Erik, seorang tenaga medis menyinggung orang berpengaruh dan hendak dihabisi! namun pada saat kritis, dia memperoleh warisan ilmu pengobatan, dan sejak saat itu Erik mempunyai kekuatan super yang bisa membawa dia kepuncak kejayaan. namun kesuksesannya terasa hampa, karena keberadaan orang tua dan kerabat kandungnya belum ditemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjadi Masalah Besar
Tentunya mereka hanya bermulut manis. sebenarnya dalam hati mereka berpikir untuk menyingkir bahkan melenyapkan Erik setelah semuanya berlalu. Terutama Ivan, selama ini dia selalu bertidak sesuka hati dan tidak perna dipaksa hingga ketahap seperti ini.
Sekarang Ivan sudah memikirkan langkah bagaimana nantinya dia akan membalas dendam kepada erik. tidak cukup hanya membunuhnya, dia bahkan ingin Erik tewas tanpa menyisakan abunya.
"Apakah Sudah selesai bicara nya?
Erik melirik semua orang, "Kalau sudah selesai, terimalah kematian kalian sekarang.
"tunggu!"
Ivan tidak menyangka, Erik berani membunuh mereka. Namun sebelum dia menyelesaikan kalimatnya nadi nya sudah dihancurkan dan dia mati lemas. Sisanya juga sama dihancurkan seperti Ivan.
Gilang ketakutan hinga dia tidak menyadari kalau celananya basah. akibat ketakutan yang amat sangat, Dia segera bersujud dan berlutut dihadapan Erik. Namun Erik sama sekali tidak berbelas kasih. awalnya Erik hanya ingin memberi Meraka pelajaran dan tidak berencana untuk membunuh. namun begitu melihat perilaku bejat dan beringas mereka, Erik akhirnya memutuskan untuk membunuh semuanya tanpa sisa. mereka hanya akan menyia-nyiakan makanan dan hidup mereka kalau tetap dibiarkan hidup.
Lebih baik mati saja.
Setelah membereskan mereka semua, Erik pun membawa Lidya yang sedang tidak sadarkan diri segera melompat keluar melewati jendela. Setelah mendarat dia pun mengangkat kepalanya memandang langit biru sambil bergumam "Mereka semua pantas mati."
Dapat membunuh dengan santai, dan tidak ada orang yang menghalanginya. Seperti inilah sosok pria sejati yang sesungguhnya.
20 menit kemudian, terdengar teriakan histeris dari Hilton park. semua yang terjadi selanjutnya tidak lagi ada hubungannya dengan Erik.
Keesokan paginya, Erik pun bangun dengan suasana hati yang baik. Namun saat dia membuka matanya yang pertama kali dilihatnya adalah sosok cantik berwajah imut nan lucu serta tubuh yang proporsional yang membuat para lelaki menelan silva nya.
Semalaman Lidya tertidur pulas akibat efek dari obat bius yang diberikan Ivan dan kawan-kawan. ketika Erik Masih menikmati pemandangan indah didepannya, bulu mata panjang dan lentik membuatnya terlihat imut dan lucu, selanjutnya dia melihat hidung yang mancung serta bibir yang tipis dan sangat menggoda hasrat erik.
Lidya memeluk Erik seperti ular yang melilit mangsanya. dia merapatkan tubuhnya ke Erik dan mengaitkan tubuh Erik dengan erat mengunakan sepasang kakinya yang panjang nan ramping. Terlebih lagi gundukan yang lembut menindih bagian lengan Erik, perasaan ini sangatlah nikmat. Sesaat kemudian Erik menyadari bahwa ada yang tidak beres.
Bukan kah kemarin gadis ini aku meletakkannya di sofa? Pikirnya. Kapan dia naik ke kasur! Bahkan bahkan dia memelukku dengan erat. Serunya dalam hati.
Apakah dia sedang menguji ketahanan ku?
Sudahlah, sebaiknya kubangunkan saja dia. kalau tidak pasti akan terjadi sesuatu yang tidak terbayangkan.
Setelah memikirkannya, Erik pun mendorong wanita yang disampingnya itu agar menjauh.
Saat Erik sibuk dengan pikirannya, Bulu mata Lidya pun bergerak dan dia perlahan-lahan membuka matanya. saat matanya terbuka, sontak dia melihat sosok wajah seorang pria dihadapannya, Lidya pun merasa kaget dan badannya menjadi kaku. Setelah beberapa saat,....
Ah,...!!!!
Lidya menarik selimut untuk menutup badannya, lalu mengambil bantal dan melemparkannya kearah Erik.
"Dasar mesum!"
"salah paham, ini hanya salah paham!"
Lidya, ini aku! Erik!
Erik berkata dengan tidak berdaya, "kemarin kamu dibius, Kalau bukan karena aku kebetulan melihat dan menyelamatkan mu, sekarang kamu mungkin tidak seperti sekarang!"
"Aku penyelamatmu! begini kah caramu memperlakukan penyelamatmu?"
Lidya tertegun sejenak, lalu akhirnya dia teringat bahwa dia dipanggil kekantor oleh wakil direktur, lalu sesaat setelah dia masuk ruangan itu dia sudah tidak mengingat kejadian selanjutnya. Dia tidak sadarkan diri lagi sejak saat itu.
Lidya akhirnya menyadari bahwa Erik memang menyelamatkannya. namun, dia tidak bisa menerima begitu saja seorang pria tidur seranjang dengannya ...
Dia itu belum menikah dan bahkan belum perna menyentuh tangan seorang pria.
Lidya berkata dengan marah, "Lantas kenapa aku tidur seranjang denganmu? Kamu pikir kamu boleh menodai tubuhku setelah menyelamatkanKu?
"Siapa yang menodai tubuhMu?" Erik berkata dengan marah. "Aku membawamu kesini karena kamu pingsan dan tidak bisa dibangunkan. Lagi pula awalnya saya membaringkan mu di sofa, tidak tau kenapa, kamu Malah naik diatas kasur, kalau aku menodai mu, apakah mungkin kamu tidak merasakan apapun? Pungkas Erik.
Saat itu juga Lidya baru menyadari bahwa seluruh tubuhnya tidak mengalami keanehan, dan pakaiannya pun masih rapi, sama sekali tidak ada tanda-tanda diperkosa atau pelecehan.
Apakah perkataan Erik memang benar? Lantas gimana dia bisa naik diatas kasur?
Oh ya! sepertinya dia memang memiliki kebiasaan berjalan saat tidur!
Mengingat akan hal itu, wajah Lidya pun memerah Karena malu. Ternyata dia salah paham terhadap Erik. Jelas-jelas Erik sudah banyak membantunya, tetapi dia Mala balik difitnah. Sungguh pria yang malang.
Lidya pun segera meminta maaf,
"Erik maaf, Saya hanya salah paham sepertinya semalam saya berjalan saat tidur!"
jadi,....."
Erik tidak ingin mempermasalahkannya lagi.
"Lupakan saja, bukan masalah besar"
Lidya pun berkata, "Erik, terimakasih sudah menyelamatkanku lagi. Gini saja, malam ini aku akan mentraktir mu makan. hari sudah siang, aku harus segera pergi kerja.
seusai berbicara Lidya pun buru-buru merapikan bajunya serta memoles sedikit wajahnya agar tidak terlihat aneh oleh teman-temannya dikantor. Dia pun tidak mau berlama-lama disana dan segera pergi dan dia tidak ingin terlambat masuk kerja.
Sebelum pergi, Erik memanggilnya dengan suara terbata bata, "Eh, kancing kan dulu"
Waja Lidya memerah, dia segera bersembunyi dikamar mandi. Ternya kancing pakaian bagian terdalamnya lepas,...
Namun, pakaian ini ada dilapis bagian terdalam gimana Erik melihatnya? Selain itu dia bisa melihat kancing, berarti dia juga bisa melihat bagian lainnya,....
Wajah Lidya bersemu merah, dia melototi Erik dengan ekspresi marah sebelum pergi.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit Lidya merasa sangat tidak tenang. Dia yakin kejadian semalam pasti dilakukan oleh wakil direktur Gilang, namun dia tidak memiliki bukti apapun untuk melaporkannya.dia juga tidak bisa menjatuhkan wakil Direktur yang memiliki kekuasaan tertinggi.
Lidya tidak tau gimana dia bisa menghadapi semua ini.
Mengundurkan dir?
Namun, sekarang dia tidak bisa kehilangan pekerjaannya.
Gimana juga keluarganya sudah tidak seperti dulu lagi. jadi dia harus berpikir matang-matang dalam mengambil keputusan.
Saat Lidya masih larut dalam kegelisahan nya, deringan bunyi pesan dari ponselnya tiba-tiba bunyi. Ada beberapa pesan WhatsApp, tapi Lidya mengabaikannya namun beberapa pesan muncul terus menerus dari grup internal rumah sakit yang biasanya sangat sepi dan kenapa tiba-tiba sangat heboh?
semua yang digrup sangat serius membahas sesuatu. Dan topik pembahasan mereka adalah tentang pembunuhan yang terjadi di Hilton park. Lima orang tewas dengan kondisi mayat yang tidak terlihat seperti dibunuh ataupun dirampok. Dan pembunuhan tersebut tidak meninggalkan jejak apapun dari pelaku.
Yang paling disoroti adalah sang wakil direktur juga termasuk salah satu dari lima orang yang tewas tersebut.
Di Lokasi kejadian ditemukan sejumlah barang seperti jarum suntik dan obat terlarang. Tubuh Lidya terasa lemas setelah membaca kabar tersebut. Sebodoh apapun dia, dia sangat jelas bisa menebak kalau kejadian tersebut pasti berkaitan dengan Erik.
Ternyata apa yang dilakukan Erik tidak sesederhana seperti yang dia ceritakan. Kok bisa dia melakukan kejahatan berat seperti ini demi dirinya. Selain terkejut dan syok Lidya merasa sangat bersyukur.
Kalau tidak diselamatkan oleh Erik, dia tidak bisa membayangkan betapa tragisnya kondisi yang akan dia alami sekarang ini. Mengingat berbagai macam peralatan dan kamera yang berada ditempat kejadian. Semua itu jelas menandakan bahwa apa yang akan terjadi jika dia masih berada disana.
mau hiatus kah ???