Isa adalah seorang Presdir tampan, ia dipaksa ibunya untuk menikahi Jinan, gadis kampung yang masih imut karena dia baru lulus SMA.
Untuk menguji ketulusan Jinan, Isa berpura-pura menjadi sopir. Ia tak menyangka, Jinan malah bekerja di perusahaannya sebagai OG.
Bagaimana caranya Isa menyembunyikan jati dirinya dari Jinan, dan akan mereka benar-benar jatuh cinta.
Silakan baca kisah kocak and romantis mereka dalam Novel : Dikira Sopir Ternyata Presdir.
Baca juga kisah Novel saya yang lain :
Dia Ameera (Sang Putri Arab)
Terjebak Kawin Kontrak dengan Tuan Muda Arab
Mona Si Gadis Petualang (Novel Misteri Memecahkan Misteri pembunuhan di kampus)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maunah mom's zuzu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rayuan Kimberly
"Apa, jadi itu adalah Pak Isa?" tanya Pak Dekan merasa terkejut. Begitu juga Pak Rektor yang kini terlihat sangat malu pada Isa.
"Iya, itu saya. Lagi pula, meski bukan saya, atas dasar apa kalian menuduh Jinan mesum, sedangkan Video itu hanya menunjukkan Jinan diantar kuliah. Apa kalau ada orang naik taksi gonta-ganti akan kalian tuduh mesum?"
Semua yang ada di ruangan itu tertunduk mendengar omelan Isa yang memang benar adanya. "Sekarang saya mau pihak kampus meminta maaf dan mengembalikan nama baik Jinan. Saya juga mau kalian menskors orang yang memfitnah Jinan. Ini bukan balas dendam, tapi ini biar dijadikan pelajaran, agar tidak ada yang berbuat sewenang-wenang di kampus ini!"
"Baik Pak Isa," sahut sang Rektor. Dia pun bergegas menyuruh pihak Humas melakukan klarifikasi secara langsung melalui akun medsos resmi kampus.
Dia juga memanggil Tia ke ruangannya. ''Mulai sekarang, kamu diskors karena sudah memfitnah Jinan," tegas Pak Rektor pada Tia.
"Om keterlaluan, saya gak salah, saya gak salah! Kenapa Om tega melakukan ini, saya kan ponakan Om!" Tia berteriak-teriak menentang keputusan Kampus, tapi Rektor tak memperdulikannya.
"Jangan berisik, kamu lupa ini adalah kampus milik Pak Isa, dia yang berkuasa," ungkap sang Rektor.
"Tapi Om, Kak Isa itu kan pacarnya Kak Kimberly, dia calon mantu Om, kenapa Om gak bisa membujuknya?"
"Cukup, kamu tahu, Jinan itu juga keluarganya Isa, dia sepupu Isa, jadi Om gak bisa bela kamu. Lebih baik kamu minta maaf pada Jinan dan Isa secara langsung, agar kamu gak diskorsing dari sini!" tegas sang rektor.
Meski kesal setengah mati, Tia tetap keluar dari ruangan rektor. Kini dia berencana pergi menemui Kimberly untuk meminta bantuannya membujuk Isa.
"Jadi ternyata kamu yang fitnah Jinan, sungguh keterlaluan kamu Tia!" teriak Rindi ketika dia melihat Tia lewat di depan mahasiswa lainnya.
"Kamu jangan ikut campur!" balas Tia tak kalah bengis.
"Bagaimana gak ikut campur, kamu sendiri memfitnah sahabatku, sekarang aku mau kamu menjelaskan pada semua orang kampus, bahwa kamu yang fitnah Jinan!" Rindi berteriak lagi, kali ini disahuti oleh mahasiswa lain yang sudah membaca pengumuman resmi pihak kampus.
"Huuu, dasar tukang fitnah! Gue gak bakal berteman sama orang kek elu lagi," sahut mahasiswa lain.
Setelah dari kampus, Isa kembali ke kantor untuk menjemput Jinan. Dia ingin sekali menebus rasa bersalahnya pada istri kecilnya itu. "Nan, Mas udah dibawah nih!" bunyi chat Isa untuk Jinan.
Dengan penuh semangat, Jinan pun bergegas keluar setelah menyelesaikan tugasnya. Isa yang lupa memakai masker itu kini berdiri di pinggir mobilnya sambil bersandar dan memainkan ponsel. Saking asyiknya dia bermain ponsel, dia sampai tak menyadari ada sosok wanita di sampingnya.
Perempuan itu mengulurkan tangannya dan menutup mata Isa, hingga membuat Isa gelagapan. "Kimberly?" panggil Isa.
"Wah, ternyata Mas masih kenal sama aku meski dengan mata tertutup," sorak Kimberly di samping Isa. Isa pun tersenyum canggung, terlebih ketika dia melirik ke arah sampingnya yang ternyata Jinan sudah berdiri dengan bibir manyun dan dada kembang-kempis menahan amarah yang sepertinya akan meledak.
"Eh, Jinan, kebetulan kamu di sini. Mas, aku mau bicara sama kamu dan juga Jinan. Ayo!" tanpa menunggu jawaban Jinan dan Isa, Kimberly langsung saja naik ke mobil Isa. Sementara Jinan kini bersiap kabur, tapi segera dicegah oleh Isa.
"Eh, mau kemana, ayo masuk. Ayo! Isa menarik tangan Jinan dengan lembut, tapi Jinan berusaha berontak.
"Inan gak mau jadi nyamuk. Nanti Inan pasti dicuekin sama kalian!" bantah Jinan dengan nada sewot. Melihat itu, Isa pun gegas mendekatkan wajahnya ke wajah Jinan dan berbisik.
"Memangnya kamu mau membiarkan suami kamu berduaan sama mantan? Mas ini cowok normal, kalau berduaan Mas gak bisa jamin bisa setia .." bisik Isa di telinga Jinan yang tentunya membuat Jinan melotot.
"Enak aja. Inan mau masuk, tapi dia harus di belakang!" titah Jinan tak mau kalah dengan suaminya.
Isa tersenyum geli karena merasa senang' telah berhasil memprovokasi Jinan agar mau ikut dengannya. Dia pun segera membuka pintu mobil dan meminta Kimberly ke belakang. "Kenapa Kim yang harus ke belakang, kan Kim pacarnya Mas?" tanya Kimberly dengan gaya manjanya.
"Maaf ya, Tante, Tante itu bukan mahram Om Isa. Jadi sekarang harap ke belakang. Itu kalau Tante mau ikut dengan kami. Kalau gak mau, ya silakan keluar!" ujar Jinan.
Dengan penuh kekesalan, Kimberly akhirnya turun dan naik lagi ke belakang. Kini Jinan segera naik di depan, disusul oleh Isa yang masih saja tersenyum melihat tingkah Jinan yang protektif tapi menggemaskan.
"Mas, Kim mau bicarain soal Tia, tolong maafin Tia ya!" rengek Kimberly dengan nada suara yang dibuat semelas mungkin.
"Soal Tia, kamu bicaraka dengan Jinan, biar dia yang tentukan, mau memaafkan atau membuat dia diskors."
Mendengar perkataan Isa, Kimberly pun mendengus kesal, tapi dia masih berusaha ramah. "Jinan, maafin Tia ya, jangan sampai dia diskors dari kampus!' ucap Kimberly.
Jinan menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Jinan mau maafin dia, asal dia minta maaf dan akui kesalahan dia di depan publik. Dia harus unggah lagi video itu disertai video klarifikasi dari dia," sahut Jinan kali ini denga suara tegas hingga membuat kedua orang yang mendengarnya merasa merinding.
"Baiklah, nanti akan aku sampaikan. Oh ya, Mas, bagaimana kalau kita makan malam, udah lama kita gak makan bersama," bujuk Kimberly berusaha merayu lagi, tapi Isa tak langsung menanggapi. Isa menoleh pada Jinan yang kebetulan juga menoleh ke arahnya.
Jinan tak berkata apa pun, tapi dia menatap Isa dengan tajam. Dia sengaja membiarkan Isa memutuskan sendiri langkah apa yang akan diambilnya. "Maaf, Kim. Mas sibuk. Kapan-kapan aja ya!" jawab Isa gugup.
Jawaban yang membuat kedua wanita di sampingnya mendengus kesal. Yang satu karena kecewa ajakannya tak dipenuhi, sementara Jinan, dia kesal karena Isa tak tegas menolak Kimberly.
"Atau gini aja, sebentar lagi kan, Kim ulang tahun, bagaimana kalau Mas datang. Ya sekalian di situ kita umumkan ke media bahwa kita udah putus, biar gak ada yang bikin gosip tentang kita lagi." Kimberly terus berusaha membujuk Isa, tapi Isa hanya menoleh ke arah Jinan. "Kamu boleh ajak Jinan kok, ini kan ulang tahun Kim," lanjut Kimberly.
Mendengar itu, Isa pun akhirnya mengangguk setuju. "Ok, insha Allah Mas datang bareng Jinan. Sekarang sebaiknya kamu kembali ke mobil kamu, Mas mau antar Jinan pulang!"
..... semangat Thor up nya 🥳😘😘🫰😘
"setelah sampai kantor Jinan pun menuju tempat keja OG dan bertanya sama Rima" terus.....baru reader paham,,nih terus pada nanya Rima,,diingat Rima sama numpang dimobil,ataupun pertanyaan tadi dituju sama Isa.