Mawar Ni Utami gadis yatim piatu yang dua kali dipecat sebagai buruh. Dia yang hidup dalam kekurangan bersama Nenek nya yang sakit sakitan membuat semakin terpuruk keadaannya.
Namun suatu hari dia mendapatkan sebuah buku kuno dan dari buku itu dia mendapat petunjuk untuk bisa mengubah nasibnya..
Bagaimana kisah Mawar Ni? yukkk guys kita ikuti kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11.
Sementara itu Nenek di rumah pun menunggu dengan gelisah...
“Perasaan ku kok tidak enak ya. Beberapa hari roti roti Mawar ni banyak yang tidak laku, padahal Mawar ni sudah kerja keras.. kasihan anak itu kalau harI ini banyak roti yang tidak laku lagi.. bisa habis uang anak itu.” ucap Nenek Marmi sambil melihat di balai balai dan di meja banyak roti roti yang tidak laku..
Kepala Nenek Marmi pun pusing dibuatnya..
“Mau dibuang sayang dikasih ke tetangga mereka bilang roti sisa tidak laku kok dikasihkan..” gumam Nenek Marmi sambil mengamati roti roti itu khawatir jamur jamur akan segera menyerang.
Sesaat kemudian...
“Nek...” suara Mawar ni di luar rumah. Nenek Marmi pun cepat cepat keluar..
“Ni...” ucap Nenek dengan nada dan ekspresi sedih, melihat wajah sedih dan capek Mawar ni terlebih di box transparan besar di boncengan sepeda Mawar ni tampak di dalamnya ada banyak roti roti bahkan hampir penuh isinya pertanda hanya sedikit roti yang laku terjual..
Air mata Nenek Marmi pun meleleh...
“Banyak balen lagi ya Ni?” tanya Nenek sambil menatap box transparan yang diturunkan oleh Mawar ni dari boncengan sepedanya.
“Iya Nek, nanti semua balen coba aku oven lagi agar kering tidak jamuran. Aku sudah stop buat roti baru Nek, kalah saingan dengan pabrik pabrik besar. Uang ku sudah mau habis.. mau pinjam juga takut Nek barang tidak laku gini.” Ucap Mawar ni sambil mengangkat box transparan besar itu.
“Syukurlah kalau masih bisa diakali Ni, besok coba dijual lagi yang roti kering itu.”
“Iya Nek, kalau laku masih dapat uang sambil berpikir mau ganti kerja apa lagi..” ucap Mawar ni sambil membawa box transparan dan dia bawa langsung ke dapur..
Setelah menaruh box itu. Mawar ni pun melangkah ke tungku untuk membuat api .. Sesaat tangannya meraih buku kuno yang sudah ditaruh oleh Nenek di dapur karena kertas dari buku itu bisa untuk obong obong, agar api di tungku menyala.
“Va.. de.. me..kum... bahasa apa sih? buku apa sih ini..” gumam Mawar ni lalu membuka sampul buku itu.
“Buku Panduan untuk Sukses Usaha Tani.” Ucap Mawar ni saat membuka sampul buku itu.
“Kok ternyata di dalamnya dalam bahasa Indonesia, dan sepertinya menarik, cocok dengan aku yang sudah biasa bertani..” gumam Mawar ni lalu tidak jadi merobek buku itu. Kini tangannya malah membersihkan buku itu dari debu debu yang menempel.
“Untung belum dibakar kamu ku buku.. ...” ucap Mawar ni lalu bangkit berdiri sambil membawa buku kuno itu.
Di saat Mawar ni melangkah dari pintu dapur dia berpapasan dengan Sang Nenek.
“Kok belum menyalakan api tungku Ni, katanya mau ngopen roti roti balen agar selamat tidak jamuran.” Ucap Nenek karena melihat tidak ada asap dan api di dapur.
“Tolong Nenek yang menyalakan api lalu taruh oven dan roti roti dibuka dimasukkan ke oven ya Nek. Aku mau baca ini dulu sambil istirahat Nek, Tolong ya Nek...” ucap Mawar ni yang sangat penasaran ingin membaca isi buku.
“Iya Ni, istirahat lah.. Nenek bisa kalau Cuma masuk masukkan roti ke oven.” Ucap Nenek..
“Terima kasih Nek..” ucap Mawar ni lalu dia ke ruang depan dia duduk di kursi sambil membaca dengan serius buku kuno itu..
Hampir dua jam lebih Mawar ni membaca buku kuno itu, aroma roti yang di oven oleh Nenek pun terus tercium oleh hidung Mawar ni akan tetapi dia sudah tidak menghiraukan lagi, dia sudah nyerah dengan jualan kue kue yang rasanya begitu berat baginya...
“Ni, ini sudah banyak roti yang kering, ada yang gosong juga Ni!” Teriak Nenek dari dapur.
“Nenek istirahat saja kalau capek. Sudah dulu, nanti aku lanjutkan Nek.” Suara Mawar ni agak keras pula.
Beberapa menit kemudian...
“Kamu kok serius baca buku itu apa isinya?” tanya Nenek sambil melangkah mendekat..
Mawar ni pun menghentikan membaca bukunya..
“Nek, ternyata buku ini sangat bagus.. memberi cara cara agar kita sukses usaha tani.”
“Heleh mau bertani di mana kita lahan tidak punya, hanya punya halaman dan kebun belakang rumah yang tidak luas.. paling juga jadi buruh tani itu pun sudah kalah sama mesin dan tenaga kerja laki laki Ni.. ayo itu roti roti diopen lagi, besuk dijual dapat uang kita buat roti baru lagi..”
“Nek, roti roti kering itu dijual dapat uang cuma dikit kita buat roti baru dijual laku sepuluh yang tidak laku satu box, rugi bandar Nek, rugi uang rugi tenaga rugi waktu. Aku tidak cocok jualan kue Nek, Aku mau bertani sesuai petunjuk buku ini saja..”
“Aku besok pagi pagi mau ke hutan Nek, Nenek yang jual roti roti itu di kios yang dekat dekat saja ya.. atau dijual di tetangga yang mau.”
“Mau bertani kok ke hutan? Kamu sendirian ke hutan? Bahaya Ni, hutan itu juga wingit, angker..”
“Iya Nek ini petunjuk pertama harus pergi ke hutan. Aku sendirian Nek, Nenek di rumah saja, jangan pergi jauh jauh.. kalau Nenek ikut pergi ke hutan malah repot kalau Nenek capek dan sakit. Nenek tenang saja, aku kan dikit dikit bisa ilmu bela diri dan doa yang diajari Pak Kyai waktu dulu..” ucap Mawar ni sambil menutup buku kunonya.
“Aku akan lanjut mengoven roti roti balen itu Nek.”
Nenek yang masih duduk di kursi pun meraih buku kuno yang Mawar Ni taruh di atas meja, dia pun penasaran dengan buku yang sudah membuat Mawar Ni ingin pergi ke hutan untuk menjadi petani ..
“Buku apa sih ini kok menyuruh orang ke hutan untuk bertani, aneh aneh saja, bertani itu ya ke sawah, ke ladang atau ke kebun...” gumam Nenek sambil membuka lembar lembar buku kuno itu dengan hati hati..
“Kok tulisan semua tidak ada gambar nya, ya aku tidak bisa baca...” ucap Nenek lalu menutup buku kuno itu..
“Hmmm semoga saja buku ini menjadi berkah bagi Mawar ni.. “ gumam Nenek sambil menaruh buku itu di atas meja....
Waktu pun terus berlalu pagi pagi selesai subuh Mawar ni telah siap siap untuk pergi ke hutan yang ada di desa itu..
“Ni, pagi pagi kamu sudah mau pergi? Apa kamu tidak capek tadi malam kamu lembur open roti roti.” Ucap Nenek saat melihat Mawar Ni sudah siap siap akan pergi.
“Iya Nek lebih baik berangkat pagi ke hutan. roti roti sudah kering semua, sudah aku plastik rapat. Nenek coba jual yang dekat dekat saja, nanti kalau aku pulang dari hutan aku lanjutkan. “ ucap Mawar Ni sambil membawa karung plastik dan satu golok.
“Aku berangkat ya Nek..” ucap Mawar Ni sambil mencium punggung tangan Nenek.
“Hati hati ya Ni..”
“Iya Nek..” ucap Mawar Ni lalu melangkah menuju ke sepeda onthel nya..
Mawar Ni menaruh satu karung terlipat dan golok nya di sepeda nya.. Tidak lupa dia memakai capil penutup kepala yang terbuat dari anyaman bambu yang selalu dia pakai kalau bekerja di sawah.
“Diikat yang kuat jangan sampai jatuh dan ketinggalan di hutan. Repot kalau hilang itu golok warisan Kakek.”
“Iya Nek..” ucap Mawar ni sambil mengikat dengan kuat golok dan karung di sepedanya..
“Ada ada saja mau bertani kok ke hutan.” Gumam Nenek
Rasain karmanya