[DI ADAPTASI DARI CHAT STORY SAYA]
[VERSI CHAT STORY DAN NOVEL TENTU BERBEDA. VERSI NOVEL AKAN LEBIH SERU]
Setelah mengalami kecelakaan, Helena Isabella, sang Ratu Film, masuk kedalam sebuah novel dan menjadi Antagonis yang akan mati ditangan protagonis.
"Akh! Bagaimana bisa menyakiti suami imut dan anak menggemaskan!"
sejenak, mari kita selami bagaimana Helena Isabella, Ratu Film yang masuk ke dalam novel, dan berusaha mengubah takdir nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bini'nya Boboiboy Reverse 🔪☠️, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13
Orion terkejut melihat pemandangan di depannya. Bulu-bulu tampak jatuh berhamburan. Di hadapannya, Bella terlihat melempari dokter Fan dengan bantal dan barang-barang di sekitar wanita itu.
"Istri, apa yang terjadi?"
Orion berlari mendekati Bella. Kemudian menatap Dokter Fan meminta penjelasan.
"Dokter Fan, apa yang Anda lakukan pada istriku?"
uhuk...
pria muda itu tampak terbatuk-batuk. Dokter Fan kemudian mengeluarkan bulu-bulu yang masuk ke dalam mulutnya. Pakai nya benar-benar telah kotor karena wanita di depannya.
"Jangan salah paham Tuan Orion, saya hanya menjalankan tugas saya sebagai dokter untuk mengobati Nyonya Bella. Tapi Nyonya Bella yang mempersulit saya." Ucap pria itu sembari menepuk jasnya. Membersihkan bulu-bulu yang menempel di jasnya.
Bella yang namanya terpanggil, merasa jengkel. "Bukankah sudah saya katakan, jika saya sudah sembuh. Anda yang terus memaksa saya."
dokter Fan tersenyum miring ke arah Bella.
"Bukankah karena Anda takut dengan jarum suntik? Nyong Bella yang terhormat."
Bella kembali melempar bantal tepat ke wajah Dokter Fan. Wajah pria itu benar-benar menyebalkan di matanya.
Orion memijat pelipisnya. bingung ingin menenangkan siapa. "Istri, sudah, lihat tempat ini."
Orion mencoba untuk menenangkan Bella. Tapi wajahnya justru yang terkena bantal lemparan dari Dokter Fan. Pria muda itu ternyata sudah habis kesabaran, jadi membalas serangan Bella.
Jadi, terjadilah peperangan antara Bella dan dokter Fan. Orion yang ingin melerai justru terkena tembakan bantal dari dua kubu. Para maid yang melihat juga tidak berani melerai melihat nyonya mereka yanh terlihat ganas.
...
"Dokter Fan terima kasih sudah datang. Maaf untuk ketidak nyamanan nya."
Orion membungkuk dengan tulus. Peperangan antara Bella dan dokter Fan telah berakhir. Orion merasa bersalah pada dokter Fan.
"Tidak masalah Tuan Orion, saya pamit."
Pria muda itu masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kediaman Orion. Orion menghela nafas pelan, kemudian masuk ke dalam.
"I-istri...."
Orion membelalakkan matanya melihat Bella yang menatapnya tajam. Wanita itu nampak sangat menakutkan di matanya.
"Bukankah sudah ku katakan, tidak perlu memanggil dokter?"
Suara wanita di hadapannya terdengar begitu dingin. Orion menunduk dan memilin ujung kemejanya.
"Maafkan aku istri, aku hanya khawatir tentang keadaan istri."
Bella menghembuskan nafas kasar. "Lihatlah, aku langsung menjadi tidak tega melihatnya. Dia begitu manis seperti anak anjing."
"Orion, lain kali kau harus mendengarkan ucapan ku." Bella kembali duduk di sofa.
Orion segera mengangkat wajahnya dan menghampiri Bella. "Tentu, istri. Maaf, telah membuat istri ketakutan. Aku tidak tahu jika takut dengan jarum suntik."
Bella terkekeh pelan. "Lupakan tentang hal itu."
Oh astaga, Bella sangat malu mengingat hal itu. Wanita itu memilih memalingkan wajahnya, yang justru membuat Orion semakin merasa bersalah.
"Ini salahku karena memanggil dokter Fan. Aku telah lama menyukai istri, tapi sama sekali tidak tahu jika istri takut jarum suntik. Istri pasti sangat ketakutan saat ini."
...***...
"Orion, kata papah hari ini kamu tidak berangkat ke perusahaan. Apa yang terjadi nak? Apa wanita iblis!s itu melakukan sesuatu padamu atau cucu mamah?"
Orion tersenyum kikuk mendengar suara Erina di ujung sana.
"Orion baik-baik saja, Mah."
Terdengar hembusan nafas kasar dari ujung sana. "Yah, mamah sudah menduga kau akan menjawab seperti itu."
"Orion, jangan lupa, makan malam lah di rumah mamah. Mamah akan memasak masakan favorit mu."
Orion menganggukkan kepalanya, yang tentunya tidak bisa di lihat Erina. "Ya, mah. Orion akan datang."
"Baiklah. Mamah harus pergi ke butik. Sampai jumpa sayang, i love you."
Orion tersenyum manis. "Love you too mah."
Bella mengerutkan dahinya, ia baru saja turun dari lantai atas. Kemudian mendengar Orion membalas 'love you' di panggilan telepon membuat wanita itu penasaran.
"Dari siapa?" Tanya Bella.
Orion berbalik dan menatap ke arah Bella. "Dari mamah. Anuu istri, apa istri benar-benar tidak bisa ikut makan malam di rumah mamah?"
"Aku akan pergi malam ini. Jadi maaf, aku tidak bisa ikut."
Orion memaksakan senyumnya. "Istri, jika aku boleh tau istri akan pergi ke mana?"
Bella meneguk salivanya. "Malam ini aku memiliki janji dengan kak Saga."
Orion menatap sekilas Bella, kemudian menunduk. "oh, jadi istri ada janji dengan kak Saga."
"Tapi bukankah istri...."
"Apa?" Tanya Bella. Perempuan itu mengerutkan dahinya, dia tidak sepenuhnya mendengar ucapan Orion.
Orion sendiri segera menggeleng. "Ti-tidak ada."
"Jika begitu, bisakah kau membantuku memasak?"
"Memasak?" Ulang Orion.
Tanpa menunggu persetujuan, Bella menarik tangan Orion ke arah dapur. Pergerakan tiba-tiba yang sempurna membuat pria itu bersemu merah.
"Ta-tapi, bukankah istri akan pergi? Jadi memasak untuk siapa?" Tanya pria itu sekali lagi.
"Siapa lagi jika bukan untuk kalian?"
Meski belum paham dengan maksud Bella. Orion hanya mengikuti wanita itu dengan senyum mengambang.
"Aku harus mulai mengubah takdir antagonis ini." Bella tersenyum dalam diam. Dia percaya dengan langkah yang ia pilih. Yaitu dengan membuat protagonis jatuh cinta padanya.
Dan mengubah pandangan semua orang tentang nya.
"Dengan membuat protagonis jatuh cinta, dan membuat semua orang mengubah pandangan tentang tokoh antagonis. Bahwa tokoh antagonis adalah orang yang baik, ramah dan suka menabung. Kematian tragis itu, pasti tidak akan terjadi."
...***...
"Orion, ambilkan garam di sebelah sana." Ucap Bella memberi arahan.
Orion mengangguk, kemudian mencari garam yang di minta Bella.
"Cepat Orion!"
Orion menoleh ke arah Bella, kemudian menatap dua toples di depannya. Dengan ragu ia membawa salah satu toples yang ia yakini adalah garam.
"Ini, istri." Orion memberikan toples tersebut.
Bella mendatarkan ekspresi nya. "Astaga, itu gula Orion. Aku memintamu mengambil kan garam."
"I-iyakah? Maafkan aku istri."
Bella memutar bola matanya malas. "sudah, ambilkan garam.
"Y-ya."
Orion kembali memberikan toples kepada Bella. Kali ini benar, toples berisi garam.
"Kau ingin coba mengaduk nya?" Tawar Bella yang tengah mengaduk masakan nya.
"Sini aduk." Bella menyerahkan spatula nya dan membiarkan Orion yang mengaduk.
Tapi tampaknya pria itu tidak terbiasa. Membuat Bella memijat pelipisnya.
"Itu salah, Orion. Biarkan aku membantumu."
Bella berdiri di belakang Orion. Kemudian menggenggam tangan Orion yang memegang spatula dan mengajari pria itu dengan benar.
Tindakan tak terduga dari Bella lagi-lagi membuat Orion merah padam. Posisi keduanya yang cukup int!m membuat Orion bersemu merah.
"Bukankah kami sangat dekat?"
Bella mengerutkan keningnya. Mendongak ke arah Orion, Bella bisa melihat wajah Orion yang memerah dan tubuh pria itu yang tampak kaku. Bahkan tangan pria itu tampak berkeringat.
"Ada apa dengan Orion. Astaga, apa aku membuatnya takut? Lihat wajahnya yang memerah."
q jadi greget masih belum keluar drama yg seru y