NovelToon NovelToon
Proof Of Love Art Paper

Proof Of Love Art Paper

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Skyeuu

"Itu anak gue, mau ke mana lo sama anak gue hah?!"
"Aku nggak hamil, dasar gila!"
Tragedi yang tak terduga terjadi, begitu cepat sampai mereka berdua tak bisa mengelak. Menikah tanpa ketertarikan itu bukan hal wajar, tapi kenapa pria itu masih memaksanya untuk tetap bertahan dengan alasan tak masuk akal? Yang benar saja si ketua osis yang dulu sangat berandal dan dingin itu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skyeuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Jay berjalan lebih dulu tanpa memedulikan keadaan Azka yang akting dramanya semakin menjadi-jadi saat dia meninggalkannya. Seperti anak kecil yang ditinggalkan oleh Ayahnya, begitu keadaan Azka saat ini, dia bahkan melupakan menampilannya yang luar biasa tampan dengan balutan jas rapi serta dasi yang elegan di lehernya. Paling bener belikan dia seragam anak sekolah saja.

"Jay tungguin gue!" serunya pada sang sahabat yang tega meninggalkan dirinya sendirian.

Tak lama kemudian, pria itu berhenti ketika dia menemukan sosok yang tak pernah diharapkan akan hadir di sana. Ning Arum. Dia terlihat cantik dengan sackdress atau gaun terusan yang siluetnya pas dengan badannya, terkesan semi-formal yang berwarna baby pink. Tampak cantik dan menawan bersama sepatu hak tingginya dengan warna senada. Jay tak bisa berkata-kata, tapi Azka yang peka mendukungnya untuk maju. Dia mendorong tubuh Jay sampai berhadapan dengan perempuan itu.

"Good luck bro!" katanya sembari mengacungkan jempol ke arah Jay yang menatapnya dengan penuh kemusuhan, Azka tidak peduli, dia bahkan tertawa dan menaiki pelaminan untuk memberi selamat pada kedua pengantin.

Haris dan Naira terlihat bahagia, ditemani anak mereka yang saat ini sudah berumur empat tahun. Orang lain yang diundang ke pesta adalah orang-orang yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan teman lama mereka, atau lebih tepatnya hanya teman bisnis juga karyawan Ayah Haris. Kedua orang tua Haris sudah mau menerima sang menantu dengan perasaan lapang, sebenarnya mereka tidak akan malu jika Haris mau mengundang teman-teman satu sekolahnya dulu. Hanya saja Haris sangat menjaga perasaan istrinya yang dia yakini belum sembuh dari trauma masa lalu.

"Sayang, kamu masih inget dia? Ini Azka yang dulunya sok pendiem, sekarang jadi pecicilan, padahal aslinya emang begitu..." diakhir kalimat Haris berbisik tapi tetap bisa didengar oleh Azka.

"Langsung aja ngomong depan muka, ngapain lu bisik-bisik kampret! Gue masih bisa denger!!" katanya pura-pura menunjukkan wajah kesal.

Sementara itu, Ning yang canggung mencoba menyapa Jay dengan tenang sebisa mungkin. Dia juga sudah lama tidak bertemu dengan anak laki-laki itu yang entah kenapa sekarang tampilannya seperti pria dewasa yang siap menikah. Ning mengetahui bahwa Jay akan dijodohkan oleh kedua orang tuanya dari Kartika, bahkan Gisel dan Winter menghiburnya pagi ini karena kemungkinan besar mereka akan bertemu di resepsi pernikahan Haris. Apalagi Jay teman dekatnya Haris, pasti dia akan datang. Jay salah fokus saat tidak sengaja melihat bagian dada Ning yang sedikit terekspos, mohon dimengerti dia juga pria normal yang punya sisi nakal dan jelalatan. Namun, ia tetap terlihat santai dan tenang.

"H-hai, apa kabar?" tanyanya kikuk.

Belum pernah Ning menyapa orang secanggung itu, dalam kamus hidupnya tak ada kata gugup saat berusaha mendekati seseorang. Tapi, siapa sangka alih-alih membalas sapaannya Jay malah meminta maaf dan balik badan. Seolah-olah tidak mau bertemu dengan Ning lagi.

"Aku tau kamu mau nikah," ucapan Ning seperti mantra bagi Jay.

Lelaki itu menghentikan langkahnya yang sebenarnya ragu, kemudian menoleh ke belakang sambil mengatakan kalimat tak berperasaan pada Ning.

"Terus? Lo sendiri juga udah ada calon suami," katanya penuh penekanan setiap kata.

Dalam hati Jay sejujurnya sangat takut melihat wajah Ning, ia tahu perasaannya yang dulu akan kembali ke permukaan. Berdasarkan pengalamannya dalam menghalau segala jenis wanita, Jay tampaknya kesulitan saat berusaha menjauhkan diri dari Ning, entah dia tak tahu.

"Kamu bersikap kayak gini buat menghindari aku Jay?" tanyanya memastikan.

Jay akhirnya berbalik, matanya terkunci pada sosok Ning yang hari ini sangat cantik dengan sackdress pink baby tanpa lengan yang dipakai oleh perempuan itu. Rambutnya yang panjang digulung rapi, menyisakan sisa rambut kedua sisi pelipisnya, belum lagi riasan wajahnya yang manis dan anggun tapi tetap terlihat dewasa. Jay berusaha untuk melepaskan perasaan masa lalu itu. Perasana tertarik pada sosok Ning yang berpura-pura menjadi pacarnya, hubungan tidak jelas itu pada akhirnya berakhir dengan dramatis. Baik dari sudut pandang Ning maupun Jay.

"Sebaiknya lo fokus sama pertunangan lo dan orang pilihan Bapak lo itu," katanya dengan nada cukup cuek.

Ning sakit hati mendengarnya, "Kamu banyak berubah Jay..." ada nada kecewa di dalam kalimat yang baru saja Ning sampaikan.

Tapi, Jay tak sedikitpun tergerak untuk memperbaiki keadaan. Lantas Ning tersenyum, menganggukkan kepalanya.

"Kalau gitu, apa kamu pernah jatuh cinta sama aku selama kita pura-pura pacaran?"

Pertanyaan yang sulit dia jawab, sebab Jay sendiri tidak tahu mengapa sampai saat ini Ning masih menghantui isi kepalanya. Apakah karena mereka dulu bisa menjadi teman kerja sama yang baik? Ataukah memang Jay pernah tidak sengaja menjatuhkan hati untuk Ning? Dia tidak paham soal cinta. Lebih baik menyebutnya pintar dalam berbagai hal, tapi bodoh dalam masalah percintaan. Jay akui sebelumnya dia belum pernah berpacaran, sudah dibilang tak ada yang Jay terima secara baik selain Ning yang dia paksa untuk menjadi kekasih palsunya.

"Gue...."

"Hey, siapa ini? Apa kabar Ning sayang? Udah lama Tante nggak ketemu kamu!" entah sejak kapan Mama ada di sana. Padahal Papa bilang, mereka tidak bisa datang ke pesta pernikahan anak teman bisnisnya.

"Oh halo Tante, alhamdulillah Ning sehat. Gimana kabar Tante akhir-akhir ini? Kayaknya ada hal baik ya," sahut Ning yang berubah drastis, berbeda dengan cara bicaranya dengan Jay yang penuh kekecewaan mendalam.

Jay sering menanyakan, sebenarnya apa yang membuat gadis itu sampai segitunya saat mereka bertemu? Padahal mereka berpisah dengan cara tidak hormat. Sekalipun dulu pernah menyukai satu sama lain (?) keduanya tetaplah mantan kekasih yang tidak pantas membahas perasaan masa lalu. Ia memilih untuk pergi dari sana, terlalu memuakkan jika harus berkutat dengan masa lampau yang sama sekali tak menyenangkan, dan Jay akan membunuh perasaan apapun itu pada Ning yang sama sekali tidak dia pahami. Laki-laki itu menaiki anak pelaminan dan bersalaman memberi kata selamat kepada kedua pembelai, setelah selesai ia kembali turun dan menghindari manusia yang bisa saja menyeretnya pada Ning.

"Anjayyy, apa kabar lo? Mukanya sepet gitu njirr, nih minum dulu anggur merahnya," ucap lelaki yang tentu saja dia kenal, "Bukannya di acara ini halal semua?" tanyanya menaikkan kedua alis.

Sosok di depannya mendelik malas, Rey memang sudah menduga anak itu berhenti minum. Siapa lagi kalau bukan Rey yang bisa berani menyaingi julidnya Suni.

"Ini tuh bukan amer yang bisa bikin lo mabuk kebayang tau, ini non alkohol kocakk," Rey meneguknya sampai habis. "Nih liat, nggak terjadi apa-apa kan sama gue?!" katanya ngotot yang malah membuat Jay curiga.

"Lo kan kuat minum," merasa diragukan Rey akhirnya menyerah, "Serah lo lah bejirr," sahutnya mendelik.

"Dih, cakep lo begitu? Minimal gaya sama kelakuan sesuai Bang!" sahut suara lain dari belakang.

Jay mengintipnya di balik bahu lebar Rey, ya ampun, anak itu bertambah tinggi sepertinya dan kekar juga (?). Setelah sampai di antara mereka berdua, dia langsung tersenyum ala kadarnya. Niken, Joni, dan kembarannya Suni terlihat sangat mewah dan elegan dengan pakaian mereka. Kurang cocok sebenarnya dengan cara mereka bicara dan berlagak sok keren. Yang bicara sambil roasting adalah Niken, cowok yang entah kenapa jadi menjulang tinggi seperti tiang listrik.

"Nggak sopan banget lo nyet," tentu saja Rey kesal mendengarnya.

Pertemuan reuni mereka cukup unik, bagaimanapun berantakannya hidup dan pertemanan mereka. Semuanya harus tetap bertahan hidup dengan cara bekerja, cari uang agar masa depan tidak suram. Padahal anak CEO semua, kenapa masih harus cari pekerjaan yang lain? Aneh memang anak-anak geng For Seven Rich ini.

1
Towa_sama
Gak nyesel baca cerita ini, recommended banget!
Skyeuu: aww terima kasihh ^^
total 1 replies
SweetPoison
Saya terkesan dengan kedalaman emosi yang tersampaikan dalam kata-kata.
Skyeuu: terima kasihh ^^ 🫶🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!