Terpaksa Menikahi Pria Amnesia

Baik Dave maupun Inara seketika bergeming. Keduanya nampak menunduk menatap sayu wajah Angelina yang tengah bersimpuh memohon agar Inara bersedia mendonorkan ginjalnya untuk Sebastian. Sebenarnya, Angelina tidak perlu melakukan hal tersebut. Inara akan dengan suka rela mendonorkan ginjalnya asalkan Dave memberi izin.

Seorang istri tidak boleh melakukan sesuatu tanpa seizin suaminya. Meskipun Inara ingin sekali mendonorkan ginjalnya, tapi jika suaminya tidak memberi izin, maka ia tidak akan pernah melakukan hal itu.

Inara mengusap wajahnya yang membanjir lalu menoleh dan menatap wajah Dave Sebastian. "Aku akan melakukan itu jika suamiku mengizinkan aku, Tante,'' jawab Inara seraya menahan isakan.

Angelina beralih kepada sang putra masih dengan posisi yang sama, wanita itu benar-benar telah hilang akal karena tidak ingin kehilangan suaminya. Ia meraih telapak tangan Dave, seketika itu juga. Dave segera berjongkok tepat di hadapan sang ibu.

"Mommy mohon, Dave. Tolong izinkan Inara buat mendonorkan ginjalnya buat Daddy-mu," rengeknya putus asa. "Mommy gak bisa hidup tanpa Daddy kamu. Kalau dia mati, lebih baik Mommy ikut dia ke surga."

Dave bergeming seraya memeluk tubuh Angelina. Ia tidak menyangka ternyata sebesar itu rasa cintanya kepada Sebastian. Angelina rela bersimpuh dan memohon kepadanya dan Inara. Lantas, apakah Dave akan memberi izin kepada istrinya untuk mendonorkan ginjalnya?

Hal yang tidak terduga tiba-tiba saja terjadi, Inara seketika melakukan hal yang sama seperti mereka. Wanita itu menelungkupkan kedua telapak tangannya di dada memohon dengan wajah berlinang air mata membuat Dave seketika mengurai pelukan sang ibu.

"Aku mohon izinkan aku buat menyelamatkan Ayah, Mas. Aku gak akan berani melakukan hal itu jika aku tak mendapatkan izin dari kamu," lemahnya seraya menahan rasa sesak. "Kamu suamiku, Mas. Apapun yang aku lakukan harus dengan seizin kamu. Aku mohon, izinkan aku mendonorkan ginjalku. Aku masih muda, aku yakin aku akan baik-baik saja meski hanya punya satu ginjal."

Angelina menoleh dan menatap sayu wajah Inara, telapak tangannya pun perlahan mulai bergerak meraih lalu menggenggam jemari menantunya erat lalu kembali menatap wajah Dave Sebastian.

"Kamu dengar, istri kamu akan baik-baik aja hidup dengan satu ginjal, dia masih muda, Dave," lemahnya juga bergetar. "Mommy janji, Mommy akan menerima Inara sebagai menantu Mommy. Mommy akan menyayangi dia layaknya anak kandung Mommy sendiri."

Dave masih bergeming seketika dilanda rasa dilema. Ia benar-benar merasa bingung, apa dirinya akan memberi izin kepada Inara atau malah sebaliknya.

"Kenapa kamu diem aja, Dave? Jawab Mommy, kita udah gak ada waktu lagi. Daddy-mu harus segera di operasi," tanya Angelina tangisnya masih terdengar lirih.

Dengan disaksikan oleh Dokter, Dave akhirnya menganggukkan kepala dengan sangat berat hati. Selain itu, baik Inara maupun sang ayah sama-sama berharga baginya. Ia memang mencintai istrinya, tapi dirinya pun tidak ingin kehilangan sang ayah. Satu janjinya, ia akan menjaga kedua orang itu sampai akhir hayatnya.

"Makasih, Dave. Makasih banget," lemah Angelina segera memeluk tubuh sang putra, tangisnya semakin pecah di dalam dekapan Dave Sebastian.

"Tapi Mommy harus janji satu hal, setelah Inara mendonorkan ginjalnya Mommy gak boleh bersikap kasar lagi sama istri saya," ujar Dave balas memeluk tubuh sang ibu.

"Iya, Sayang. Mommy janji Mommy gak akan bersikap kasar lagi sama istri kamu," jawan Angelina seketika mengurai pelukan lalu mengalihkan pandangan matanya kepada Inara. "Terima kasih, Inara. Tante juga minta maaf atas apa yang sudah Tante lakukan sama kamu. Tante janji akan menyayangi kamu seperti Tante menyayangi Dave."

Inara menganggukkan kepala seraya menatap lekat wajah Angelina. Apakah wanita itu bersungguh-sungguh dalam mengatakan hal itu? Ucapannya terdengar tulus, raut wajahnya pun terlihat meyakinkan. Semoga saja Angelina tidak sedang bersiasat. Wanita paruh baya itu bisa menepati janjinya kepada Dave dan Inara. Ketiganya mulai berdiri tegak seraya menatap wajah Dokter yang terlihat begitu haru melihat satu keluarga saling memohon dan meminta izin.

"Lakukan operasi secepatnya, Dok," pinta Inara. "Saya bersedia mendonorkan ginjal saya buat Ayah saya, Dok.''

"Baiklah, sebelum operasi itu dilakukan, kami harus memeriksa apakah ginjal Anda cocok dengan pasien. Silahkan ikut saya untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut," jawab sang Dokter.

Inara menoleh dan menatap wajah Dave dan Angelina secara bergantian. "Mas, Tante. Aku masuk dulu, semoga ginjalku cocok sama Ayah.''

Dave seketika memeluk tubuh Inara seraya terisak. "Maaf karena kamu harus melakukan hal ini, Inara. Andai Mas bisa menggantikan kamu, Mas pasti akan melakukan hal itu. Sekali lagi maafin Mas."

Inara menganggukkan kepala lalu mengurai pelukan seraya tersenyum ringan. Wanita itu pun berjalan mengikuti Dokter memasuki ruangan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Sepeninggal Inara, Dave memapah tubuh Angelina untuk duduk di kursi tunggu. Wajah wanita itu benar-benar pucat. Tubuhnya pun nampak lemas, tenaganya seolah habis terkuras. Keduanya duduk secara berdampingan seraya menggenggam telapak tangan masing-masing.

"Mommy minta maaf karena telah memperlakukan Inara seperti tadi, Mommy menyesal," lemah Angelina tanpa menoleh, tatapan matanya nampak kosong menatap lurus ke depan.

"Saya dirampok diperjalanan saat saya mau ke rumah Inara, Mom,'' lirih Dave. ''Saya kehilangan semua milik saya dan saya sempat melawan mereka hingga terluka parah, entah bagaimana caranya Inara bisa menemukan dan merawat saya sampai saya sembuh," ucap Dave, menceritakan apa yang menimpanya beberapa bulan yang lalu.

Pria itu pun mengatakan bahwa ia sempat amnesia hingga kemudian menikahi Inara. Semua itu ia ceritakan secara detail tidak ada satu pun yang dilewatkan. Angelina yang semula menatap ke depan seketika menoleh dan menatap wajah putra semata wayangnya tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Saya tak tau apa jadinya saya jika tak ada Inara, Mom. Mungkin saya udah mati di jalan.'' Dave meneruskan ucapannya. "Saya juga gak tau bahwa ternyata dia adalah adik tiri saya, semua ini seperti takdir. Sampai akhirnya, saya pulang ke rumah bersama Inara, tapi bukan sebagai adik melainkan sebagai istri saya. Jadi saya mohon, Mom. Tolong terima dia sebagai menantu Mommy, saya mohon."

"Lalu bagaimana dengan Anggi, Dave? Mommy udah berjanji bakalan nikahin kamu sama dia," tanya Angelina seketika dilanda rasa dilema.

"Apa Mommy mau saya punya dua istri, begitu?" Dave balik bertanya. "Tidak, Mom. Saya gak akan pernah menikahi Anggi, cuma Inara satu-satunya istri yang saya miliki."

"Setelah Ayahmu sembuh dan Inara selesai memulihkan kesehatannya pasca operasi, Mommy minta kamu adakan pesta pernikahan besar-besaran, Dave. Kalian harus nikah ulang.''

"Maksud Mommy sama Inara?" Dave seketika tersenyum lebar.

"Emangnya sama siapa lagi? Kamu cuma punya satu istri 'kan?"

Bersambung