Namira Syahra kembali dipertemukan dengan anak yang 6 tahun lalu dia serahkan pada pria yang sudah membayarnya untuk memberikan nya seorang keturunan karena istrinya dinyatakan mandul.
Karena keterbatasan ekonomi dan dililit begitu banyak hutang,akhirnya Namira pun menerima tawaran dari seorang pengusaha sukses bernama Abraham Adhijaya untuk mengandung anaknya.
Dan setelah 6 tahun berlalu,Namira kembali bertemu dengan Darren.Putra yang 6 tahun lalu dia lahirkan lalu dia serahkan kepada ayah kandungnya.
Namira kembali dipertemukan dengan putranya dalam keadaan yang tidak baik baik saja.Darren mengalami siksaan secara verbal dan non verbal oleh wanita yang selama ini dianggap ibu oleh anak itu.
Akankah Namira diam saja dan membiarkan putranya menerima semua siksaan dari ibu sambung nya??
Atau,akankah Namira kembali memperjuangkan agar anaknya kembali kedalam pelukkan nya??
Yukkk simak kisahnya disini...
🌸.Jadwal up :
🌸.Selasa
🌸.Kamis
🌸.Sabtu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26.Permintaan Darren
Raut wajah yang tenang namun cukup tegas, diperlihatkan oleh Namira saat berhadapan dengan ayah dari putranya itu.
Sementara Abra, tidak bisa dia pungkiri jika rasa rindu pada wanita yang kini ada dihadapan nya masih begitu besar hingga tanpa terasa membuat matanya memanas dan berkaca kaca.
"Perkenalkan, saya Namira Syahra. Guru baru yang bertanggung jawab dikelas, dimana putra anda belajar tiap hari nya. Dan kemarin, kami menemukan putra anda jatuh pingsan___" suara Namira tercekat saat menjelaskan bagaimana dirinya menemukam luka memar ditubuh putranya. Namun dengan sekuat tenaga Namira mencoba menekan rasa sesak didadanya, lalu kembali melanjutkan penjelasan nya.
"Kami menemukam beberapa luka memar disekujur tubuhnya. Bisa bantu kami, tolong jelaskan bagaimana anak sekecil itu mendapatkan luka memar yang lebih dari satu itu tuan Abraham? Kami sudah memeriksa pihak sekolah dan teman teman belajar, juga sudah memeriksa cctv karena kami takut Darren mendapatkan bullying disekolah. Namun nyatanya tidak dan kemungkinan, luka itu didapatkan diluar sekolah," jelas Namira mencoba tetap tenang meski hatinya begitu menggebu gebu ingin meluapkan emosinya.
Bahkan jika bisa, ingin sekali Namira berteriak histeris dan mengumpat, mengeluarkan semua kekesalan nya pada Abra yang dinilai tidak bisa menjaga dan melindungi anaknya.
Mendapatkan penjelasan dari Namira, seketika tubuh Abra membeku tak percaya. Abra langsung menoleh ke arah putranya yang saat ini tengah tertunduk dengan tubuh yang bergetar.
Terlihat jelas jika putranya itu tengah ketakutan. Dan saat melihat reaksi Darren seperti itu, Namira pun tidak bisa diam saja.
Namira langsung bergerak mendekati tubuh mungil itu lalu mendekapnya erat tubuh mungil itu. Tidak lupa juga dengan tangan nya yang terulur mengusap lembut punggung Darren untuk memberi ketenangan.
"It's okey, kamu aman disini. Ada ibu yang akan melindungi kamu. Jangan takut, katakan apa yang sebenarnya terjadi? Apa beliau yang melakukan nya?" ucap Namira lalu bertanya sembari menatap tajam pada pria yang saat ini duduk bersebrangan dengan nya dan juga Darren.
Pria yang sedari tadi hanya diam tanpa berucap satu kata pun setelah mendengar semua penjelasan dari Namira.
Darren terlihat menggelengkan kepalanya didalam pelukkan Namira. Melihat itu, Abra pun mulai bangkit lalu mendekat ke arah putranya.
"Bisa cerita sama Papah, apa yang terjadi sayang? Dari mana luka lebam itu?" tanya Abra mulai membuka suaranya dengan lirih sambil mengusap lembut pucuk kepala putranya itu.
Namun Darren menggelengkan kepalanya, sebagai tanda jika anak itu menolak menceritakan apa yang dia alami pada sang ayah.
"Bantu aku membujuknya, aku mohon. Agar aku tahu siapa yang berani menyentuh putraku," bisik Abra lirih dengan tatapan penuh permohonan pada Namira.
Namira tercengang saat melihat seorang Abraham meminta tolong, bahkan sampai memohon padanya agar membantunya membuat Darren bicara, apa yang sebenarnya terjadi pada anak itu.
Dan dari mana luka lebam yang ada ditubuhnya itu. Setelah menghela nafas panjang, akhirnya Namira pun kembali angkat bicara dan mencoba membujuk kembali putranya itu.
"Emmm, baiklah. Jika belum mau bicara sama ibu tidak apa apa. Darren mau ikut Ibu nggak?" pertanyaan itu akhirnya mampu membuat anak itu merespon lalu mendongakkan kepalanya menatap penuh tanya pada wali kelasnya itu.
"Besok kan weekend, Ibu mau pergi jalan jalan ke daerah Lembang, jika Darren mau, kita bisa pergi bersama. Disana ada tempat wisata yang menampilkan miniatur dari beberapa negara, ada juga mini zoo, ada juga taman rekreasi berkuda. Darren tinggal pilih mau kemana biar Ibu temani, bagaimana?"
Seketika binar bahagia terpancar dari wajah tampan itu. Meski tanpa berucap namun tampaknya dari gestur tubuh yang diperlihatkan, anak itu setuju untuk ikut berlibur dengan Namira.
"Ok, kalau begitu besok kita bertemu disini ya, dipintu gerbang depan. Sekarang Darren pulang dulu dengan Papah, istirahat biar besok semangat pergi liburan nya," lanjut Namira.
Namun lagi lagi sebuah gelengan kepala ditunjukkan oleh Darren, pertanda jika anak itu menolak ikut dengan sang ayah.
"Sayang, kenapa? Bicara dong sayang, biar kami mengerti," desak Abra yang sudah terlihat frustasi menghadapi putranya yang tiba tiba saja terdiam seperti enggan berbicara dengan nya.
"Aku mau ikut Ibu guru pulang, tolong, ijinkan aku menginap dirumah Ibu guru Papah. Kali ini aja, Darren minta Papah ijinkan Darren menginap dirumah Ibu guru ya." rengek nya tiba tiba.
Seketika, Namira dan Abra hanya bisa saling lirik. Keduanya tampak bingung dengan permintaan yang anak itu berikan pada sang ayah.
.
*****
.
"*Untuk besok dan hari ke 2 lebaran, Othor libur dulu ya. Dan kita akan bertemu lagi di hari senin untuk lanjut kisah Namira,Abra dan juga si kecil Darren.
Authot Triyani mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1 syawal 1444 H.
Minnal Aidin Wa Faidzin...
Mohon Maaf Lahir dan Batin...
Taqabbalallaahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, kullu 'ammin wa antum bi khair.
***
Mohon maaf bila selama ini Othor ada salah salah kata yang tercipta lewat sebuah goresan pena...Semoga Reader semua senantiasa mau memaafkan segala sesalahan dan kekhilafan yang Othor lakukan.
Dan terima kasih sudah membersamai perjalanan Othor selama menjadi seorang Author selama ini,semoga Allah SWT membalas semua kebaikan Reader semua.🙏🙏🙏🥰🥰🥰*