Ibu siapa Yah? Udahlah mending ayah gak perlu banyak omong dulu, " gadis itu mengelus tangan Burhan, lelaki paruh baya itu sudah tidak sanggup menahan sakit dikepala nya kembali Lelaki itu pingsan.
"Ayahh...."
"Dokter, cepat dok! Tolongin ayah saya!" Chelse histeris, saat penangan berlangsung gadis mondar mandir di depan pintu UGD, dia mengabari Ratna jika ayah nya sedang kecelakaan.
"Kaya nya ada hal yang penting mau diomongin sama ayah, sampai dia datang ke kantor. Dan tadi... Tadi ayah ngomong tentang ibu kandung aku." Batin Chelsee risau.
Setengah jam berlalu, Ratna muncul di depan Chelsee
"Kenapa ayah kamu bisa seperti ini, Chelse?" Air mata Ratna mengalir begitu saja.
"gak tahu bu, tadi ayah tiba-tiba datang ke kantor, kata nya mau ngomongin hal yang penting." Jawab Chelsee yang juga masih terisak.
"Ini semua gara-gara kamu, ibu udah duga dari awal. Kamu itu selalu bikin masalah." Pekik Ratnw menyalahkan gadis itu.
"Gak bu, aku gak tahu apa-apa, hiks."
"Senang kamu udah buat ayah kaya gini? "
Chelse menggeleng dengan iar mata yang masih bercucuran, percuma menjelaskan kepada Ratna, dia selalu saja salah dimata ibu nya.
"Dari kecil kami ngerawat kamu, tapi apa balasan kamu? Ha."
"Kenapa bukan kamu aja yang sakit? Kenapa bukan kamu, "
"Bu, aku gak tahu apa-apa. Aku juga gak mau ayah seperti ini."
"Diam kamu! Sekarang kamu pergi! Ibu gak mau lihat kamu ada disini, ayah juga pasti gak mau lihat kamu lagi, Pergii!"
Tubuh Chelsee di dorong agar menjauh dari ruang UGD, gadis itu terus terisak dia memilih pergi ke musolla untuk mengaitkan do'a agar ayah nya cepat siuman.
Sementara Di kantor, Andreas sedang menghubungi sekretaris nya. Dia tidak melihat Gadis itu sejak tadi tetapi ponsel gadis itu tidak terhubung.
"Dia kemana? Kenapa belum naik keatas." Gumam Andreas. Lelaki itu kembali menghubungi Chelsee kali ini panggilan sudah terhubung.
"Hallo, kenapa ponsel kamu mati? Ah itu gak penting, sekarang tolong kamu kirimkan laporan kemarin juga laporan hari ini! Saya perlu mengecek nya." Titah Andreas
"Iya pak. Nanti akan saya kirim lewat email."
"Oke saya tunggu,"
Panggilan berakhir, Andreas tersadar jika tadi suara Chelsee begitu parau seperti nya gadis itu menangis. Andreas menyusul ke lobby, penasaran apa yang terjadi, karena dia ingat jika Chelsee pamit untuk menemui ayah nya.
"Itu kenapa ada garis polisi, Apa yang terjadi?" Andreas bertanya kepada seseorang yang berada di tempat kejadian.
"Tadi ada yang kecelakaan, pak." Sahut satpam.
"Kenapa gak ada yang ngasih tahu saya, lain kali kalau ada kejadian seperti ini tolong kasih tahu saya! Saya berhak tahu itu." tegas Andreas.
"Siap pak."
"Bagaimana keadaan korban?"
"Pingsan, pak. Sudah dibawa ke rumah sakit, kaya nya korban tersebut ayah nya bu Chelse" Ujar Satpam, dia melihat Chelsee menangis dan memanggil ayah.
"Ayah Chelsee?, pantes tadi suara nya serak." batin Andreas lelaki itu menyusul kerumah sakit.
Di rumah sakit.
Dokter keluar dari ruangan UGD, Chelse yang melihat itu dari kejauhan mendekat.
"Bagaimana keadaan suami saya, dok?" Tanya Ratna
"Gimana ayah saya dok?" Chelsee juga bertanya.
"Keadaan korban keritis karena mengenai bagian kepala belakang, kami belum bisa menyadarkan nya. "
"Apa ayah saya bisa sembuh, Dok?"
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin."
"Jangan cuma usaha dok, saya gak mau kehilangan ayah saya." Isak Chelsee.
"Mbak tenang aja! Kami akan melakukan yang terbaik, yang penting mbak berdo'a dan tetap tenang! Jangan sampai mbak juga masuk rumah sakit karena terlalu berpikir keras."
"Apa saya udah bisa melihat suami saya?" Timpal Ratna.
"Sudah, tetapi Tolong jangan ganggu pasien, jangan terlalu berisik,"
Dokter itu meninggalkan kedua nya.
Chelsee menyerobot ingin masuk kedalam ruangan, tetapi Ratna menghalangi nya.
"Mau kemana kamu? Kamu gak usah dekat-dekat papa lagi! Pergi kamu."Ratna masuk lalu mendekat kearah suami nya.
Chelsee hanya bisa mengintip Burhan dari luar jendela ruang UGD, hati gadis sakit melihat alat oksigen yang melekat di wajah ayah nya. Dia terkejut ketika seseorang menyentuh bahu nya, dia pun menoleh.
"Pak!" Chelse tidak tahu harus bercerita kepada siapa, Dia memeluk Andreas. Lelaki itu membalas.
"Kamu harus sabar, semoga ayah kamu cepat siuman." Andreas mengurai rambut belakang Chelsee sehingga membuat Gadis itu merasa sedikit tenang.
Di kantor Rania Group, Rania masih misuh-misuh mengingat kejadian di ruangan Andreas
"Ibu yang tenang! Mereka pas..."
"Diam! Ide kamu itu benar-benar gak guna. Apa? Kamu mau ngeles apa lagi? Atau jangan-jangan kamu senagaja memperlihatkan kemesraan mereka didepan ku, biar aku tahu kalau mereka benar-benar punya hubungan." Semprot Rania.
"Bukan buk, aku yakin kalau Chelse tahu letak camera itu maka nya dia sengaja menutupi dengan jaket." Jelas Mirza.
"Udah ya, aku gak mau dengar alasan kamu lagi. Sekarang kamu keluar!"
Mirza tidak mau menambah emosi Rania, Sekretaris nya itu keluar dengan wajah yang tampak kesal. Saat keluar dia berpapasan dengan Mirna.
"Siang, bu." Sapa Mirza. Wanita itu hanya mengangguk datar. Pandangan nya tertuju kepada Rania yang tampak berantakan.
"kamu kenapa, Ran?"Mirna duduk di sofa seraya melipat kedua kaki nya diatas meja.
"Itu mom, Mereka sengaja buat aku cemburu." Adu Rania.
"mm, apa kamu tahu orang tua Chelsee mengalami kecelakaan? Sekarang dia berada di rumah sakit, kamu ambil kesempatan itu! Berpura-pura care kepada Dia biar kmu mendapatkan simpati dari Andreas."
"Mommy tahu, mungkin kamu gak akan setuju, Pilihan ada ditangan kamu."
Mirna keluar dari ruangan Rania, wanita itu berusaha menumbuhkan rasa benci dan iri pada diri Rania sebagai balasan, karena terlalu lama menunggu kekayaan Wiratama jatuh ketangan nya.
"Aku akan coba." Batin Rania datar
