Rania Anastasya, adalah anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak perempuan keluarga konglomerat sejak remaja.
Farhan Ananta Putra, adalah anak laki-laki satu-satunya keluarga angkat Rania. Hubungan mereka cukup dekat semenjak Rania bergabung menjadi keluarga Ananta Putra.
Namun siapa sangka, ternyata saat dewasa, Rania malah dijodohkan dengan Farhan, kakak angkatnya sendiri.
Sejak saat itu, Farhan berubah menjadi laki-laki kejam yang tak lagi dikenal oleh Rania. Bahkan di malam pertama mereka, Rania harus menerima rasa sakit akibat kekejaman Farhan.
Mampukah Rania melepaskan diri dari Farhan?
Baca kisah lengkap nya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Lupakan Kekasihmu
Ditengah kondisi tegang itu pun Yatmi datang dengan membawa pesanan Rania. Perempuan itu meletakkan makanan tersebut di atas meja.
"Makanlah, dan jangan berbicara saat sedang makan," ujar Farhan memperhatikan Rania.
Rania tak merespon perkataan Farhan. Ia pun mulai memakan makanannya dengan pengawasan laki-laki tersebut.
"Apa kau bisa tidak usah melihatku?" tanya Rania yang merasa risih karena terus diperhatikan Farhan.
"Kau istriku, wajah dan tubuhmu adalah milikku. Aku bebas melihat semua itu kapan saja aku mau," jawab Farhan asal.
"Berhenti menyebutku istrimu," sahut Rania tak suka.
"Berhenti membantahku Rania," sanggah Farhan.
Rania menatap Farhan kesal. Lalu ia meneruskan makannya dengan wajah yang cemberut. Farhan tidak peduli dengan bagaimana ekspresi Rania. Yang terpenting baginya, wanita itu bisa makan dengan tenang, itu sudah cukup.
Setelah Rania menyelesaikan makannya, tak lama kemudian Yatmi datang kembali membawa susu dan vitamin ibu hamil.
Rania memandang Farhan sesaat.
"Ku kira ia melupakan vitamin untukku, ternyata dia telah menyediakannya," batin Rania.
Farhan terus memperhatikan Rania, apakah dia benar-benar telah meminum semua vitaminnya.
"Farhan," panggil Rania setelah ia selesai dengan kegiatannya.
"Kenapa?" tanya Farhan masih menatap Rania.
Rania sedikit ragu, tatapan Farhan membuatnya takut. Sementara Farhan memperhatikan dengan heran.
"Kau ingin bicara atau tidak?" tanya Farhan tak sabar.
"Hmm... Kau membawaku kesini, apakah kau tidak takut jika nanti mama Laura dan papa Rangga akan mencari ku ke vila ini?" tanya Rania.
Farhan tersenyum menyeringai.
"Hanya aku yang tahu tempat ini. Bahkan mama dan papa tidak pernah tahu aku memiliki vila ini, Rania."
"Apa? Jadi kau benar-benar mengurungku disini?" tanya Rania tak percaya.
Padahal sebelumnya, ia masih berharap bisa segera keluar dari tempat ini dengan dijemput mama Laura dan papa Rangga atau Randi. Tapi ternyata bahkan keberadaannya pun tak bisa ditemukan.
"Kau tinggal bersamaku, bukan dikurung Rania," jawab Farhan.
"Apa bedanya?" gumam Rania pelan.
"Tentu saja berbeda," sahut Farhan yang masih bisa mendengar gumaman Rania.
"Kau hidup dengan layak di sini, keinginan mu pun aku penuhi selama tidak menentang ku, apalagi yang kau butuhkan?"
Mendengar itu, Rania merasa sedikit tertarik. benarkah keinginannya dapat terpenuhi?
"Begitukah? kalau begitu aku ingin mengabari mama Laura bahwa aku baik-baik saja di sini," tutur Rania masih mencoba menawar nasib.
"Tidak perlu. Mama tahu kau bersamaku, maka kau akan baik-baik saja," jawab Farhan.
"Oh ya? Bukankah terakhir kali kita bersama kau menyiksaku?"
"Jangan mulai Rania. Aku sudah berjanji aku tidak akan melukaimu," jawab Farhan menatap Rania kesal.
Rania merasa frustasi. Ia merasa seperti burung yang terkurung dalam sangkar emas.
"Mereka pasti mencari ku, mereka pasti mengkhawatirkan aku," gumam Rania kembali namun bisa di dengar oleh Farhan.
"Siapa mereka yang kau maksud? Mama dan papa ku tahu kau bersama suamimu, apa yang perlu dikhawatirkan?" tanya Farhan.
Rania tak merespon. Ia pikir laki-laki itu tidak mendengar perkataannya karena suaranya yang sangat kecil.
"Apa yang kau maksud adalah Randi? Dia yang mengetahui kau hamil dan memberikan vitamin kepadamu?" tanya Farhan lagi, kali ini dengan suara yang penuh penekanan dan tatapan tajam.
Rania tercekat lalu menatap Farhan.
"Jadi kau tahu ya?" sahut Rania yang tidak tahu harus berkata apa.
Namun mata Farhan terlihat menyeramkan baginya, ia pun buru-buru memalingkan pandangannya dari laki-laki itu.
Farhan menaikkan sebelah bibirnya dan diikuti oleh alisnya, melihat Rania dengan pandangan mengerikan.
"Apa kau tidak punya harga diri? Apa kau tidak bersuami sehingga meminta vitamin pada laki-laki lain yang tidak memiliki hubungan denganmu?" tanya Farhan mengintimidasi.
Rania tercekat. Ucapan Farhan membuatnya merasa terhina.
"Aku tidak ingin menjadi istri mu! Jika kau tidak mengetahui apapun tentangku, maka jangan berbicara apapun!" geram Rania menahan rasa sakit dan amarah.
"Aku sudah bilang aku membencimu, aku bahkan tidak sudi mengandung anakmu. Aku benci jika anakku akan terlahir dengan sifat jahat sepertimu!" lanjutnya lalu beranjak pergi meninggalkan Farhan.
"Rania!" Farhan mengeratkan kedua gigi graham nya menahan amarah.
Ia pun beranjak dari duduknya dan berjalan mengejar Rania. Ia menarik pergelangan tangan istrinya sehingga wanita itu berhenti berjalan dan menghadapnya.
"Aku tidak suka mendengar mu bicara seperti itu!" ujar Farhan.
"Aku tidak suka kau menghinaku bersama Randi, sebab kau tidak mengetahui apapun!" sahut Rania tak mau kalah.
"Rania!" sentak Farhan, membuat jantung Rania berdebar.
Wanita itu pun memilih diam daripada Farhan kembali menyiksanya.
"Lupakan Randi! Kau istriku!" bentak Farhan.
"Kalau begitu lupakan kekasihmu! Lupakan keinginan mu menikahinya sebab kau telah memiliki aku!" sahut Rania tak kalah tinggi.
Farhan menatap Rania dalam diam.
"Kau tidak bisa bukan? Itulah mengapa aku tak suka hidup bersamamu. Setidaknya Randi tak pernah menyakiti aku seperti dirimu!" ucap Rania tertahan.
Ia pun melepaskan tangan Farhan dengan kasar dan meninggalkan laki-laki itu sendiri. Airmata menetes di wajah cantik Rania, tanpa diketahui oleh Farhan.
pantesan..
biasanya pagi2 udah ada...
NT nya error mungkin
⍴ᥙsg ᥲ𝗊 mkᥒᥲᥒ... gk sᥱsᥙᥲі