Perjuangan seorang pemuda yang bernama Barata untuk balas dendam karena di hina oleh tunangannya.Dia dianggap tidak cocok oleh tunangannya yang merupakan murida dari salah satu perguruan terkenal.Karena bercita-cita ingin menjadi kuat dan tidak mau di remehkan ia pun mencoba mendaftarkan diri ke suatu perguruan.Namun di tengah jalan tanpa dia sadari tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menabrak dirinya hingga membuatnya pingsan.Hal itulah yang membuat dirinya terlambat untuk mendaftar sebagai murid baru.
Secara pelan tapi pasti Barata terus berlatih dan melangkah dari titik lemah sampai menuju ke titik yang paling kuat.Dia pun akhirnya menemukan sebuah perguruan yang mau menerima dirinya dan menjadi murid utama di sana.
Setelah berlatih beberapa bulan akhirnya ia pun oleh gurunya diikutsertakan dalam sebuah pertandingan yang mana di sana ia bertemu dengan tunangannya yang juga ikut dalam pertandingan itu.Bagaimana cerita selanjutnya ikuti saja dalam sang penerus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terus berlatih
Di dalam kerajaan Majang ayah Sungsang yang bernama Bagaswara adalah jendral besar yang membawahi seluruh pasukan di kerajaan itu baik pasukan berkuda maupun tidak.
Bagaswara selain sakti mandraguna dia juga terkenal sangat tegas dalam bertindak dan juga setia pada kerajaan,hal itulah yang membuat sang raja senang kepadanya.
"Sungsang kau tidak boleh bersantai selama turnamen bela diri belum usai, ingat ayah mu akan melihat mu secara langsung dalam pertandingan nanti, aku tidak ingin ayah mu kecewa melihat penampilan mu nanti."Ucap Wisangkara.
"Aku tahu guru,demi membanggakan ayah dan perguruan ini aku tidak akan berhenti berlatih sampai hari turnamen itu tiba."Ucap Sungsang dengan penuh kesungguhan.
"Bagus, Wikramadana ingat kau harus melatih Sungsang dengan baik karena berhasilnya sungsang dalam turnamen nanti ada di tangan mu."Ucap Wisangkara.
"Guru besar tidak perlu khawatir akan aku ajarkan semua pelajaran di perguruan ini pada Sungsang sampai sungsang benar benar menguasainya."Ucap Wikramadana.
"Kalau begitu, Silahkan kalau kalian berdua mau melanjutkan latihan karena aku ada keperluan lain."Ucap Wisangkara.
"Baik guru,kami berdua berencana akan pergi ke gunung angker untuk berlatih di sana."Ucap Wikramadana.Seraya memberikan hormat dan pergi dari situ.
Wisangkara mengangguk sambil menatap kepergian kedua muridnya itu dan berkata.
"aku percaya semua masalah di gunung angker nanti dapat kau atasi Wikramadana."
Wikramadana dan Sungsang melesat kearah selatan dengan melewati hutan dan jurang jurang terjal, kemudian menaiki lereng yang cukup tinggi.
Sungsang yang sudah berada di tingkat pendekar kelas menengah tahap awal tidak mengalami kesulitan melewati jalan yang terbilang sulit itu.Ia sungguh cekatan mampu mengimbangi pergerakan gurunya, hingga membuat Wikramadana memujinya secara diam diam.
Sungsang dan Wikramadana bagai seekor tupai melewati lereng pegunungan itu, mereka berdua terlihat begitu lincah dan gesit hingga tanpa terasa mereka sampai di puncak gunung Angker.
Gunung Angker adalah gunung yang terletak di sebelah selatan perguruan naga hitam.Di namakan gunung angker karena gunung itu menyimpan suatu misteri yang selama ini belum terpecahkan.
Disana kerapkali terjadi suatu keanehan yang ganjil, mulai dari suara orang menangis, suara orang tertawa terbahak bahak dan bunyi ledakan yang tidak tahu apa penyebabnya.
Wikramadana yang sudah tahu keadaan di sana tidak terlalu menghiraukan semua itu,ia sudah siap jika ada sesuatu yang berani menganggu latihan muridnya itu.
"Bagaimana Sungsang apakah kau merasa kelelahan setelah menaiki gunung ini."Tanya Wikramadana.Seraya mengambil air minum dari balik pinggangnya.
"Benar guru,nafas ku mau putus mengimbangi kecepatan guru tadi."Ucap Sungsang.
"Ini ambillah,kita beristirahat sejenak sebelum mulai latihan."Ucap Wikramadana.Seraya memberikan air minum kepada Sungsang.
"Terima kasih guru."Ucap Sungsang.
Wikramadana kemudian duduk sambil menatap kearah pemandangan di sekitar gunung itu kemudian berkata.
"Kita di sini mungkin akan lama sungsang yah.. mungkin sampai dua bulan atau tiga bulan ke depan."
Sungsang yang penasaran kepada gurunya kemudian bertanya.
"Apakah harus selama itu guru."
"Ya karena aku ingin kau matang dalam latihan mu, ingat Sungsang kalah dan menangnya kau nanti dalam turnamen akulah orang yang pertama jadi sorotan oleh guru besar"Ujar Wikramadana.
Sungsang menjadi tahu kalau beban di pundak gurunya saat ini sangat besar jika dibandingkan dirinya yang akan menjadi wakil dari perguruan naga hitam.Sungsang yakin kalau gurunya saat ini tertekan karena guru besar menginginkan kemenangan dalam turnamen nanti dan di tambah dengan kedatangan ayahnya.Sudah pasti beban yang di pukul gurunya itu sangat berat.
"Sungsang bagaimana kalau kita mulai berlatih."Tanya gurunya.
"Baik guru ."Ucap Sungsang kemudian berdiri.
Wikramadana kemudian mengarahkan tangannya pada batu batu besar yang ada di situ.Batu batu itu kemudian melayang mengarah kepada dirinya dan jatuh dalam posisi berdiri dengan membentuk lingkaran.
"Sungsang jurus pertama yang akan aku ajarkan pada mu adalah pukulan seribu kehancuran, perhatian gerakan ku baik baik."Ucap Wikramadana.
"Baik guru."Ucap Sungsang.
Wikramadana kemudian berdiri tegak dengan kedua kaki di lebarkan setengah lengan.Setelah itu mengangkat tangan tinggi tinggi ke udara sambil mengerahkan kekuatannya.Tangan Wikramadana kemudian terlihat memancarkan sinar kemerahan membuat udara disekitar tempat itu menjadi agak panas.
Wikramadana kemudian menarik satu kakinya ke belakang dan wuuuus... slaaaap.... duuuuuaaaarr....... sebuah batu sebesar dua gajah langsung hancur berkeping-keping.
Sungsang terbelalak melihat kedahsyatan pukulan tadi,batu sebesar itu saja bisa hancur bagaimana dengan tubuh manusia jika terkena pukulan itu.Sungsang bergidik ngeri membayangkan hal itu.
"Apakah kau sudah paham Sungsang dengan langkah jurus ini."Tanya Wikramadana.
"Su... sudah guru."Ucap Sungsang.Dengan terbata bata.
"Kalau begitu semedilah di dalam batu yang berbentuk lingkaran itu selama tujuh hari tujuh malam sambil menghafalkan tulisan yang ada di gulungan ini.Setelah tujuh hari kau boleh keluar dengan cara menghancurkan batu yang mengurung mu itu."Ucap Wikramadana.
"Baik guru."Ucap Sungsang kemudian melompat ke udara dan masuk ke dalam batu yang membentuk lingkaran buatan gurunya tadi.
"Ingat Sungsang kau tidak boleh tertidur atau terbangun dalam semedi mu sebelum tujuh hari, karena jika itu terjadi kau akan gagal menguasai jurus ini."Ucap gurunya.
Sungsang segera bersemedi di dalam batu yang membentuk lingkaran itu sambil menghafalkan tulisan yang ada di dalam gulungan.
Wikramadana yang mengetahui tempat mereka itu angker,segera membuat pagar pelindung yang tidak kasat mata untuk melindungi Sungsang dari gangguan mahkluk lain yang tidak terlihat.
Setelah selesai membuat pagar pelindung Wikramadana segera bersemedi sambil berjaga-jaga.
Di tempat lain
Barata terlihat sedang berlatih menggunakan senjatanya yang berbentuk bulan sabit itu.Ia melemparkan senjatanya itu kearah pohon yang ada di depannya.
Wuuuus......!!! craaaash. Pisau berbentuk bulan sabit itu hanya menancap tipis pada batang pohon itu.
Huuuuuuf.... Barata menghela nafas kecewa melihat hasil lemparannya tidak sekuat gurunya.Padahal ia sudah meniru gerakan yang di praktekkan gurunya pada waktu itu tapi tetap saja tidak berhasil.
"Sialan senjata macam apa sebenarnya ini kenapa aku sama sekali tidak bisa menggunakannya."Gerutu Barata.Sambil melangkah menghampiri senjatanya yang tertancap pada pohon.
Barata kemudian mencoba lagi dan lagi sampai ratusan kali ia berlatih melemparkan senjata itu tapi hasilnya tetap sama.
"Aaaaaaaaakhh."Teriak Barata begitu kesal.Kemudian menjatuhkan tubuhnya dengan terlentang.
"Barata coba kau perhatikan baik-baik benda itu."Ucap Naga Welang .Begitu melihat Barata putus asa.
"Memangnya ada apa dengan senjata ini Naga Welang ."Ucap Barata.Dengan perasaan kesal.
"Lakukan saja dan jangan banyak tanya."Ucap naga Welang.
"Kau itu selalu saja begitu jika aku bertanya."Ucap Barata dengan nada kesal.
Barata segera menuruti perintah dari Naga Welang tadi.Kemudian memperhatikan dengan seksama senjatanya itu dengan membolak-baliknya.Tapi dia tidak menemukan apa apa.
"Tidak ada yang aneh naga Welang pada benda ini kurasa biasa biasa saja."Ucap Barata.
"Kalau begitu coba kau teteskan darah mu ke atas benda itu untuk membuka segel yang mengunci benda itu."Ucap Naga Welang.
"Membuka segel."Gumam Barata.Kemudian menggoreskan ujung jarinya dengan pisau bulan sabit itu.
Setelah darahnya keluar Barata kemudian langsung meneteskan darahnya ke atas senjata itu.Dan tiba-tiba saja benda itu langsung mengeluarkan sinar kuning.
Barata tercekat melihat keanehan yang terjadi didepan matanya itu.
Kemudian dari sinar itu muncul sebuah tulisan tulisan yang berterbangan di hadapannya.
Barata tambah tercekat melihat kejadian itu tanpa sadar ia mulai membacanya.Tapi Barata tidak tahu apa kegunaan kata kata dari tulisan itu.
"Apa maksud dari tulisan ini Naga Welang."Tanya Barata.
Naga Welang menggelengkan kepalanya melihat kebodohan Barata yang terlalu berlebihan itu.
"Itu adalah mantra dan juga jurus untuk menggunakan pisau bulan sabit itu Barata, cepat kau serap dalam pikiran dan jiwa mu."Ucap naga Welang.
"Rupanya begitu, baiklah."Ucap Barata kemudian duduk bersemedi dan berkonsentrasi.Tulisan berbentuk cahaya yang berterbangan itu kemudian pelan pelan masuk kedalam kepala Barata.Didalam lautan kesadarannya Barata melihat cara dan teknik dalam menggunakan senjata itu.Ia mengamati serta memahaminya hingga akhirnya ia pun menjadi mengerti.Tidak lama kemudian Barata pun membuka matanya.
Barata kemudian menggerakkan jarinya kearah pisau bulan sabit yang tergeletak di depannya, seketika itu pisau bulan sabit pun meluncur kearahnya.
"Akhirnya aku bisa mengendalikan benda."Ucap Barata dengan perasaan senang.
Barata segera melemparkan pisau itu ke atas weeees...!! pisau bulan sabit itu meluncur tinggi ke atas dan berputar putar di udara.
Barata kemudian menggerakkan jarinya kearah pisau bulan sabit itu dan pisau tersebut langsung kembali ke tangannya.
Barata mengangguk angguk karena sudah bisa menguasai senjata itu.
"Sekarang akan aku coba pada pohon pohon di sana untuk mengetahui kekuatan lemparan ku."Ucap Barata.
"Jurus pisau terbang membelah malam hiaaattt... "Weeees...!!pisau itu berputar cepat seperti angin topan yang menerpa pepohonan.Dalam satu tarikan nafas lima pohon langsung roboh ke tanah sedangkan pisau itu sudah kembali ke tangan Barata.
"Bagus Barata, akhirnya kau dapat menguasai benda pusaka itu,tapi kau masih harus melatihnya Barata supaya kemampuannya bertambah dahsyat."Ucap naga Welang.
"Kau benar naga Welang secepatnya aku harus meningkatkan tenaga dalam ku supaya hasil lemparan ku semakin kuat."Ucap Barata.
"Barata apa kau masih ingat dengan benda hitam dari lembah cadar waktu itu."Tanya naga Welang.
"Memangnya ada apa dengan benda hitam itu Naga Welang."Tanya
"Sekarang semedilah kau akan terkejut begitu melihatnya."Ucap naga Welang.
Tanpa pikir panjang lagi Barata segera bersemedi untuk melihat isi benda hitam yang pernah jadi rebutan di lembah cadar waktu itu.
kenapa d jadikan film layar lebar sieh?
pasti banyak yg akan nonton film ini