Tak disangka, Alfano Yudhistira seorang CEO angkuh terkena jebakan musuhnya yang memiliki dendam karena lelaki itu telah menghancurkan bisnisnya dengan memberikan obat yg menyebabkan Alfano bermalam bersama gadis yang tidak ia kenal.
Disisi lain, gadis itu merupakan karyawan swasta yang baru saja dipecat dari perusahan besar yang tak lain adalah perusahaan Alfano karena dikhianati oleh pacar sekaligus partner kerja. Ia bernama Asmara Raniata, gadis desa yg berhasil merantau di ibukota tapi naas, kegadisannya diambil oleh CEO mantan perusahaan tempat dia bekerja.
Apakah dari hubungan semalam itu menumbuhkan benih kehidupan dan membuat ikatan antara kedua manusia tak saling kenal menjadi takdir hidup bersama ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Periksa Kandungan
Kembali lagi ke restauran Enak Kabeh, setelah penanda tanganan kerjasama antara Bunga dan Asmara, mereka memutuskan untuk makan siang di restauran ternama di Kota Bandung bersama dengan Andrew.
"Wow ini memang enak, steaknya!" seru Bunga ketika menikmati menu yg telah ia pesan. Berbeda dengan Asmara yg terlihat tidak mood melihat spaghetti yg ia pesan.
"Kamu kenapa Asmara? Apakah makananmu tidak enak?" tanya Bunga khawatir.
"Aah tidak, hanya sedikit mual saja. Lanjutkan saja makanmu" sahut Asmara dengan senyuman.
Andrew seperti menaruh hati pada Asmara, ia melihat gerak gerik wanita itu dengan seksama. Namun karena ia casanova dan menganggap wanita hanyalah mainan, ia tidak memperdulikan perasaannya dan kembali melahap spaghetti yg ia pesan namun berbeda rasa dengan milik Asmara.
Asmara memaksakan memakan pesanannya itu karena ia tidak suka membuang makanan dan menjaga nama baiknya juga, masa pemilik restauran tidak bisa menghargai makanan. Lagipula, janinnya juga butuh nutrisi.
Akhirnya, mereka bertiga menyelesaikan makan siang dan Andrew izin untuk meninggalkan mereka terlebih dahulu karena ada urusan lainnya.
Asmara kini sudah berada di mobil Bunga menuju rumah yang ia sewa selama setahun, berada tidak jauh dari restauran Enak Kabeh. Asmara fikir berjalan dengan jarak kurang lebih 500 meter setiap hari sekalian olahraga.
"Eh Asmara, aku boleh tanya kah?" suara Bunga memulai percakapan sambil menyetir.
"Iya boleh aja. Mau tanya apa kamu, Bun?" sahut Asmara sambil menoleh menghadap Bunga.
"Hmmm, aku lihat kamu pucat dan terkesan mual mual, apakah kamu hamil?" tanya Bunga to the point karena dari awal bertemu, ia secara diam diam memperhatikan rekan kerjanya itu dari wajah hingga sikap dan gelagat sering membekap mulut serta hidungnya. Bunga ingat ketika sedang hamil putrinya , ia juga seperti itu.
Asmara yg terkejut dengan dugaan Bunga pun terbatuk batuk, tidak menyangka kok bisa temannya itu tau padahal dia belum cerita apapun tentang kehidupan pribadinya.
"Eh tenang ajaaaa, Asmara. Tidak usah terkejut gitu, aku juga waktu hamil Flo juga kayak gitu jadi aku bisa menduga saja kalau kamu hamil" kata Bunga sambil melepas 1 tangannya dari setir dan menepuk pundak Asmara.
Asmara pun belum bisa berbicara karena selain ia terkejut kehamilannya yg belum ia periksakan , ia malu diketahui hamil di luar nikah oleh rekan kerjanya lagi.
"Hmmm, iya aku hamil Bun. Tadi pagi aku baru cek pake tespack sebelum dateng ke restauran, mangkanya aku telat tadi" ucap Asmara dengan lirih.
"Hahahaha gapapa Asmara, kamu jangan malu gitu sama aku. Aku wanita openminded kok, hamil bukan suatu hukuman tapi rejeki. Aku tau kamu wanita baik baik mangkanya aku setuju kerjasama bareng kamu. Lagian Flo nanti juga pasti seneng dia punya temen main, aku sama Mas Dirga belum berencana buat anak yg kedua soalnya" ujar Bunga tidak canggung agar temannya itu tidak merasa malu.
"Terima kasih ya atas pengertiannya. Agar kamu tidak salah paham saja soal aku atau mikir aneh2, kehamilan ini hanya kesalahan semalam. Bener bener tidak aku kira sekali buat langsung jadi apalagi sama cowok yg kurang ajar mayak dia" kata Asmara mulai berani meluapkan emosinya.
"Hahahahahaa, ah kamu memanh terlalu baik sih Mara. Kita dulu sejak SMP kan udah diajarin reproduksi dan bikin anak di matpel Biologi, sekali buat kalau lolos ya jadi anak" sahut Bunga sambil tertawa kencang karena menganggap apa yg dikatakan Asmara lucu.
"Hehe, iya sih tapi aku beneran gak kepikiran kesana waktu habis ngelakuin itu. Aku diperkosa, Bun" ujar Asmara sendu dan akhirnya mengaku alasan dia bisa hamil.
"Apaaaaa!!!!" teriak Bunga tidak percaya dan langsung mengerem mobilnya dipinggir jalan hingga Asmara terkejut karena rem mendadak dan mobilnya langsung berhenti. Sykurlah kondisi jalan tidak terlalu rame karena jam istirahat kantor sudah selesai.
Untung saja Asmara juga pake sabuk pengaman dan tangannya memegang dasbord mobil , jadi ia tidak sampek loncat kedepan. Sangat bahaya untuk ibu hamil kan.
"Maaf maaf maaaf, Asmara!" seru Bunga refleks sambil memegang perut temannya itu.
"Maaf banget, aku kaget seriusan. Yaampun, aku sampek bahayain kalian" lanjut Bunga dengan nada menyesal.
"Iya gapapa, untung aja aku pake sabuk pengaman, jadi masih aman" sahut Asmara sambil memegang tangan Bunga yg berada diperutnya.
"Sumpah sih, aku kaget banget. Baji**an banget cowok itu! Kalau aku ketemu aku yg bakal gebukin dia atau nyuruh mas Dirga mukul dia sampek babak belur!" seru Bunga yg ikutan emosi mengetahui kenyataan bahwa Asmara hamil karena pemerkosaan.
"Udah lupain aja deh dia. Aku udah gak mikirin dia lagi. Lagian aku udah dia kasih uanh banyak sampek aku bisa berbisnis bareng kamu. Aku beneran berusaha menerima jalan hidupku dengan baik apalagi sudah ada bayi ini, aku harus bisa hidup untuk dia" kata Asmara dengan tegar.
"Gilak si kamu ya, Asmara! Baik banget jadi orang! Oh ya, udah periksa ke dokter belum? Kalau belum , aku antar sekarang ya. Aku tau dokter kandungan yg terbaik disini, dulu aku juga kesitu sampek lahiran" ajak Bunga menawarkan diri mengantar Asmara periksa kandungan.
"Belum. Ini tadi rencanya habis urusanku selesai dan kamu antar ke rumah, aku langsung pergi ke rumah sakit Kota Bandung aja untuk periksa" jawab Asmara.
"Okeedeeh, kita meluncur ke dokter kandungaan sekarang!" seru Bunga langsung memulai mengendarai mobilnya lagi.