Ini novel keduaku, sekuel dari aku bukan pembawa sial
Gilang, seorang pemuda masih duduk di bangku SMA menyukai seorang janda beranak tiga.
Ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Pertama kali mereka bertemu iwaktu yang tidak tepat.
Mampukah Gilang, meluluhkan hati seorang janda yang baru berpisah dengan suaminya? Mampukah ia meluluhkan tiga orang satpam janda itu??
Ataukah Gilang akan mundur??
Inilah kisahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Andi Prajaditya
''Andi !''
Deg!
Ia berhenti melangkah dan berbalik menatap Gilang, yang juga menatap dirinya.
'' Siapkan surat pengunduran dirimu !!''
Matii aku !!
Andi terkejut, wajahnya pias ia merasa seperti sedang dihukum sekarang ini.
''Ma-maafkan sa-saya bo-bos... jangan pecat sa-saya boss.. saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.. saya mohon boss...'' pintanya memelas kepada Gilang.
Gilang berbalik badan meninggalkan Andi.
Tak ada yang tau jika Gilang memiliki usaha dimana mana. Selama ini ia menutupnya dari semua orang seperti teman temannya, bahkan sahabatnya pun tak tau tentang itu apalagi kedua orang tua nya.
Ia sangat lihai dalam menyembunyikan identitas diri nya. Seperti sekarang ia sengaja memesan barang barang itu dari asistennya Andi Prajaditya.
Andi Prajaditya adalah asisten terbaik Gilang. Sama halnya dengan Gilang ia juga belum menikah, mereka sama sama masih SMA.
Andi bekerja pada Gilang hampir dua tahun lamanya. Dialah yang selama ini selalu melaporkan setiap sesuatu yang terjadi pada tokonya.
Andi sangat pintar dalam hal berdagang, itu terbukti ketika baru pertama kali Gilang membuka tokonya bisa langsung laris berkat Andi.
Entah apa yang dibuat oleh pemuda itu hingga toko yang baru pertama kali dibuka terkenal dikalangan masyarakat.
Sedikit cerita tentang Andi.
Saat itu Gilang bertemu Andi dalam keadaan babak belur, wajah dan kakinya terluka parah.
Muka bonyok dan lebam sedang kaki kanan patah.
Andi ditemukan di trotoar, ia ditemukan dalam keadaan tak berdaya masih memakai seragam sekolahnya.
Pada saat itu kebetulan Gilang dan kawan-kawan sedang melewati jalan dimana Andi tergeletak.
Dari jauh Gilang sudah tau disana sedang ada perkelahian tapi itu tak menyurutkan langkah untuk mengendarai motornya kesana.
Mata Gilang menyipit melihat seorang pemuda memakai seragam abu-abu dikeroyok hingga babak belur.
Para pemuda brandal itu mengeroyok pemuda berseragam abu abu sama seperti nya. Pemuda itu ditendang , disepak hingga tersungkur ketanah yang lebih parah setelah terkapar sengaja mereka mematahkan kakinya hingga si empu menjerit kesakitan.
Gilang adalah saksi pengeroyokan itu. Sebelum mendekat kesana, Gilang masih sempat-sempatnya memvideokan kejadian tersebut.
Jika suatu saat pemuda itu melapor ke polisi ia sudah memiliki buktinya. Gilang sengaja berdiri ditempat yang gelap agar bisa merekam semua perlakuan anak jalanan kepada pemuda itu.
Hingga Gilang sudah tidak tahan lebih lama lagi melihat ketidakadilan itu. Ia memberanikan diri keluar dari persembunyiannya.
Gilang melajukan motornya kearah mereka. Para berandalan itu melihat ada sebuah sepeda motor yang mendekati tempat mereka, para berandalan itu ingin kabur tapi terlambat.
Gilang dan cs lebih dulu sampai disana. Jumlah mereka tidak sebanding dengan berandalan itu.
Gilang menangkap mereka satu persatu dengan dibantu oleh kawan kawannya. Sempat terjadi perkelahian tapi bisa diatasi dengan baik oleh Gilang.
Jangan salahkan Gilang jika mereka babak belur, karena Gilang pemegang sabuk hitam taekwondo dari SD hingga ia SMP.
Melihat sosok pemuda terkapar tak berdaya ia menolong nya dan membawa kerumah sakit.
Andi terlahir dari keluarga kurang mampu. Ia hanya seorang anak petani sayur, sedang ibunya buruh cuci disetiap rumah tetangga.
Andi memiliki adik yang masih kecil-kecil. Ia memiliki dua saudara perempuan, sedangkan dirinya adalah anak tertua.
Untuk memenuhi keuangan mereka, Andi sehari hari bekerja sebagai buruh dipabrik roti.
Bekerja paruh waktu dengan upah yang sedikit membuat Andi merasa tidak bisa membantu kedua orangtuanya.
Uang gaji dari pekerjaannya hanya cukup untuk membayar uang SPP disekolahnya belum lagi uang buku dan juga yang lainnya ketika ujian praktek.
Andi merasa tidak bisa membantu kedua orangtuanya, hingga ia berniat beralih profesi menjadi seorang pekerja sablon kaos.
Dari sana ia lumayan mendapatkan uang. Ia berjualan pindah pindah tempat hingga ia berhenti di suatu tempat yang menurut nya strategis untuk jualan.
Tapi naas bukan uang yang Andi dapatkan malah nyawanya yang jadi taruhan.
Beruntungnya saat itu Gilang menolongnya. Jika tidak, mungkin saat ini ia hanya tinggal nama.
Gilang adalah penyelamat hidupnya maka dari itu ia ingin membalas kebaikan Gilang dengan cara apapun.
Kebetulan pada saat itu ada seorang bapak bapak yang mau menjual tokonya ditengah kota, karena bapak itu sangat membutuhkan uang untuk pulang kampung dan membuka usaha disana.
Andi yang mendengar kabar itu dari teman teman sekolahnya langsung saja membujuk Gilang agar mau membeli toko itu.
Karena ia tahu letak toko itu sangat strategis. Jika Gilang membuka usaha pasti akan laku keras.
Dan benar saja seperti perkiraan Andi. Toko Gilang laku keras banyak sekali peminatnya. Barang berkualitas tinggi tapi terjangkau di dompet membuat pembeli ramai ramai membeli di toko Gilang.
Entah darimana Gilang mendapatkan modal usaha itu, yang jelas Andi sangat bersyukur jika Gilang menyetujui usulannya untuk membuka usaha disana.
Dan lebih bersyukur lagi, Andi diangkat menjadi asisten Gilang sementara Gilang tidak bisa ke toko nya.
Andi begitu menghormati Gilang. Bagaimana tidak, ketika Andi dalam masa sulit Gilanglah yang menolongnya.
Mulai dari dirinya yang tertimpa musibah, bayar biaya rumah sakit dan juga biaya sekolah adik adiknya Gilanglah yang melunasinya.
Andi berhutang Budi pada Gilang sampai kapanpun ia takkan pernah meninggalkan Gilang.
Hingga pada hari ini ia sangat terkejut mendengar Gilang meminta nya mengundurkan diri. Andi merasa dirinya gagal menjadi asisten yang baik untuk Gilang.
Lama ia termenung diluar rumah Alisa. Apa salahnya hingga Gilang tega berbuat seperti itu.
Andi masih penasaran dengan wanita tadi. Wanita yang terlihat cantik diusianya membuat hati Andi berdesir ketika menatap wanita itu.
Wanita memakai gamis hitam juga hijabnya berwarna hitam tersenyum manis kearahnya, membuat ia terpana akan kecantikan alami wanita itu. Hingga ia terkejut dengan deheman si bos.
Yang membuatnya heran, ada hubungan apa bosnya dan wanita tadi. Dan tadi anak siapa yang digendong oleh bosnya itu.
Ia masih penasaran dengan semua itu. Ia duduk melamun disana menatap hujan yang turun begitu derasnya.
Andi terkejut saat ada notifikasi masuk ke smartphone nya. Ia membuka dan membaca nya.
Bos Gilang
'Pulang !! ngapain masih disana?? Ingin tau apa yang akan kami lakukan??'
Tanpa sadar Andi menganggukkan kepalanya. Kemudian masuk lagi notifikasi di smartphone nya.
" Sungguh kamu ingin tau??"
"Benar sekali.. wanita itu adalah istriku!
"Sedangkan anak kecil tadi dia adalah putriku!!
Darimana Si bos tau jika aku penasaran dengan mereka?? gumamnya pada diri sendiri.
''Sudah jelas??''
''Mulai sekarang! Jangan menatapnya seperti itu lagi jika kamu tidak ingin dipecat!
''Haa...??''
Andi terkejut tanpa sadar mulutnya menganga lebar jika saja ada Lana disana, pastilah ia sudah habis dijahili Lana.
''Ja-ja-jadi..si-si bos sudah menikah?? Menikah saat SMA??''
Ia melongo, berulang kali ia melihat pesan dari Gilang tapi tidak berubah tetap sama.
Hingga akhirnya pesan terakhir masuk membuat Andi berlari kucari kacir tak tentu arah hampir saja menabrak pagar rumah Alisa.
''Pulang!! ... Atau aku yang akan pulang .. ??''
Andi melotot tanpa sadar ia berlari kucar kacir. Gilang yang mengintip nya dari jendela terkekeh.
Saat sudah didalam pickup, Andi bernapas lega.
''Aduhh... si bos seram amat ya ancamannya! ngeri aku..''
Andi tau ancaman Gilang bukanlah ucapan semata tapi terbukti. Ia sangat takut dengan kata pulang' karena Andi dan Gilang memiliki perjanjian jika Andi melanggar perintah Gilang maka ia akan dipulangkan kerumahnya tanpa syarat.
Begitulah Gilang jika sudah menyangkut dengan Alisa ia menjadi sigap dalam menghadapi kecoa kecoa kecil yang datang termasuk asistennya sendiri.
Huhh! Dasar Gilang ! Posesif !
💕
TBC