NovelToon NovelToon
3M's True Love

3M's True Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:418
Nilai: 5
Nama Author: Phine Femelia

Cerita ini berkisah tentang perjalanan ketiga saudara kembar...Miko, Mike, dan Miki dalam menemukan cinta sejati. Bisakah mereka bertemu di usianya yang sangat muda?
Ikuti kisah mereka bertiga ^^



Harap bijak dalam membaca...
Plagiat dilarang mendekat...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

"Terus saja lo gonta ganti pacar. Lo senang mempermainkan perempuan. Semoga dapat karma"

"Lo gak boleh begitu dengan saudara sendiri"

Miko mengangkat bahu. Fandi dan Devie ada di restoran. Devie melihat sebentar sekelilingnya. Suasananya begitu syahdu dan entah kenapa Devie merasa Fandi sedikit beda.

"Seharusnya lo gak perlu mengajak gue sampai di sini. Gue ikhlas menemani lo"

Fandi tersenyum.

"Gue gak bicara lo gak ikhlas. Seorang Devie pasti ikhlas kalau membantu seseorang"

"Perkataan lo terlalu berlebihan" kata Devie dengan tersipu malu.

"Itulah sosok lo jadi sesekali kita makan berdua di tempat seperti ini apalagi tanpa Winda" kata Fandi dengan tersenyum senang.

Devie tertawa pelan hanya sebentar.

"Kenapa hari ini sepertinya lo anti bersama Winda?"

"Lo sungguh mau tahu alasannya?"

"Tentu saja karena biasanya lo gak keberatan"

"Memang ada hal penting yang mau gue katakan"

Devie melihat Fandi yang seketika bicara serius.

"Apa?" tanya Devie pelan.

"Gue cinta lo"

Devie mengerjapkan kedua matanya tidak percaya.

"Aku membuat kamu kaget ya?" kata Fandi tersenyum kikuk.

Devie berhenti melihat Fandi.

"...tapi aku serius" lanjut Fandi pelan.

"Kenapa?" tanya Devie dengan melihat Fandi secara perlahan.

"Gak ada alasan untuk mencintai seseorang"

"Gak mungkin. Apa karena sering bersama? Lo pasti ada alasan bisa punya perasaan untuk gue"

"Kenapa kamu bisa bicara begitu?" tanya Fandi dengan merasa heran.

Devie terdiam dengan sedikit menunduk.

"Kenapa?" tanya Fandi pelan.

Devie melihat Fandi dan ragu.

"Pasti kamu juga ada alasan bisa bicara begitu" kata Fandi pelan.

Fandi berpikir.

"Sebenarnya sejak dulu aku mau mengatakan tapi kita sering bersama Winda. Sekalinya kita berdua susah dapat waktu yang tepat" kata Fandi pelan.

"Winda sangat menyukai lo"

"Kalau kamu?"

Fandi bersandar dan berpikir sebentar.

"Suka beda dengan cinta, Devie"

"Ya...maksud gue. Winda gak cuma sekedar menyukai lo. Selama ini dia selalu memimpikan jadi pacar lo"

"Pertanyaan aku masih sama. Gimana dengan kamu?"

Devie terdiam.

"Apa kamu juga cinta aku?" tanya Fandi berharap.

Devie melihat ke arah lain dan berpikir keras. Akhirnya mereka saling diam.

"Hey...ayo jawab aku" kata Fandi pelan.

"Menurut lo?" tanya Devie pelan.

"Apa? Mana aku tahu kalau kamu cuma diam. Selama ini kamu juga gak pernah ada sikap atau perlakuan yang membuat aku tahu kalau kamu juga punya perasaan yang sama. Aku cuma berpikir suatu hari aku memang harus memberitahu kamu tentang perasaanku" kata Fandi bingung.

Fandi menegakkan tubuhnya.

"Please. Jawab aku" lanjut Fandi memohon.

Devie menoleh dan melihat Fandi dengan pelan.

"...dan jawab jujur. Aku gak mau ada kebohongan di antara kita" lanjut Fandi lembut.

Entah kenapa Fandi berubah jadi lembut. Hal itu membuat Devie berhenti memikirkan Winda.

"Ya. Aku sama. Aku merasa kalau bersama kamu seperti cetak diri aku. Meskipun punya segalanya kamu gak pernah memamerkannya karena hal itu gak penting. Yang penting adalah hati yang tulus" kata Devie pelan.

Fandi merasa senang.

"Kalau begini aku jadi salah tingkah. Seharusnya aku yang bicara manis tapi justru aku yang mendapatkan" kata Fandi dengan tersipu malu dan merasa senang.

"...tapi aku gak mau egois" kata Devie gelisah.

"Tentang Winda?"

Devie mengangguk pelan dan sangat kepikiran.

"Sejak dulu aku sudah tahu kalau Winda ada perasaan untuk aku tapi perempuan yang aku cinta itu kamu. Kalian memang saudara tapi tolong jangan menyuruh aku untuk bersama Winda. Sejak dulu aku cinta kamu dan berharap akan datang waktu sekarang. Di mana aku bisa mengatakan dan jika perasaan kamu sama kita bisa bersama" kata Fandi berharap.

Devie merasa bingung dan Fandi memegang kedua tangan Devie lalu berpikir sebentar dan Devie melihat tangannya yang dipegang dengan sedikit terkejut.

"Aku akan menerima kalau kamu menyuruh aku bersama Winda karena kamu gak punya perasaan yang sama tapi kenyataannya?"

"Aku gak mau membuat Winda kecewa"

"Kamu gak mau berjuang?"

Devie semakin bingung.

"Jadi kamu bisa rela kalau aku bersama Winda? Ayo jawab jujur" kata Fandi pelan.

Devie berpikir keras.

"Ya? Jadi benar begitu?" tanya Fandi dengan merasa tidak percaya.

Devie semakin bingung. Jujur dalam hati kecilnya berat melepaskan lelaki yang dicintai.

"...tapi aku..."

"Jadilah pacar aku. Kita bersama tanpa sepengetahuan Winda. Gimana?"

Devie merasa heran.

"Gimana...bisa begitu?" kata Devie ragu.

"Lalu mau gimana? Kamu mau bicara kalau gak mau pacaran dengan aku? Tentang Winda kita bisa memberitahu secara perlahan dan di waktu yang tepat. Tidak ada yang salah dengan hal itu karena kita saling mencintai. Winda harus mengerti"

Devie masih ragu.

"Kamu memang kakaknya tapi bukan berarti selalu mengalah apalagi untuk urusan cinta" lanjut Fandi pelan.

"Apa kamu yakin?" tanya Devie pelan.

Fandi merasa ingin tahu.

"Kalau kita pacaran tetap gak akan bebas karena kita pergi ke manapun Winda akan ikut. Orang tua aku akan menyuruh begitu ketika Winda merengek"

"Gak apa-apa tapi sesekali kamu harus membantu aku agar kita bisa berdua. Devie, kamu harus ingat ini. Semakin lama kita menyimpan dari Winda tanpa sadar justru itu akan menyakitinya. Pertama kita bohong. Kedua Winda gak pernah tahu kalau ternyata kita saling mencintai"

Fandi menggenggam kedua tangan Devie.

"Lebih baik kita menyakitinya dengan kejujuran daripada di depannya kita bertindak seolah tidak ada apapun" lanjut Fandi pelan.

"Benar juga" pikir Devie.

"Baiklah tapi aku minta kamu gak tergesa-gesa untuk memberitahu Winda tentang kita" kata Devie memohon.

"Ya" kata Fandi dengan mengangguk.

Devie mulai tersenyum.

"Jadi?"

"Jadi? Maksud kamu?" tanya Devie dengan merasa tidak mengerti.

"Kita apa?"

"Apa?"

"Kamu tanya kembali" kata Fandi pelan.

Devie tersenyum lucu.

"Memangnya sejak tadi kita membicarakan tentang apa? Kenapa kamu masih tanya?"

"Tentang perasaan kita"

"Lalu kamu mengajak aku apa?" tanya Devie dengan merasa geli.

"Pacaran"

"Masih tanya lagi?"

"Jadi mulai hari ini kita pacaran?" tanya Fandi mulai merasa senang.

Devie tersenyum dan mengangguk lalu Fandi merasa senang dan mengelus pelan kedua tangan Devie yang sejak tadi digenggamnya.

"Kamu gak mau makan?"

"Maaf. Maaf. Kamu pasti lapar. Sejak tadi kita jalan. Ayo kita makan" kata Fandi dengan melepaskan tangan Devie.

Devie menggeleng dengan tersenyum.

"Setelah ini kita mau ke mana?" tanya Devie.

"Kamu mau pulang? Sungguh? Jangan dululah. Kita menikmati waktu berdua dulu ya?" kata Fandi semangat.

Devie tertawa pelan.

"Bukankah aku tanya bukan mengajak pulang?"

Fandi tertawa pelan hanya sebentar lalu Devie berhenti tertawa dan mereka makan. Winda masih kesal memikirkan Fandi dan Devie jalan cuma berdua. Akhirnya Winda chat dengan Novita dan Silvia.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!