" Mas Wira, kalau sudah besar nanti, Mega mau menikah dengan mas Wira ya?! pokoknya mas Wira harus menikah dengan Mega..?!" ucap gadis kecil itu sembari menarik lengan Wira.
Mendengar rengekan Mega semua orang tertawa, menganggapnya sebuah candaan.
" Mas Wira jangan diam saja?! berjanjilah dulu?! mas Wira hanya boleh menikah dengan Mega! janji ya?!" Mega terus saja menarik lengan Wira.
Wira menatap semua orang yang berada di ruangan, bingung harus menjawab apa,
" mas Wira?!" Mega terus merengek,
" iya, janji.." jawab Wira akhirnya, sembari memegang kepala gadis kecil disampingnya.
Namun siapa sangka, setelah beranjak dewasa keduanya benar benar jatuh cinta.
Tapi di saat cinta mereka sedang mekar mekarnya, Mega di paksa mengikuti kedua orang tuanya, bahkan di jodohkan dengan orang lain.
bagaimanakah Nasib Wira, apakah janji masa kecil itu bisa terpenuhi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jagalah jarak
Di dorongnya tubuh Mega hingga terhimpit di dinding, lalu diangkatnya kedua kaki Mega dan di lingkarkannya di perutnya.
Habis bibir Mega di ciumi Wira, tidak sedikitpun perempuan itu di beri kesempatan untuk lepas.
" Uhhggg..!" Mega melepaskan bibirnya, ingin berkata sesuatu, tapi Wira membungkam bibir Mega kembali.
Wajah perempuan itu sudah memerah, Wira benar benar tidak berpikir panjang lagi sekarang.
Setelah Mega jauh lebih tenang dan tidak berusaha melepaskan diri lagi, Wira membawanya ke atas tempat tidur.
Di rebahkan nya Mega.
Ciuman Wira kini beralih turun ke leher Mega, dari leher turun ke dada.
Darah Wira sudah berdesir hebat, tangannya bahkan menyingkap blouse Mega.
ditatapnya Mega, perempuan itu terbaring pasrah, yang jelas wajahnya memerah, entah karena malu, atau karena hasratnya yang sudah tidak terbendung karena ulah Wira.
Laki laki itu bangkit dari atas tubuh Mega, dan membuka kaos yang di pakainya.
" Mega.." panggil Wira lirih, membuat Mega menatap laki laki yang bertelanjang dada itu.
Wira menarik kedua tangan Mega, meminta agar Mega menyentuh dadanya.
" Aku tidak akan berhenti seperti kemarin." ujar Wira dengan suaranya yang bergetar menahan hasrat dan perasaannya.
" tapi kau harus tau, setelah ini.. Aku akan semakin gila,
akan kuterobos semuanya,
akan kurebut kau dari tangan siapapun itu.
Kalau kau lari,
Akan ku kejar kau sampai kemanapun." imbuh Wira berbisik di telinga Mega.
Mega seperti tersihir, ia perasaannya sudah sepenuhnya di kuasai Wira.
Ia tidak mampu mengelak dan menolak setiap sentuhan Wira,
Seperti dulu, seperti saat ia masihlah seorang gadis.
Saat keduanya sudah diambang batas, saat keduanya sudah tidak sanggup lagi menahan diri.
Terdengar suara ketukan pintu,
" Wira?!" itu suara ibunya,
" kau di dalam le? Ada tamu mencarimu?!" ibunya terus mengetuk pintu.
Wira sontak bangkit dari tubuh Mega.
Andai saja tidak ada ibunya,
mungkin kesalahan di masa lalu sudah terulang.
" iya Bu! Sebentar!" jawab Wira dengan suara yang di paksa tegas,
hasratnya masih begitu besar.
Di bantunya mega untuk bangun, di benarkan blouse perempuan itu,
" maafkan aku.." ucapnya sembari memeluk Mega.
Mega hanya bisa terdiam, dengan wajahnya yang masih panas dan memerah.
" Diamlah, di kamar.. Aku akan keluar," ucap Wira pelan.
Mega mengangguk, dan duduk di pinggir tempat tidur,
sementara Wira mengambil kembali kaos yang di lemparnya ke lantai tadi.
Mega baru saja masuk ke dalam kamarnya, ia merasa dirinya kacau.
Setelah mengganti bajunya ia duduk di depan meja rias.
" Bagaimana ini Mega,
Semakin lama kau disini kau semakin tidak waras..
Kenapa kau memberi harapan untuk Wira,
Kenapa kau menyambutnya kembali,jika akhirnya kau juga akan meninggalkannya.." batin mega dengan wajah sayu.
" Mega.." itu suara Kakung,
Mega segera bangkit, dan keluar.
" duduklah disini.." rupanya kakungnya mengajaknya duduk di sofa tengah, di depan televisi.
Disana juga sudah ada utinya, tidak lupa buk Parni.
Mega duduk, ia sudah merasa ada sesuatu yang tidak benar.
" Mega.." panggil kakungnya,
" dalem kung.." jawab Mega menundukkan pandangannya.
" Asline piye nduk.." tanya Kakung,
" maksudnya kung?"
" awakmu Karo Wira.."
Deg..
Mega membisu,
" Kakung sudah tidak bisa tutup mata nduk.. Kau dan Wira sudah terlalu menarik perhatian orang kampung..
Tanyalah Parni..
Dia yang sering mendengarkan orang orang berbicara seenaknya tentang mu dan Wira," ujar Kakung,
" nduk.. Kamu ini bukanlah orang sembarangan..
Jadi jangan biarkan orang tidak menghormatimu.."
" maafkan Mega kung.. " ujar Mega sembari tertunduk.
" Aku juga akan memanggil Wira, gosip ini harus di redakan.. Dan kalian harus mulai menjaga sedikit jarak.." suara Kakung tenang namun tegas.
Membuat Mega terdiam.
Kakung yang sebelumnya tenang tenang saja itu, kini sudah mulai bersuara, bahkan memperingatkan.
jadi terpaksa saya buat yg baru.. hikhikhiks..
bingung ini gmn caranya nerusin novelnya.. judul ini keputus..😢🙏
Bau2nya Wira bakal diinterogasi Mega 😂