NovelToon NovelToon
Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

"Menjadi prajurit butuh perjuangan, butuh pengorbanan. Berjuang untuk bumi tempat berpijak, demi setiap tarikan udara yang kita hirup dan demi orang-orang tercinta beserta kedaulatan. Berkorban, mengorbankan segala yang kita miliki sekalipun sebuah sumpah setia di ujung senapan."

~Teuku Al-Fath Ananta~

"Aku tak akan membuat pilihan antara aku atau bumi pertiwi, karena jelas keduanya memiliki tempat tersendiri di hatimu. Jadilah sang garuda meski sumpah setia kau pertaruhkan diujung senapan."

~Faranisa Danita~

Gimana jadinya kalo si sarjana desain grafis yang urakan dan tak suka pada setiap jengkal tanah yang ia pijaki bertemu dengan seorang prajurit komando pasukan khusus nan patriotisme dalam sebuah insiden tak terduga, apakah mereka akan seirama dan saling memahami satu sama lain, dalam menjejaki setiap jalanan yang akan mereka lalui ke depannya di belahan bumi pertiwi ini? Ikuti kisahnya disini yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JADI SALES PRESTO, WHAT THE HELL?!

"Sekali lagi maaf pak," mereka memberi hormat lalu pergi.

Fara mengernyit, ia melengkungkan bibirnya dan menggidikkan bahunya acuh tak peduli, yang penting dirinya aman sekarang.

"Gilak aja, masa iya sarjana dikira lont3!" omelnya masih menyisakkan amarah.

Al Fath memasukkan kembali kartu saktinya ke dalam dompet, "thanks! Ingetin saya kalo ketemu kamu lagi buat jajanin es cendol!" senyum manis Fara.

"Ngga usah, sama-sama. Kalo gitu saya duluan, makasih capcaynya," ujar Al Fath.

Baru kali ini ada lelaki sedingin dan sekaku itu, dia beneran manusia kan?

Fara memutuskan untuk pulang seraya menatap kepergian Al Fath, dimana lelaki itu semakin menjauh.

...----------------...

Gadis itu mengucap salam, dan masuk. Hal pertama yang ia dapatkan adalah semburan pedas ibunya.

"Ngga usah balik aja sekalian!"

"Nyak, ngga usah marah-marah. Ntar nih martabaknya makin gosong kalo dipelototin," tau kelemahan ibunya, Fara menghalangi wajahnya dengan keresek martabak.

Mata yang awalnya menatap tajam dengan alis benar-benar naik setinggi tower sinyal operator kini lambat laun turun. Fara tau ibunya tak akan tahan dengan wangi coklat dan keju, yang diselingi wangi mentega panas.

"Dapet duit dari mana lu?" tanya nya perlahan menyambar kresek seperti ikan nyambar kail joran. Fara dapat tersenyum senang.

Kan luluh!

"Udah dibilang Fara kemaren kan ngerjain project kecil," tak tunggu lama ia mengeluarkan dua lembar uang merah dan menyerahkannya pada sang ibu. Gadis itu boleh bar-bar, namun ia gadis yang jujur dan baik. Apapun ia lakukan untuk ibunya, wanita yang meskipun galaknya ampun-ampunan ini adalah orang yang sudah melahirkannya ke dunia, orang pertama yang akan memeluknya di kala lelah mendera dan sakit terasa.

"Ya udah deh, lu mandi sekarang terus makan!" jawabnya menyambar pula uang di meja.

"Ntar aja lah mandinya, besok aja. Takut reumatik!" kilahnya hendak beranjak ke kamar.

"Ya Allah!!!!!" teriaknya lagi membuat ibunya kembali meledak.

"Iya---iya 'nyak!" ia berlari langsung menyambar handuk.

Bisa mati mendadak memiliki anak seperti Fara, ibu menatap dua lembar uang merah itu. Ada hati terharu, meski disebut pengangguran Fara selalu berusaha sebaik mungkin untuknya.

"Maafin 'nyak neng,"

Fara tengah menikmati makan malamnya, meskipun hanya tempe kecap dan tumisan capcay. Capcay? Ia jadi mengingat manusia sedatar triplek tadi, Fara terkekeh, "ada ya orang kaya gitu?!" gumamnya.

"Ra, tadi 'nyak dikasih tau cing Sopiah. Katanya si Pudin baru aja diterima kerja, kerjaan baru itu lagi buka lowongan kerja banyak banget! Daripada lu cuma kesana-kemari ngga jelas, gimana kalo lu lamar di tempat si Pudin?" Fara mendongak, "jadi apa?"

"Apa ya? 'Nyak lupa, tapi mau kan?" pintanya. Fara belum menjawab karena mulutnya sedang mengunyah makanan. Ia berfikir kritis, Pudin itu lulusan SMA, pekerjaan macam apa yang ia dapat. Apakah akan setara biaya pendidikan yang telah ditempuhnya sampai S1 dengan pekerjaan itu? Di sisi lain Fara melihat ibunya.

Ia menghela nafas lelah, "iya, besok Fara coba." Singkatnya tak ingin membuat kecewa.

SALES PRESTOOOO??!!!!

Bukan lagi melotot, matanya sudah menggelinding minta digadein. What the hell? Yang benar saja, masa iya sarjana desain grafis sepertinya jadi sales presto? Iyyyaaaaa...sales presto, sebaiknya ia saja yang diungkeb di presto itu. Apa kata dunia, ijazah S1 yang disabetnya hanya seharga catalog presto yang kebanyakan dijadiin bungkus kue bandros.

Benar-benar dunia tak adil untuknya, bolehkah ia menangis meraung-raung di jalan raya biar sekalian ketabrak tronton.

Mau tak mau Fara menerimanya, demi ibu! Setidaknya ia akan mencobanya sebulan ini, kalau tak sreg di hati maka ia akan mengundurkan diri.

Rupanya sarapan pagi tadi belum usai untuknya. Abis makan nasi pake telor ceplok kini ia harus makan ati pula,

Ia bersama beberapa sales presto lainnya termasuk tetangganya si Pudin kini mulai beredar.

"Ra, gua kesini aja deh! Lu kan pinter ngomong nih, pasti bisa Ra! Semangat!" ujar pemuda itu mengepalkan tangannya di udara penuh jiwa berkobar demi sesuap nasi sebongkah batu kali. Sementara Fara, hanya jalan sambil misuh-misuh, mana kakinya mulai lecet oleh sepatu, fix ia harus mandi kembang setelah ini.

"Serah lu deh Din, dari awal aja semangat gua udah ambyar kesapu angin!" dumelnya.

Bukan perkara mudah ia menawarkan presto door to door. Berbagai penolakan sekaligus panasnya cuaca menjadi tantangan untuk Fara, untuk apa cari yang susah, ribet dan malu harus sampai ditagih-tagih, jika sekarang sudah jamannya semua online, ada payment yanh menyediakan layanan bayar nanti. Makin mengerucut saja bibir merahnya. Ini mah tutorial mempersulit hidup !!!

"Ampun deh! Gua harus kemana lagi ini?!" di tengah kehausan, teriknya sinar yang menyengat kulit dan banjir keringat, langkahnya gontai namun matanya menyipit,

"Eh! Awas dek!" Fara berlari meninggalkan kardus berisi panci presto secara sembarang demi menyambar seorang anak tk yang hampir terserempet mobil.

"Aaaaa!" teriakan bukan dari Fara ataupun si anak tapi para ibu yang sepertinya para orangtua siswa. Memang di depan Fara ada sebuah tk dimana anak-anak tk sedang beristirahat.

Tiitttt!

Fara berhasil menarik si anak ke dekapannya, "woy pak! Kalo jalanin mobil hati-hati atuh, jangan cepet-cepet kalo deket tk!" omel Fara menggebu-gebu, sementara si pengendara melajukan mobilnya tanpa mau berhenti.

"Ya allah!" seorang ibu berkerudung tampak khawatir menarik anaknya dari Fara lalu memeluknya sambil meringis khawatir.

"Makasih mbak," tandasnya melihat Fara.

"Sama-sama bu, hati-hati bu. Dijagain anaknya emang disini banyak mobil," imbuh Fara.

Ibu-ibu lain ikut memukul mundur anak-anaknya agar masuk ke dalam area tk lagi.

"Bilang apa sama mbak-nya?" tanya si ibu pada gadis kecil berkuncir dua yang masih teelihat pelanga pelongo tak mengerti, ia terkejut tapi bukan karena mobil, melainkan teriakan para ibu dan tarikan Fara.

"Makasih mbak," cicitnya lucu.

Fara tersenyum gemas, "sama-sama,"

Fara kembali mengambil dus panci presto di belakang tadi yang ia lempar begitu saja, semoga saja isinya tak rusak atau ia harus mengganti.

"Mbak siapa namanya?" tanya si ibu saat Fara kembali dengan sekardus presto.

"Fara, Faranisa nama saya," jawab Fara tersenyum ramah, sebagai awal dari menggaet konsumen adalah keramahan, setidaknya itu yang ia pelajari. Bak gayung bersambut, padahal Fara memang sudah memiliki niatan untuk gelar lla pakk disini tapi si ibu sudah menawarkan.

Ibu si anak itu melihat ke arah tangan Fara, "mbak Fara sales?" tebaknya tak meleset, Fara tersenyum, "iya bu! Baru aja tadi pagi, yahhhh sekarang cari kerja emang susah ya bu," keluhnya.

"Digelar disini aja mbak, kan banyak ibu-ibu, siapa tau pada mau?!" tawarnya.

Wajah Fara cerah kembali, secerah piring yang baru saja dicuci.

"Boleh bu?!" angguknya cepat.

Fara masuk ke dalam area tk.

"Misi ibu-ibu, saya Faranisa...kebetulan nih lagi pada ngumpul. Saya disini mau nawarin panci prestonya, bisa cash bisa juga dicicil...harganya bisa digeboy lah! Saya jelasin dulu ya keunggulan presto ini dibanding presto-presto merk lainnya,"

Fara menjelaskan dan menawarkan produknya luwes dengan sedikit candaan membuat para ibu-ibu ikut tertawa dan tertarik.

"Mbak Fara apa pendidikan terakhirnya? Ko luwes banget ngomongnya, atau pernah ada pengalaman jadi stand up comedy?" tanya salah seorang ibu.

"Saya sarjana desain grafis bu, alhamdulillah setahun yang lalu baru dapet gelar S1, tapi ngga punya pengalaman apa-apa dalam dunia lawak,"

"Oalah!"

"Saya Fania, panggil saja bu Fani..saya ambil satu prestonya kredit..." ujarnya langsung tanpa berpikir dua kali, mungkin sebagai ucapan terimakasih untuk Fara, sekaligus kasihan juga melihat sarjana satu ini.

"Oh iya,"

"Boleh saya minta data dirinya bu, sekaligus nomor telfon?"

Hari pertama yang menguntungkan, semoga saja kedepannya akan menjadi awal yang baik baginya.

Fara terkejut dan mengangkat alisnya, "oh! Bu Fani ini istri prajurit? Berarti nanti saya ambil tiap angsuran ke sini?" tanya Fara menunjuk alamat yang sudah dicantumkan di selembar kertas data diri bu Fani.

"Iya, betul."

.

.

.

.

1
rochaeti Sri
pokok TOP ini novel
laelatul qomar
Luar biasa
laelatul qomar
bacanya sampe tahan napas thor..hohoho
laelatul qomar
aku syuka banget karya othor yg bergenre militer lho..rasa nasionalisme dapet,romantis jg ad kocaknya jg ada..keren bget karya2 nya..entah ini sdh novel othor yg keberapa ak baca..syuka smua mua nya
Anonymous
o
Susilawati
mungkin utk saat ini Fara emang belum cinta tapi kalo bang Fath udah jatuh cinta pada pandangan pertama 🤭🤭🤭
Isra Nariah
mau atuh lihat tentara bawa baskom, aslina ngakak/Grin/
Susilawati
cinta pertama dan idolanya bang Fath itu umi Salwa, jadi ketika ketemu sama cewek yg 11 12 sama umi nya langsung jatuh cinta deh 🤭🤭🤭
Anita Choirun Nisa
seru pol
Yatie Amoya
bagus ceritanya
Yatie Amoya
suka ceritanya
maaaaaciii Thor 🥰
Ani
karya karya keren kok kak aku baru baca 2 cerita Kapt. Rayyan dan lanjut Letkol Al Fath.. bener bener amazing 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Ani
dua duanya sudah saya coba rasanya mantul. menurutku yang paling manis matoa papeda
Nur Halima
Luar biasa
dwigar maja
shangri-la..
inget sama Dj amber kan jadi nya 😁
dwigar maja
ceritanya bagus, udah baca 3x.. hahahha gak bosen
As Ngadah
FARANISA kita bestie😃😃😃😃
As Ngadah
Sagara otewe
As Ngadah
oalah ra fara
Attaya Zahro
Ikut terharu Q kak 🥺🥺🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!