Warning! Area 21+ yang masih di bawah umur harap tidak membaca novel ini. 🙏😁
Seorang gadis bernama Elisa yang punya segalanya dalam hidup, ia cantik, populer dan kaya raya. Hidupnya begitu sempurna, namun tak banyak yang tahu jika ia mempunyai trauma masa kecil karena penghianatan sang ayah yang menyebabkan ibunya meninggal bunuh diri.
Lima belas tahun berlalu. Sebelum sang ayah meninggal, beliau menulis sebuah surat wasiat yang bertuliskan bahwa seluruh harta kekayaannya akan jatuh ke tangan sang putri tunggalnya. Dengan syarat Elisa harus menikah dan melahirkan keturunan penerus keluarga.
Elisa yang tak percaya dengan adanya cinta sejati mulai mencari cara agar ia mendapatkan warisan tersebut. Dan saat itulah seorang pria sederhana muncul di hadapannya karena meminta Elisa membatalkan penggusuran pemukiman tempat pria itu tinggal.
"Aku akan membatalkan penggusuran itu dengan satu syarat, menikahlah denganku, setelah aku hamil dan melahirkan kamu akan aku bebaskan." Elisa Eduardo.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alya aziz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.8 (Pernikahan)
...Satu minggu kemudian....
...🍂...
...🍂...
...🍂...
Suasana mansion siang ini nampak berbeda dari biasanya. Sebuah ruangan yang cukup luas kini di sulap menjadi tempat resepsi dadakan yang tidak kalah dengan ball room hotel berbintang. Para pelayan termaksud kepala pelayan Nini sibuk mengatur semuanya, meski tidak ada tamu yang di undang, hanya keluarga inti saja, tapi bagi semua pelayan, ini tetaplah pernikahan Nona muda mereka.
Di sebuah kamar yang sudah di persiapkan, Reynald, di temani Melvin dan Jack sudah selesai bersiap-siap. Ia terlihat tampan dengan setelan Jas berwarna navi. Ia berdiri di depan jendela besar yang berada di ruangan itu, ia memandangi taman yang ada di bawah sana.
Sejak pagi tadi Reynald bersama dengan Adik dan temannya sudah di jemput oleh orang suruhan Elisa. Hari ini seharusnya menjadi hari yang sakral saat ia akan mengucapkan janji sehidup semati, namun nyatanya semua masih terasa asing, terasa hampa saat ia harus menikah dengan wanita yang tak di cintai.
"Wah, rumah ini bagai istana. Berarti mulai sekarang, kamu akan tinggal di sini," ucap Jack saat berdiri di samping Reynald.
"Aku minta kamu tinggal di ruko, temani Melvin selama aku tinggal di sini. Aku akan tetap bekerja di bengkel sampai sore," ucap Reynald saat menoleh kearah Jack.
"Sudah berapa kali kamu bahas hal ini, iya aku akan tinggal di ruko, kamu tenang dan fokus saja di sini, sebentar lagi kamu akan menikah ... meskipun ini hanya pernikahan kontrak, tapi kamu harus tetap bertanggung jawab sebagai seorang suami," tutur Jack yang tiba-tiba saja berubah menjadi pria melankolis.
Klek.
"Tuan, silahkan keluar acara sebentar lagi akan di mulai," ucap seorang pelayan yang sedang berdiri di ambang pintu seraya menundukan kepala kepada Reynald.
Melvin yang sejak tadi duduk di sofa, kini berdiri dan menghampiri sang kakak. "Silahkan Tuan Muda Reynald, waktunya show time," ucap Melvin lalu terkekeh sendiri, meski begitu matanya nampak berkaca-kaca karena sebentar lagi ia harus melepaskan sang kakak untuk orang lain.
...~...
Di ruangan lain, Elisa sudah nampak anggun dengan gaun putih yang membalut tubuh indahnya. Ia masih setia duduk di depan meja rias, menatap wajahnya sendiri dari pantulan cermin. Entah kenapa ia merasa gugup karena sebentar lagi ia akan menjadi seorang istri.
"Tenang lah Elisa, kamu pasti bisa melewati hari ini dan hari-hari berikutnya," gumamnya sendiri.
Viola yang baru saja masuk ke ruangan itu nampak tersenyum saat melihat Nona mudanya sedang duduk di depan meja rias, segera saja ia melangkah menghampirinya. "Nona, sebentar lagi acara akan di mulai ... apa anda benar-benar siap dengan pernikahan ini?"
Elisa berdiri dari posisinya, lalu berbalik menatap Viola. "Kamu dan Bi Nini selalu menanyakan hal yang sama. Aku tidak akan melangkah sejauh ini jika ragu."
"Kak El!" pekik Tasya yang sedang berdiri di ambang pintu. Ia menghampiri Elisa dan langsung memeluk kakak sepupunya itu. "Selamat ya kak, kakak cantik sekali."
Meski kurang nyaman karena Tasya tiba-tiba saja datang memeluknya, tapi ia tahu jika Tasya tulus mengatakan selamat kepadanya. "Hey, kamu bukan anak kecil lagi kenapa setiap melihat ku kamu langsung memeluk saja."
Tasya melepaskan pelukannya dan langsung terseyum kepada Elisa. "Hehe maaf kak, aku senang bertemu kakak lagi, terakhir kita bertemu waktu liburan musim panas tahun lalu di Australi."
"Mama kamu tidak datang?" tanya Elisa. Yang tersisa dalam hidupnya hanyalah Tasya dan Eva sebagai anggota keluarga Eduardo. Meski hubungannya kurang baik, ia tetap mengundang mereka.
Tasya yang sejak tadi nampak senang tiba-tiba saja menjadi bingung. Ia tidak tega jika harus menceritakan semuanya kepada Elisa. Ya, saat Eva mengetahui jika keponakannya itu akan menikah ia murka hingga mengumpat sepanjang hari. "Em itu Mama ... Mama sedang kurang sehat kak, jadi hanya aku yang datang.
"Oh begitu, terimakasih karena kamu sudah datang." Elisa tahu jika tantenya itu pasti tidak senang mendengar kabar pernikahannya. Terus lah seperti itu, benci aku sampai akhir, batin Elisa.
...~~...
Reynald beberapa kali menghela napas panjang saat merasa gugup. Sebentar lagi dalam hitungan menit ia akan resmi menikahi seorang wanita yang tak pernah dalam bayangannya.
"Bro, kalau kamu mau kabur sekarang masih bisa," bisik Jack di telinga Reynald.
Sontak mata Reynald membulat seketika. "Apaan sih, mau cari mati itu namanya," ucapnya berbisik.
"Tiba-tiba aku nggak tega liat kamu Rey," bisik Jack lagi.
"Gila kamu, udah jangan banyak ngomong, kalau aku oleng sekarang, ruko dan Melvin gimana?" sanggah Reynald masih dengan nada suara yang pelan.
"Iya juga sih," Jack kembali terdiam dengan raut wajah sendunya. Namun tiba-tiba saja matanya membulat dengan mulut terperangah. "I-itu pengantin ceweknya? "Jack menunjuk kearah tangga."
Tanpa sadar Reynald berdiri dari posisinya, saat melihat Elisa melangkah menuruni tangga. Sejenak ia terpana dengan kecantikan calon istrinya yang luar biasa. Jika bidadari ada dunia nyata maka orang itu adalah, Elisa.
"Untung aja kamu nggak kabur Rey, cantik banget sumpah," ucap Jack saat berdiri di samping Reynald.
"I-itu yang di samping Nona Elisa, Tasya kan?" Melvin malah fokus pada gadis yang berjalan di samping Elisa. Karena gadis itu adalah teman SMA-nya.
Reynald tak bergeming, ia tetap fokus memandangi Elisa, sampai akhirnya Elisa berhenti di hadapannya. Ia reflek mengulurkan tangan dan langsung di sambut oleh calon istrinya itu. Tangan mereka saling menyatu dan saling menggenggam erat.
Elisa terseyum kepada Reynald karena akting mereka di depan semua orang yang hadir telah di mulai. Layaknya pasangan yang sedang bahagia karena sebentar lagi akan resmi menjadi pasangan suami istri, ia mengikuti langkah Reynald duduk di sebuah kursi yang telah di sediakan.
Akhirnya acara di mulai, Reynald mengucapkan ikrar pernikahan dengan satu tarikan napas. Semua orang yang menyaksikan kompak mengucapkan kata 'SAH' hingga menggema di setiap sudut ruangan. Reynald menoleh kearah Elisa yang nampak tertunduk, ia tak tahu apa yang wanita itu pikirkan saat ini. Tapi ia mempunyai firasat jika Elisa juga begitu berat menerima kenyataan yang baru saja mereka mulai.
"Silahkan pasang cincin pernikahan kepada istri anda."
Karena Elisa tak bergeming, Reynald berinisiatif meraih tangan Elisa dan memasangkan cincin pernikahan mereka. Tatapan mereka saling beradu, ia cukup kaget saat melihat mata istrinya itu memerah seperti menahan tangis, tapi ia berusaha mengabaikannya dan memasangkan cincin itu. Begitu juga dengan Elisa yang memasang cincin di jari manis Reynald.
Mereka kembali menatap dalam diam, sampai akhirnya tiba-tiba Reynald memajukan tubuhnya dan langsung mencium kening Elisa. Mata Elisa terpejam, darahnya terasa berdesir hebat, saat satu kecupan pertama dalam hidupnya akhirnya ia rasakan, terasa hangat hingga tak mampu untuk menolak.
Kepala pelayan Nini yang duduk tak jauh dari tempat Elisa, tak kuasa membendung air matanya. Meski ia tahu pernikahan ini hanya berdasarkan kepentingan, bukan karena saling mencintai, ia tetap berharap Nona mudanya itu menemukan kebahagiaan dalam pernikahan, hingga akhirnya melupakan jika semua hanya sandiwara demi melahirkan keturunan keluarga Eduardo.
Bersambung 💓
Jangan lupa like+komen+vote+hadiahnya juga ya readers 🙏😊