Bai Ying Huan gadis cantik yang selalu di Salah kan atas perbuatan yang tidak pernah dia lakukan selama ini, dia di tuduh membuduh adik laki-laki nya di benci ibu ayahnya.
Sampai suatu hari dekrit kaisar datang untuk Bai Ying Huan untuk menikah dengan putra mahkota, bukanya senang ayah ibu nya malah mengutuk Bai Ying Huan karena ibu dan ayahnya sangat tidak setuju jika Bai Ying Huan yang menjadi permaisuri masa depan, begitu juga putra mahkota merencanakan pembunuhan di hari pernikahan dengan tragis.
Orang pikir dia mendapatkan berkah dengan mendapatkan dekrit pernikahan tetapi sayang bukan kebahagian yang dia dapat namun kematian,
Tapi Bai Ying Huan di beri kesempatan untuk kembali hidup untuk merubah takdir nya yang menyedihkan.
Mampukah Bai Ying Huan merubah takdir nya menjadi lebih baik, apakan Bai Ying akan mendapatkan cinta tulus dari seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mengobati
Keesokan harinya Ying Huan mulai bersiap untuk keluar dari ruang di mensi miliknya,
"Gege jangan rindu ya aku mau keluar dulu" ucap Ying Huan dengan senyumnya
"Jika rindu Gege mu ini menemui mu" ucap Ying Jing
Setelah itu Ying Huan pun keluar dari dunia dimensinya lalu mu dia sampai di tempat awal dia bertemu Ying Jing
"Ternyata aku masih di sini, baiklah ayo kita berpetualang, semoga aku mendapatkan pengalaman yang luar biasa" ucap Ying Huan dengan semangat
Ying Huan pun mulai menyusuri hutan hutan itu di sepanjang jalan Ying Huan banyak menemukan tumbuhan obat dengan teliti Ying Huan pun mengambil Meng menurut nya penting dan di masukan keruang di mendinya, sedang Ying Jing yang menerima tanaman itu hanya menghela nafas dan tersenyum melihat tingkah adiknya
Sedangkan Ying Huan saat ini sudah berjalan sangat jauh dan saat ini Ying Huan sudah sampai di sebuah sungai yang sangat jernih,
"Sepertinya sungai ini menuju ke pemukiman, aku ikuti saja jika begitu" ucap Ying Huan
Dengan mengikuti aliran sungai Ying Huan pun sampai di sebuah desa yang terlihat sepi
"Kenapa desa ini sepi sekali?" tanya Ying Huan pada diri sendiri
"Itu ada orang, lebih baik aku tanya saja" ucap Ying Huan
"Permisi paman apa aku boleh bertanya?" ta ya Ying Huan sopan
Orang yang di tanya pun terkejut mendengar pertanyaan dari Ying Huan
"Nona anda siapa, kenapa anda di sini disini sedang di Landa penyakit cepat pergi nanti anda tertular" ucap pria tua itu
" Penyakit apa paman mungkin aku bisa membantu" ucap Ying Huan
"Apa anda seorang tabib Nona?" tanya Paman itu
"Aku bukan tabib paman tapi aku mengerti sedikit obat mungkin aku bisa membantu kalian" ucap Ying Huan tulus
Paman itu yang melihat ketulusan Ying Huan pun setuju untuk di bantu
"Tapi nona kami tidak punya uang untuk membayar dan membeli obat" ucap paman itu
"Tidak perlu memikirkan itu paman, mudah mudahan aku memiliki obat nya jadi ayo kita lihat penyakit apa itu" ucap Ying Huan dan mereka pun akhirnya menemui penduduk yang sakit,
"Itu nona mereka yang sakit" ucap paman tadi
Ying Huan pun melihat orang yang sakit, Ying Huan mendekat tanpa rasa takut karena dia sudah menelan pil anti penyakit buatan dia sendiri
Ying Huan pun memeriksa kondisi seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat menderita, saat selesai memeriksa Ying Huan tau dari gejala dan penyakit yang di derita para penduduk, untung saja semalam dia menemukan sebuah buku dan itu menerangkan semua jenis penyakit yang belum pernah dia ketahui dan di buku itu di jelaskan dengan rinci
Dan kebetulan sekali jika dia hari ini bertemu secara langsung dengan penyakit ini di sini dan semua penduduk ternyata sakit radang tenggorokan dan batuk flu yang menular karena itu mereka semua sakit, di lihat dari cuaca yang tidak menentu dan lingkungan yang tidak bersih membuat penyakit cepat datang
Dan lebih membuat Ying Huan gembira obat yang dia buat sebelum keluar bisa menyembuhkan penyakit ini, jadi dia tidak akan kesitan
"Gege apa bisa keluar kan air bersih dari dalam sebanyak mungkin untuk mereka minum sementara sampai aku bisa membantu mereka mencari sumber air bersih lain" ucap Ying Huan pada Ying Jing dari dalam hati
"Tentu bisa Gege akan memberi satu kendi untuk minum dan satu gentong untuk kebutuhan lainya" ucap Ying Jing
"Ge yang benar saja hanya segitu untuk orang sebanyak ini" ucap Ying Huan terkejut
"Tenang Huan'er jangan kesal dulu, jangan salah kendi dan gentong yang aku beri itu adalah benda ajaib walau sudah di ambil isi ya tidak akan pernah habis jadi cukup sampai kapanpun tapi jika kau sudah selesai kembalikan lagi itu benda yang tidak bisa di luar terlalu lama mungkin hanya 1 minggu dia akan kembali sendiri ke dalam sini" terang Ying Jing
"Oh begitu maafkan aku Ge, baik lah kakak aku mengerti terima kasih Gege tampan ku" ucap Ying Huan
"Sama sama adek cantikku" ucap Ying Jing
Setelah itu tanpa di ketahui orang lain keluar lah gentong air dan kendi air minum
"Ibu minum pil dan air ini setelah itu istirahat besok pagi anda akan baik baik saja" ucap Ying Huan
"Benarkah nona" tanya wanita paruh baya itu dengan suara seraknya
"Benar Bu jadi minum ini dan ibu akan mengantuk setelah besok pagi anda akan baik baik saja" jelas Ying Huan
"Baik nona terima kasih," ucap ibu itu percaya dengan Ying Huan setelah itu ibu itu pun tertidur dengan tenang semua pun Ying Huan beri obat yang sama dan air setelah 1 jam akhirnya semua selesai, rasa lelah Ying Huan pun tidak di rasa karena rasa bahagia bisa membantu orang lain lebih besar
Sedangkan paman yang mengantar Ying Huan pun sangat kaget dan kagum dengan kebaikan dan kehebatan Ying Huan dalam menghadapi semua para pasien nya
"Nona terima kasih atas bantuan anda, di desa kami hanya tinggal mereka yang masih tinggal di sini, aku jadi hanya sendiri," ucap paman itu dengan batuk nya juga dengan cepat Ying Huan pun memberikan obat dan minum yang sama dan menyuruh paman itu untuk berbaring
"Paman istirahat di sini besok pagi paman akan kembali sehat" ucap Ying Huan
"Baik nona terima kasih atas ke baikkan anda" ucap paman itu dengan rasa harunya
"Iya paman sama sama, jadi istirahat lah dulu" ucap Ying Huan
"Baik nona" jawab paman itu
Sedangkan Ying Huan yang sudah selesai mengurus semua pun pergi keluar saat melihat langit masih terang Ying Huan pun pergi mencari sumber air yang bagus dan dalam
...****************...
Sedangkan di posisi Chun Lai saat ini dia sedang duduk di bawah sebuah pohon untuk istirahat dia pun merenung memikirkan Ying Huan dia sangat kawatir.
Saat dia sedang memikirkan Ying Huan dia pun seperti melihat Ying Huan yang berjalan mondar mandir di depan nya.
Melihat itu Chun Lai hanya diam karena dia pikir itu hanya imajinasi nya saja tapi tiba tiba gadis yang dia kira Ying Huan pun berhenti di depan nya dan memandangi Chun Lai lekat
"Tuan sedang apa anda di sini apa anda tersesat atau bagaimana, dan kenapa anda pucat sekali apa anda sakit?" ucap Ying Huan bingung
Melihat tidak ada jawaban dan hanya memandanginya dengan lekat Ying Huan pun bingung
"Coba aku periksa kondisi anda" ucap Ying Huan yang mulai duduk di depan Chun Lai dan menyentuh pergelangan tangan Chun Lai, setelah beberapa saat akhirnya Ying Huan pun berbicara lagi
"Tuan hanya kelelahan dan kurang makan, ini minum air dan pil ini lalu ini makanan untuk mu" ucap Ying Huan tapi masih tidak ada tanggapan karena kawatir dan kasihan akhirnya Ying Huan pun menyuapi Chun Lai obat dan air yang untungnya di terima walau masih dengan pandangan shock
Setelah itu Ying Huan pun menyuapi makanan untuk Chun Lai dengan perlahan Chun Lai pun memakan makanan nya setelah selesai Chun Lai pun baru bicara
"Nona anda Ying Huan?" tanya Chun Lai dengan pelan dan air mata mengalir
Dan itu membuat Chun Lai sangat sedih dan menangis
"Benar namaku Ying Huan, apa tuan mengenal ku?" tanya Ying Huan bingung
"Anda Ying Huan , hiks.... hiks... hiks..." ucap Chun Lai lagi
"Tuan anda kenapa, kenapa menangis apa ada yang sakit?" tanya Ying Huan bingung dan kawatir
Chun Lai menggelengkan kepala kuat
"Tidak nona, hiks akhirnya aku menemukanmu, sudah Hampir 20 hari aku mencari mu, aku sangat kawatir kau kenapa napa, hiks.... hiks aku tidak bermimpi bukan?" ucap Chun Lai dengan sedih sedangkan Ying Huan pun ikut sedih melihat Chun Lai menangis walau dia tidak tau apa masalahnya tapi mendengar ucapan pria di depanya ini seperti tulus menghawatirkan dirinya dia terharu baru kali ini ada yang khawatir padanya dengan ketulusan yang dalam
bersambung