Myro Veniar yang merupakan pangeran ke 3 dari Kerajaan Veniar, tanpa dukungan dan perhatian dari orang-orang, dikirim ke wilayah utara untuk melawan pemberontakan besar di utara hanya dengan ratusan pasukan.
Jika ia menolak perintah sang raja, Myro akan dianggap sebagai pemberontakan lalu diturunkan sebagai pangeran atau bahkan dieksekusi mati. Tapi, pergi ke utara untuk melawan pemberontakan besar tanpa dukungan sama seperti pergi menuju kematian juga.
Bagaimana cara Myro mengatasi pilihan di antara hidup dan mati ini? Apakah dia mampu bertahan di tengah sengitnya persaingan kekuasaan antara pangeran serta menjadi pangeran yang berhasil menjadi raja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ark Vest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29 : TINDAKAN BERIKUTNYA
Tusen menarik nafas sebentar sebelum lanjut menjelaskan "Di ruangan ini ada sekitar tiga puluh orang yang mana sekitar dua puluh orang merupakan calon ahli strategi sedangkan sepuluh lainnya mempunyai bakat sihir. Mengingat Lune membawa lima penyihir bersamanya dari ibukota, selama sepuluh penyihir yang kita latih berhasil, kita akan mempunyai lima belas penyihir. Memang masih jauh dari penyihir kerajaan besar seperti Kerajaan Veniar yang mempunyai puluhan ribu penyihir, tapi setidaknya sudah cukup bagi kelompok kecil seperti kita, apalagi kita mempunyai Lune yang dianggap setara dengan penyihir tingkat tinggi".
Lune tentunya melihat kedatangan Myro, dia sedikit membungkuk hormat kepada Myro lalu melanjutkan kegiatan mengajarnya. Myro datang kesini bertujuan melihat perkembangan dari pelatihan pasukan serta melakukan inspeksi, karena alasan tersebut tidak perlu repot-repot menyambutnya.
Senyuman puas akhirnya muncul di wajah Myro, semuanya berjalan sesuai rencana. Untungnya mereka tidak menemui hambatan apapun sepanjang jalan, setidaknya di benteng para bandit ini memang membuat mereka tak diganggu oleh pihak-pihak lain. Memang ada beberapa bangsawan atau pejabat yang datang maupun mengirim utusan mereka supaya memberi hadiah kepada Myro, namun mereka tidak berani terlalu lama tinggal disini dan memberikan gangguan apapun kepada Myro.
"Semuanya sesuai dari apa yang kita rencanakan sebulan yang lalu, bahkan beberapa hal berjalan lebih baik daripada dugaan! Contohnya kedatangan Alexandria yang tiba-tiba memberi kita bantuan yang menyebabkan pasukan menjadi lebih cepat dilatih, terutama pasukan perisai. Aku rasa sekarang sudah waktunya, membuat serangan besar yang akan mengejutkan seluruh kerajaan!", kata Myro tegas "Tusen, beritahu semua petinggi agar berkumpul di aula utama markas yang berada di atas gunung nanti malam, kita akan membahas tindakan kita selanjutnya".
"Dimengerti, tuanku!", jawab Tusen hormat.
...----------------...
Pada malam hari, aula yang dulunya dipakai para pemimpin Bandit Darah Emas sebagai tempat pertemuan kini digunakan oleh Myro.
Dia duduk di posisi utama sedangkan Lune, Tusen, Torpan, Ares dan Alexandria duduk di sekitar meja.
Karena meja batu sebelumnya dirusak oleh Torpan saat pertemuan bersama para bandit, Myro harus mengerahkan beberapa bawahannya untuk membuat meja batu yang baru. Meskipun tidak sebesar meja batu sebelumnya, yang penting cukup bagi mereka semua duduk di sekitarnya.
Myro berdiri dari kursinya menatap ke arah semua orang "Aku berterima kasih kepada kalian semua yang telah bekerja keras selama satu bulan belakangan! Kita berhasil mencapai target lebih daripada tujuan awal kita bulan lalu, hal tersebut terjadi akibat kerja keras semua orang serta bantuan Alexandria yang tak terduga, sekali lagi aku mengucapkan terima kasih".
"Kenapa bersikap begitu formal, tuan?", kata Torpan bersandar rileks di kursinya "Kami semua setia kepada anda, pasukan anda adalah pasukan kami juga! Selain itu, tujuan anda merupakan tujuan kami, oleh karena itu anda tidak perlu berterima kasih".
Alexandria ikut mengangguk "Apa yang dikatakan pemimpin Torpan benar, saya bersedia melayani anda sebab Tuan Myro adalah orang yang menganggumkan! Aku yakin anda akan melakukan pencapaian besar di masa depan. Sebagai punggawa anda, sudah seharusnya saya membantu!".
Sebenarnya Alexandria sudah tertarik kepada Myro sejak mendengar namanya dan dia akan datang ke utara, tapi ia masih sedikit ragu akibat nama keluarga Myro yang berubah. Tetapi setelah mencari tahu lebih lanjut, dia menemukan nama-nama para pengikut Myro yang begitu familiar, terutama Ares yang dulu pun menjadi atasannya. Karena alasan tersebut, dia yakin terhadap identitas Myro yang membuat dia memutuskan mengikutinya.
Myro tersenyum terhadap jawaban ramah semua orang, lalu dia mengarahkan pandangannya menuju peta yang ada di tengah meja. Peta tersebut bukan peta Kerajaan Veniar melainkan peta wilayah utara bersama Kerajaan Rock. Meskipun petanya belum tentu akurat sebab ada kemungkinan perubahan di Kerajaan Rock selama lima tahun terakhir dan mereka tentunya akan merahasiakan peta wilayah mereka dari kerajaan musuh, namun perubahannya pasti tidak banyak mengingat lima tahun merupakan waktu yang cukup singkat.
Myro menunjuk ke arah perbatasan Kota Benteng Kronos dan Benteng Agiro "Seperti rencana awal, setelah pasukan dan persediaan siap, kita akan menyerbu Benteng Agiro! Tusen, beritahu semua informasi yang berhasil kau kumpulkan selama sebulan belakangan".
"Baik, tuanku!", kata Tusen berdiri menjelaskan kepada semua orang "Benteng Agiro dijaga oleh Jendral Tarvin, seorang veteran sejak zaman jendral perbatasan utara serta orang yang mampu memukul mundur pasukan elit Kerajaan Veniar, kemampuan dia sebagai seorang pemimpin tentunya tidak perlu dipertanyakan. Jumlah pasukan disana menurut informasi yang aku terima terdapat sekitar sepuluh ribu prajurit dimana sekitar seribunya adalah Kavaleri Batu, pasukan paling elit Kerajaan Rock!".
"Cuma seribu?", kata Torpan mengerutkan kening "Bukankah dulu disana dijaga oleh lima ribu Kavaleri Batu?".
Alexandria berpikir sejenak sebelum menjawab "Kalian semua mungkin belum tahu, sedangkan aku yang dari dulu tinggal di wilayah utara serta mendapatkan banyak informasi dari penduduk sekitar, hubungan Kerajaan Rock dan Kerajaan Barbar semakin memburuk. Beberapa perang kecil pecah berkali-kali di perbatasan mereka, alasan utamanya yaitu Kerajaan Barbar mengalami musim dingin terlama yang belum pernah terjadi. Daripada mati kelaparan, mereka memilih merampas makanan dari wilayah sekitar mereka. Menanggapi hal tersebut, banyak pasukan di Kerajaan Rock berkumpul ke perbatasan Kerajaan Barbar. Bahkan, pasukan di Benteng Agiro berkurang setengahnya, termasuk Kavaleri Batu yang ikut dikurangi sebab Kavaleri Baru merupakan pasukan paling elit mereka".
"Di seluruh Kerajaan Rock, jumlahnya hanya sekitar dua puluh ribu! Karena itu, kekuatan Kavaleri Batu benar-benar dibutuhkan melawan Kerajaan Barbar".
Myro menarik nafas terhadap penjelasan Alexandria, dia tahu bahwa sekarang menjadi waktu terbaik menyerang Kerajaan Rock dikarenakan mereka sedang melemahkan penjagaan di perbatasan mereka terhadap Kerajaan Veniar "Lune dan kalian semua, siapapun yang merasa punya rencana bagus boleh mengungkapkan rencana kalian--Tidak, aku harap kalian akan meminjamkan kecerdasan kalian, membantuku merebut Benteng Agiro".
Semua orang menatap ke arah Lune, lagipula Lune telah dianggap sebagai otak kelompok mereka oleh semua orang.
Merasakan tatapan semua orang, Lune membuka buku di tangannya "Jangan buru-buru atau kita cuma akan mengulangi kekalahan yang sama seperti Kerajaan Veniar dulu! Ada banyak hal yang perlu diperhatikan untuk merebut Benteng Agiro, kita perlu membahasnya perlahan-lahan! Hal pertama yang paling penting adalah waktu! Pertahanan di Benteng Agiro memang melemah, namun jangan lupa semua itu terjadi akibat Kerajaan Veniar berhenti menyerang. Apabila ada serangan dari Kerajaan Veniar lagi, terutama serangan yang kuat, mereka pasti akan mengirim bantuan. Karena alasan tersebut, kita harus merebut Benteng Agiro sebelum bantuan mereka tiba, sekitar satu minggu!".
Wajah semua orang menjadi serius atau suram, Kerajaan Veniar berakhir kalah setelah mencoba menyerang Benteng Agiro selama satu bulan, sedangkan waktu mereka cuma satu minggu.