Andrea Meyla anak tunggal dari Anadiya dan Akbar.
Bertubuh mungil, Rambut hitam panjang sedikit bergelombang, wajah cantik, putih mulus, bersih, bermata gelap.
Dia suka tidur, membaca, ngemil, mojok di perpustakaan, dan berenang. Dia paling mahir gaya batu! hehe.
Bilang saja suka berendam tapi tidak bisa berenang.
Dia akrab dipanggil Rere gadis yang ceria, mudah bergaul dengan siapapun.
Punya hobi lain yang gak banyak orang tau, hobi memanah dan menembak.
Tinggal bersama Rita dan Daniel, mereka adalah Oma dan opanya. Namun tidak lama, Daniel meninggal dunia karena serangan jantung.
Andrea tidak pernah menggubris kedua orang tuanya yang sudah lama berpisah alias cerai.
Rere sangat menginginkan sebuah keluarga lengkap nan bahagia sudah sirna sejak dia duduk dibangku menengah pertama. Gadis itu tidak pernah ikut campur urusan rumah tangga ayah dan bundanya lagi setelah berpisah.
Meskipun tidak ada KDRT, tak ada pedang hanya bermodalkan mulut perang pun jadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ladysti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sandwich
...🌼 putih abu-abu 🌼...
Sampai disekolah, semua mata tertuju padanya mobil mewah milik Bram yang bikin rusuh para cewek disana, cowok -cowok juga merasa iri melihatnya.
"Bye bye rere, gue tunggu hasil ulangan lo hari ini" ucap Bram sedikit berteriak.
Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan.
"Dianter siapa lo, keren banget mobilnya" ucap Fani kepo.
"mobilnya apa orangnya??" ucap Rere
Fani melotot kearah Rere,
"oke, sabar buk.. Sabar.."
"Temen Abang sepupu gue, semalam nginep dirumah, karena kita abis main dipasar malam dan pulang terlalu larut" terang Rere.
"Semalam kita juga kerumah lo, mau ajak kesana, tapi kata satpam lo pergi, dan anehnya. Kok kita ga ketemu sih gue sama yang lain juga ada disana. gue juga nelpon in lo berkali-kali tapi nomer lo ga aktif" cerocos Fani
"Huuufft " Andrea menghela nafas panjang.
"Ponsel gue tertinggal dimobil kak Bram deh. Semalam lowbat, sorry ya"ucap Rere pada sahabatnya.
"Gue ketemu model dimajalah yang suka lo kepoin fesyennya itu" imbuh Rere lagi.
"Hah? Monalisa maksud lo" sahut Fani tak percaya.
"Iya, dia ada pemotretan disana rame banget masa lo ga tau, dan yang paling mengejutkan adalah dia tunangan kak Dani" jelas Rere.
Fani melongo, "serius??"
"Iya serius, ntar kalo dia ada waktu luang kita ketemu, gimana??" Rere meyakinkan Fani agar dia percaya.
"Bagus, gue tunggu kabar dari lo" sahut Fani antusias.
"Sejak kapan lo punya sepupu?"
"Secara orang tua elo sama-sama anak tunggal"
Fani terus mengintrogasi Andrea.
"Dari Oma"
"Banyak banget, gue ga terlalu faham dan ga terlalu dekat juga, tapi mereka semua baik"
"Oh pantesan, trus kabar Oma elo gimana?" Tanya fani
"Belum stabil juga, padahal operasi oma berjalan dengan lancar" Rere mulai sendu,
"Sorry, gue ga maksud Buat lo sedih " ucap Fani sembari memeluknya dari samping,
....
Bayu yang mendengar dari pertama pun sedikit mengerti kenapa semalam dia ga ada dirumah.
Hari ini dia tidak banyak bicara seperti biasa Karena bete selama dua hari tidak melihat wajah Rere, setelah dia masuk dan tak menghiraukan dirinya. Pria itu semakin galau.
Bayu, mencoba jahil pada gadis yang baru saja membuat hatinya menari-nari dengan mencolek pinggangnya.
"Apaan sih lo, tidur an aja sana jangan ganggu gue" Rere kesal Bayu selalu usil padanya, bukannya dapat perhatian malah kena omel.
"Sstt!"
"Ulangan udah dimulai, nanti aja ganggu Andrea" ucap Fani.
Semua mengerjakan tugas masing-masing dengan fokus..
Rere tidak ingin kekantin hari ini karena membawa bekal, tadi pagi gadis itu membuatnya terlalu banyak.
Belum juga ditawari temen-temen sekelas Rere berebut bekal buatannya. Untung banyak dia pernah gak kebagian bekalnya sendiri. Ntah doyan apa rakus mereka sangat menikmati.
"Sandwich buatan lo ga pernah berubah enak banget kayak buatan mama, meskipun beberapa kali ikut makan" puji bayu.
"Gue setuju, enak banget" sahut Ellen.
"Makasih guys pujiannya" ucap Rere.
Andrea senang masakannya disukai semua.
Andrea juga menceritakan tentang semalam,.
Jam sekolah telah usai, rere juga sudah tidak pernah berurusan dengan Andre lagi.
Membuat keduanya sedih dan senang bersaman. Sedih karena jarang bertatap muka disekolah dan senang karena nilainya meningkat.
"Lo pulang bareng gue?" ajak Andra.
kesempatan emas buat Rere yang menginginkan Andra menawarinya tumpangan. Tapi hari itu ga bisa.
"Sorry, gue ada yang jemput tapi belum Dateng" dia terpaksa menolak.
"Oh gitu, ya udah. Nih undangan buat besok"Andra memberikan undangan untuk baksos.
"Oke. Thanks ya"
Andra tersenyum dan mengacak rambutnya hingga berantakan ntah gemas atau apa dia jadi lebih sering mengganggu juga, kemudian berlari meninggalkan Rere dikoridor.
"Duh, dasar cowok itu!" Rere kesal rambutnya jadi berantakan.
Rere berjalan sendirian, karena semua temannya sudah pulang.
Bersambung