NovelToon NovelToon
Naik Ranjang Dengan Mantan

Naik Ranjang Dengan Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Ibu Pengganti / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Menikah dengan Musuhku / Menikah Karena Anak
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Imamah Nur

Takdir seakan mempermainkan kehidupan Lintang Arjuna, ia yang dulu harus merelakan Danu, sang kekasih untuk menikahi kakaknya, kini ia harus terlibat hubungan kembali dengan pria di masa lalunya.

Lintang terpaksa naik ranjang dengan mantan kekasihnya karena permintaan sang ibu demi bayi kembar yang dilahirkan Libra, sang kakak.

Bagaimana Lintang mampu bertahan dalam pernikahannya di tengah kebencian Danuar Anggara yang masih memuncak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imamah Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24. Keluyuran

"Biasa saja kok Pak," ucapku dengan canggung. Dia merentangkan tangan mempersilakan aku masuk duluan. Aku mengangguk dan bergegas masuk. Pak Samuel mengikuti dari belakang.

"Mau kemana?" tanya pria itu saat diri ini membuka pintu ruangan divisiku. Aku terdiam sejenak lalu menoleh ke arahnya.

"Ayo aku antar ke ruangan manager keuangan," ucapnya.

"Langsung ke sana?"

"Tentu saja," jawabnya, aku mengulum senyum. Akhirnya impianku terwujud juga.

Kali ini aku berjalan di belakang Pak Samuel dengan ekspresi tegang.

"Lintang!" Tiba-tiba dari arah samping Dita berjalan ke arahku dengan heboh. "Selamat ya, nanti kalau sudah lama di posisimu, promosikan juga aku naik jabatan."

"Lihat saja nanti," ucapku tak mau berjanji karena tidak tahu ke depannya akan seperti apa. Aku juga tidak bisa mengucapkan kalimat penolakan karena takut gadis itu kecewa.

"Saat kami bertiga memasuki ruang kerja baruku Dita bersikap lebih heboh lagi dan itu membuat Pak Samuel tidak suka.

"Wah Lintang tempat ini nyaman sekali, kursinya pasti tidak akan membuat sakit pinggang." Pada akhirnya Dita duduk lalu memutar kursi.

"Kamu kembali ke ruanganmu sendiri, jangan sampai atasanmu mencari!" perintah Pak Samuel membuat Dita memalingkan mukanya yang mendadak masam. Dia mencebik kesal lalu satu kata lolos dari bibirnya sebelum bangkit dan berdiri, 'Pelit.'

Aku ingin tertawa, tetapi menahan agar Dita tidak merajuk nantinya. Setelah berbincang sebentar, memberikan arahan, Pak Samuel pamit ke ruangannya sendiri. Hari pertama bekerja di jabatan baru cukup melelahkan. Aku masih harus banyak belajar agar terbiasa memegang jabatan ini. Apalagi ini menjelang akhir bulan, karyawan di divisi keuangan sangatlah sibuk dan aku sebagai atasan mereka menjadi ikutan sibuk.

Saat aku kembali ke rumah, hari sudah petang. Di depan pintu aku disambut tangisan bayi. Ada rasa iba menggerogoti hati mengingat diri ini akan meninggalkan mereka sepanjang hari. Gegas aku berjalan ke kamar mereka.

"Kenapa Mbak?" tanyaku seraya melebarkan pintu.

"Ini Lilac diare Nyonya," jawab si Mbak membuatku merasa bersalah sudah meninggalkan mereka. "Dan Lula rewel sedari pagi," lanjutnya.

Si Mbak sedang mengganti popok Lilac sehingga aku berinisiatif mengendong Lula terlebih dahulu. Di dalam gendonganku Lula langsung terdiam. Si Mbak menoleh dan menatapku tidak percaya.

"Ada apa?" tanyaku.

"Dari siang dia tidak berhenti menangis, tapi saat Nyonya menggendongnya dia malah diam. Apa itu tandanya Lula merindukan Nyonya?"

Aku tertegun lalu memandang mata bulat penuh binar dalam pangkuanku. Apakah keputusan Mas Danu sebenarnya tepat tidak mengizinkan aku bekerja? Tapi aku butuh uang dan tidak mungkin aku mengemis pada Mas Danu. Mungkin sekarang tabunganku masih ada, tetapi bagaimana nanti jika uangku sudah habis?

"Mereka hanya belum terbiasa. Yang penting semalam aku full bersama mereka," jawabku dan si Mbak hanya mengangguk.

"Setelah Lilac selesai ganti pakaian, mari kita bawa ke dokter. Sebentar, aku mau menelpon taksi online saja." Si Mbak hanya menurut.

Setelah selesai kami segera membawa keduanya ke dokter. Lula juga harus diperiksa karena mungkin ada gangguan kesehatan yang menyebabkan dia rewel. Selesai dari dokter kami langsung pulang. Hari sudah malam dan Mas Danu belum pulang juga. Apakah dia tidak pernah merindukan kedua putrinya? Dia bahkan tidak pernah menelpon sedetik pun meskipun sekedar bertanya tentang keadaan mereka.

Aku menghela napas panjang lalu meninggalkan keduanya pada si Mbak untuk mandi. Sepulang dari kantor aku belum sempat mandi hingga badanku terasa tidak nyaman.

"Belum selesai mandi aku mendengar tangisan bayi yang begitu kencang. Buru-buru aku memakai handuk kimono dan keluar dari kamar mandi. "Kenapa lagi Mbak?"

"Nggak tahu Nyonya, Ini Lula nangis lagi, tidak mau diam." Si Mbak menyeka keringat di pelipis Sepertinya dia juga belum sempat mandi. Entah apa yang terjadi pada anak ini padahal kata dokter baik-baik saja.

"Biarlah aku yang menggendong." Aku meraih bayi itu dan menimang-nimang. "Lilac sudah tidur?" Aku menatap pada bayi yang mendengkur halus dalam keranjang.

"Iya Nyonya, sepertinya dia sudah lebih baik."

"Syukurlah, kalau begitu kamu mandi dulu lalu makan. Bik Mirna datang, kan sore ini?"

"Iya, Nyonya."

"Pergilah sebelum Lilac juga terbangun." Si Mbak bergegas keluar. Seperti tadi sore, Lula kembali anteng dalam gendonganku. Sayangnya dia hanya tidur dalam gendongan dan akan kembali menangis ketika ditidurkan di tempatnya.

"Biar saya yang gendong Nyonya. Nyonya Lintang harus makan malam dulu." Si Mbak mengambil alih, tetapi baru saja berada dalam pangkuannya bayi itu kembali menangis.

"Duh Non, kasihan mama belum makan. Nona diam dulu ya!" Si Mbak membujuk seolah Lula sudah mengerti perkataannya. Namun, tetap saja bayi itu tidak mau diam.

"Bagaimana ini, Nyonya?"

"Jangan dipikirkan, kamu jaga Lilac saja." Aku pergi ke dapur. Makan berdiri seraya menggendong bayi. Rasanya tidak nyaman makan dalam posisi begini, tetapi tidak masalah yang penting bisa kenyang.

Hal yang tidak aku inginkan terjadi, aku harus mengendong Lula sepanjang malam, bahkan ketika mengantuk, aku tidur dalam posisi duduk dengan bayi itu terus dalam gendongan.

Esok hari kepalaku kembali sakit. Namun, aku tidak berani tidak masuk kerja karena baru kemarin aku bekerja kembali. Aku melihat kedua keponakanku yang sudah lebih baik dari semalam. Hatiku merasa tenang.

"Saya berangkat ya Mbak, kalau ada apa-apa telepon aku!"

"Baik Nyonya."

Aku pergi ke kantor dengan taksi, meskipun tubuh tidak begitu sehat tetapi aku harus bertanggung jawab dengan pekerjaanku. Untungnya aku bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

"Aduh." Aku menekan kepalaku yang semakin sakit. Tubuh rasanya akan limbung dan mata berkunang-kunang.

"Belum dapat taksi? Ayo aku antar saja," ucap seorang pria. Dari suaranya aku dapat menebak itu adalah Pak Samuel. Namun, saat aku menatap, wajahnya berbayang.

"Ayo Lintang! Sepertinya kamu tidak enak badan." Pria itu turun dari mobil, tanganku serasa dipegang dan aku menggenggam dengan kuat karena tubuhku hendak roboh.

Namun, baru saja Pak Samuel menuntunku ke dalam mobil, tiba-tiba ada yang menarik tanganku dengan kuat. Aku hampir terjatuh kalau tidak saja pria itu segera menangkapnya.

"Bagus ya, aku bekerja kamu gentayangan di luaran." Aku mendongak dan menatap wajah pria di atasku. Apa dia pikir aku ini hantu? Mas Danu menatapku tajam.

"Mas Danu," ucapku lirih.

"Siapa yang menyuruhmu keluyuran?" tanyanya lalu aku tidak bisa melihat apa-apa lagi. Pandanganku langsung menggelap.

"Mas Danu ...."

"Lintang!"

Lalu aku tidak mendengar apa-apa lagi. Mata dan telingaku seolah tidak berfungsi. Aku pingsan.

1
Lya Harahap
menarik
Imamah Nur: Makasih banyak
total 1 replies
Rahma Inayah
lanjut thor moga bs up lg penasran
Imamah Nur: Sudah tapi masih direview
total 1 replies
Siti Koyah
kaya nya si libraa deh biang keladi nya
Siti Ariani
othor minta tolong up nya rada banyakan dong biar terobati rasa penasaranku, makin kesini makin ricuh aja hubungan mereka bingung mau ngomong apa 🤔
Rahma Inayah
jgn lama2 dong semoga segera terungkp keslah fahaman ni..daj pengen liat danu bucin sama lintang dan jg gmn nnt posesif nya pas tau klu nnt mp nya ternyata lintang mash virzin ...dan bkn yg danu kira selmaini klu lintang wanita murahan
Siti Ariani
ya Allah kesel banget sama tokoh utama cowoknya pengen ku ulek rasanya 😡
Imamah Nur: Ulek aja Kak, aku mendukungmu.🤣
total 1 replies
Siti Koyah
klo udh tau rasa lapis legit nya dia gk bkln bilang ini trik untuk menggoda pria lain..
Imamah Nur: Mungkin😁
total 1 replies
Rahma Inayah
terlaluan danu mengerjai lintang becanda boleh tp ni sungguh terlalu dmn lintas spot jantung dan bwk2 polisi buat cr kembar nyata nya mrk gk knp2 sehat walafiat
Imamah Nur: Memang menyebalkan dia.🙈
total 1 replies
Rahma Inayah
masa satpam gk tau ada org asing menyusup masuk rumh...apa mkn ada kerja sma org dlm yg menculik sang baby
Siti Koyah
semoga lekas sembuh kk
Imamah Nur: Aamiin, makasih
total 1 replies
Rahma Inayah
lnjut thor
Rahma Inayah
kpn akur nya sllu slah fahan
Rahma Inayah
makn penasran dgn ceritanya lnjutkn
Siti Koyah
masih teka teki tapi kasihan dengan lintang
Rahma Inayah
lintang pulg bkn di tny baik2 dr mb langs main tuduh yg menyakitkan sampai ke hati ..hrs nyq cek tu hp jgn cuma main salhim org ...pasti byk tlp masuk dr lintang ..suami egois .dia malh senang2 sm sekertaris nya entah apa yg dilakukan danu br pulg malm2 pdhl kaki nya sakit..lnjut mkn seru
Siti Ariani
libra mungkin maksudnya o
Imamah Nur: Maaf, typo.
total 1 replies
Siti Koyah
nyesek apalagi kalo d kasih dobel up tambah sedih
Rahma Inayah
duh...nyesek banget ...ya..lintang sdh senang serasa terbang yg tinggi sampai.ke langit ke 7 tiba2 jatuh..ke bawh yg paling dasr...apa gk sakit tu
Rahma Inayah
yg ada nnt bkn nyelametin lula malh lintang dan danu saling berpelukan 🤭🤭 lgian danu gk mkr klu drumh gk ada art
Siti Koyah
semangat KK up nya. apalagi d kasih dobel up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!