Simpanan Bos Berondong

Bersedih lama-lama tidak ada gunanya lantaran tidak akan mengubah apa pun. Latina tetap terjerat dengan pria bernama Dean untuk satu tahun lamanya, dan Jason setia bersama kekasihnya, Nelis.

Pertengkaran di pagi hari membuat Jason turun dari rumah lebih awal. Latina sendiri juga ikut pergi, dan kali ini tujuannya adalah rumah kedua orang tuanya. Tempat paling ternyaman untuk meluapkan segala keluh kesahnya.

"Dad, kau sendirian di sini?" Latina tersenyum. Ia berjalan cepat membuka pagar kayu sebatas perutnya.

"Kau datang, Nak. Ibumu tengah berada di dapur. Dia akan segera kembali dengan membawakan buah untukku."

Satu kecupan Latina berikan di kening sang ayah, lalu ia mendorong mundur kursi roda yang dipakai oleh ayahnya dari paparan sinar matahari langsung.

"Kau sudah cukup berjemur."

"Ibumu yang menyuruhku. Mungkin dia ingin memanggangku." Pria tua itu tertawa. Rambutnya sudah memutih semua. Tangannya keriput dengan tubuh yang kurus. Selama sakit, perubahan drastis terjadi pada fisik Tuan Anderson.

"Sayang!" sang ibu menegur. Nyonya Eliza meletakkan piring buah di meja depan, lalu memeluk putrinya. "Kapan kau datang?"

"Baru saja." Latina mengusap punggung belakang sang ibu, lalu menarik dirinya. "Mommy baik-baik saja, kan?"

"Mommy baik-baik saja. Syukurlah kau datang, Sayang. Malam kemarin hari ulang tahun pernikahanmu, kan? Mommy sudah siapkan hadiah. Ayo, kita masuk dan lihat hadiahmu."

Salah besar Latina berkunjung ke tempat orang tuanya. Harusnya ia lewatkan satu atau dua minggu kemudian. Biasanya Jason akan mengadakan makan malam, tetapi malam kemarin malah ia yang menjadi santapan seorang bos muda.

Sang ayah, Anderson, mencoba untuk bangkit dari kursinya. Latina membantunya bangun, lalu mengiringinya berjalan. Penyakit tua akibat tidak menjaga kesehatan sedari dini. Tuan Anderson masih bisa berjalan, tetapi tidak bisa tahan untuk berlama-lama berdiri.

Sang ibu memberikan kotak hadiah berwarna biru yang diberi pita warna krem. Ia mengangkat dagunya agar Latina segera membuka bingkisan itu.

Dari tatapan sang ayah dan ibu, Latina sangat yakin jika mereka berharap dirinya membuka kado itu. Latina melakukannya, ia buka hadiah dari sang ibu, lalu melihat isinya.

"Kaos kaki bayi?" kening Latina berkerut mendapati hadiah aneh dari orang tuanya.

"Ya, kami harap tahun depan, sudah bisa dipanggil Grandpa dan Grandma." Eliza tersenyum mengatakannya.

Latina pun membalas senyum itu dengan memasukkan kembali hadiah yang diberikan oleh orang tuanya.

"Terima kasih, Mom, Dad. Kuharap tahun depan semua itu terwujud." Latina beranjak dengan memeluk kedua orang tuanya.

"Kau baik-baik saja, kan, Sayang?" Eliza merasa jika Latina tidak suka atas hadiah yang ia berikan.

"Aku baik-baik saja, Mom. Aku hanya kurang istirahat."

Sang ibu tersenyum. Apalagi ia tidak sengaja melihat tanda merah di leher putrinya. Pasti Latina melewatkan malam bahagia bersama Jason di hari jadi mereka.

"Kau harus banyak istirahat dan makan." Anderson mengingatkan.

"Jangan khawatir soal itu, Dad. Aku akan menjaga kesehatanku."

Mendapat kaus kaki bayi dan mendengar permintaan dari kedua orang tuanya, Latina tidak sadar jika ia belum meminum apa pun setelah tidur bersama Dean.

Seingatnya Dean mengeluarkan cairan itu di luar, tetapi tidak menutup kemungkinan jika ia bisa mengandung. Tidak bisa begini. Latina sama sekali tidak mengharapkan ia mengandung anak dari pria asing. Ia harus mencegahnya.

TBC