cerita ini mengisahkan tentang menderitanya seorang perempuan yang menjadi korban salah sasaran yang di lakukan oleh seorang presdir yang terkenal kejam dan dingin. wanita itu harus rela hidup sendiri dan berjuang menghidupi kelima anaknya karena dia di usir dari rumahnya ketika mengetahui dia hamil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Edric dan emeli akhirnya tidur sambil duduk masing masing di sebelah ranjang untuk menjaga el karena takut putri mereka demam seperti yang mereka khawatirkan
"mom .... mom... Mom" terdengar suara lirih memanggil namanya seketika membuat emeli membuka matanya
"kenapa sayang" tanya emeli panik ketika melihat el yang membuka matanya
Emeli langsung menjulurkan tangannya untuk memeriksa dahi putri nya apakah terasa panas akan tetapi baru juga menempelkan tangannya membuat emeli berteriak karena badan el sangat panas
"edric cepat panggil dokter el demam tinggi" emeli membangunkan edric yang masih tertidur lelap
Edric membuka matanya ketika merasa ada yang menyentuh tubuhnya dan seketika matanya terbuka lebar lebar ketika melihat emeli menangis
"hei ada apa hem" tanya edric yang belum mengerti situasi
"ed panggil dokter el badanya demam tinggi" teriak emeli lagi
mereka berdua lupa saking paniknya padahal mereka tinggal memencet tombol saja tapi karena pikiran kalut membuat mereka lupa akan hal itu
Edric lari keluar ruangan dan meneriaki dokter jaga
"dokter cepat periksa anak saya badannya demam tinggi" teriak edric menggelegar dia tidak peduli kalau mengganggu pasien lain
para dokter langsung berlarian menuju ruang rawat el untuk segera memeriksanya. Keempat anak emeli bangun karena mendengar teriakan daei mommy nya tadi dan sekarang mereka menangis melihat saudaranya dalam keadaan kesakitan
Mereka berempat menangis dalam diam sambil berpelukan satu sama lain
dokter segera memeriksa kondisi el dan segera memberitahu edric dan yang lainnya setelah selesai melakukan pemeriksaan
"kami sudah memberinya obat penurun panas tuan kemungkinan pasien akan membaik dalam beberapa waktu" ucap sang dokter dengan hati hati
"hemm awas saja jika sampai suatu yang buruk terjadi pada anakku akan aku buat kalian semua kehilangan pekerjaan" ancam edric
"baik tuan" sahut dokter sambil gemetar ketakutan
Para dokter keluar dadi ruangan untuk mengambil napas karena rasanya seperti di cekik ketika berhadapan dengan edric
"siapa sebenarnya daddy kenapa para dokter itu takut apa daddy ku adalah orang yang hebat" adrian bertanya tanya pada dirinya sendiri karena melihat daddy nya yang berani pada dokter itu
"kalian kembali lagi tidur ini masih jam empat pagi" edric berbicara pada keempat anaknya yang langsung di jawab dengan gelengan kepala
"biarkan saja ed mereka memang seperti ini ketika el sedang sakit mereka tidak mau tidur sebelum keadaan el membaik" jelas emeli ketika melihat edric yang menghela napas
Edric pun pasrah dan mengambil claudia untuk di pangkunya dan duduk di sebelah emeli
"dokter pribadiku bilang jangan membawa el untuk ke rumah sakit biasanya karena dokterku curiga sesuatu yang salah telah masuk ke dalam tubuh el jadi dia akan memeriksanya dulu dengan hati hati dan dia bertanya apa kamu menyimpan obat vitamin atau semacamnya yang di berikan rumah sakit itu karena dia akan memeriksanya di lab nanti" edric memberitahu apa yang di katakan oleh dokter pribadinya itu
Jantung emeli berdegup kencang dia takut el menjadi korban malpraktik para dokter ketika mendengar kata kata edric dan seketika wajahnya langsung pucat
"ya aku menyimpannya" ucap emeli dengan tergagap
"jangan terlalu cemas semoga apa yang kita pikirkan tidak terjadi" edric membelai puncak kepala emeli agar dia lebih tenang dan tidak berpikiran macam macam
Tepat puku 7 pagi el perlahan lahan membuka matanya dan mencari keberadaan sang mommy
"daddy mommy el bangun" teriak devan heboh
Mereka semua langsung mendekati ranjang tidur el dan emeli segera meletakkan tangannya di kening el seketika dia bernapas lega karena demamnya sudah turun
"bagaimana keadaan el mom" tanya clau tidak sabaran
"puji syukur demam el sudah turun" mereka semua bernapas lega mendengan kata kata emeli dan edric pun memencet tombol untuk memanggil dokter
Para dokter bergegas masuk ke ruangan el karena mereka tidak mau membuat edric menunggu lama
"keadaan nona kecil sudah membaik tuan hanya tinggal pemulihan saja begitupun dengan kakinya yang mulai membaik yang penting jangan di pakai banyak gerak terlebih dahulu" jelas sang dokter setelah selesai memeriksa
"hem karena kalian telah menyelematkan anakku ini buat kalian dan bagi rata bersama teman temanmu" sahut edric sambil memberikan sejumlah uang kepada lara dokter itu
Dokter itu menerima uang tersebut dengan wajah gembira bukan hanya karena nilai uangnya akan tetapi juga bisa melakukan hal baik untuk pebisnis nomer satu di kota new york tersebut
"apa ada yang tidak nyaman sayang" tanya emi lembut pada el
"pasti ada mom yaitu perutnya yang merasa lapar" claudia yang menjawab bukan el karena claudia sangat hapal watak adiknya itu yang tidak bisa telat makan barang sebentar
Sedangkan el hanya terkikik geli karena kedoknya ketahuan oleh sang kakak
"ikan buntal daddy apakah sudah lapar lagi hem" tanya edric pada bocah bulat itu
"hihihi iya dad" jawab el malu malu
Edric mengambil hp nya dan menelpon seseorang
"jimmy masuk" ucap edric lalu menutup telponnya
Tok... Tok... Tok...
"tuan memanggil saya apa ada yang bisa saya bantu" ucap jimmy sopan setelah di persilahkan masuk
"belikan sarapan untuk kami jangan lupa beli sup juga untuk menghangatkan perut" titah edric tegas
"baik tuan" jimmy menundukkan kepalanya dan keluar untuk melaksanakan tugas dari tuannya
"kenapa daddy seperti seorang presiden saja yang bisa menyuruh orang semaunya sendiri dan kenapa orang itu begitu tunduk pada daddy pasti daddy ku bukan orang biasa" lagi lagi otak adrian berpikir keras tentang siapa daddy nya
Mereka semua segera sarapan bersama sma dengan tawa canda riang karena mulut kedua gadis mungil itu tidak berhenti berceloteh karena di belikan makanan yang lezat oleh daddy nya