perjuangan Lucas untuk melawan nasibnya sebagai karakter sampingan dalam novel, dengan menantang alur yang sudah ditetapkan dan mencari jalan untuk bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yarn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Kemenangan
Dengan barisan yang tersisa, para kesatria bersiap dalam formasi ketat, tekad mereka terpancar di balik baju zirah yang kini penuh dengan bekas luka dan debu pertempuran. Lucas berdiri di depan bersama Sylvara, Damien, dan Violet. Mereka tahu ini adalah pertarungan hidup dan mati—baik bagi mereka maupun bagi seluruh kerajaan Eldoria.
Iblis kepala sekolah, kini sepenuhnya berubah, mengangkat sayap hitam besarnya dan mengeluarkan raungan yang membuat tanah bergetar. Dari mulutnya, asap hitam dan energi gelap mulai menyelimuti sekitarnya, menciptakan aura mencekam yang membuat beberapa kesatria berlutut karena ketakutan.
Iblis kepala sekolah, yang kini berubah sepenuhnya, mengangkat sayap hitam besarnya, mengeluarkan raungan yang mengguncang tanah di sekitarnya. Dari mulutnya, asap hitam dan energi gelap mengalir deras, menyelimuti area dengan aura mencekam. Beberapa kesatria berlutut, tubuh mereka gemetar karena ketakutan yang meresap.
Lucas berdiri, kelelahan dan tak tahu harus berbuat apa. Semua rencana seakan tidak berguna melawan kekuatan iblis yang tak terbendung ini. Para kesatria dan teman-temannya, Damien, Violet, dan Sylvara, juga tampak hampir tak berdaya. Wajah Damien mencerminkan penyesalan yang mendalam; rasa bersalah menghantuinya. "Jika saja aku mendengarkan Lucas sejak awal, mungkin semua ini tidak akan terjadi," gumamnya, suaranya penuh penyesalan.
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari arah kota. Lucas menoleh dan melihat Lina berlari menuju mereka. Matanya terbelalak melihat kehancuran dan kekuatan iblis kepala sekolah di hadapannya. "Ini… mengerikan sekali," ujarnya terkejut.
Sementara itu, iblis kepala sekolah menatap mereka dengan mata yang bersinar penuh kebencian. Ia mulai mengumpulkan energi di tangannya, bersiap untuk mengeluarkan serangan yang bisa menghancurkan segalanya di hadapannya.
Melihat bahaya yang mengancam, Lina berlari ke arah Lucas dan berkata, "Aku membawa sesuatu yang mungkin bisa membantu." Dia membuka tas kecil di pinggangnya dan mengeluarkan sebuah botol kecil berisi cairan berwarna ungu terang. "Ini ramuan pengikat dari perpustakaan sihir kuno. Itu ramuan terakhir yang kami temukan sebelum meninggalkan akademi."
Lucas memandang ramuan itu dengan harapan. "Apa ramuan ini bisa menahan regenerasi iblisnya?"
"Itu tidak akan menghentikannya sepenuhnya," kata Lina, "tapi itu bisa melemahkan kekuatannya dan menghentikan regenerasinya sementara. Kita perlu menargetkan jantungnya tepat saat ramuan ini mulai bekerja."
Lucas mengangguk dan mengambil ramuan dari Lina. Dia kemudian memandang teman-temannya, yang bersiap untuk serangan terakhir. "Kita hanya punya satu kesempatan."
Damien, meskipun masih diliputi penyesalan, berdiri dengan penuh tekad. "Katakan apa yang harus kami lakukan."
"Sylvara, kau gunakan esmu untuk mengunci pergerakannya sementara aku menyerang dengan ramuan ini. Violet, bantu aku dengan serangan api yang bisa mengalihkan perhatiannya," Lucas menjelaskan cepat, sementara Lina dan Damien bersiap untuk melindungi Lucas jika ada serangan balik.
Dengan rencana tersusun, mereka semua mulai bergerak. Sylvara mengumpulkan kekuatan esnya, menciptakan penghalang beku yang langsung melingkupi kaki iblis, menahan gerakannya. Violet melemparkan serangan api yang kuat, menerangi sosok iblis kepala sekolah dan mengalihkan perhatiannya sesaat.
Saat itulah Lucas berlari mendekat, melemparkan ramuan ungu ke arah jantung iblis. Cairan itu menguap, menyelimuti tubuh iblis dalam kabut ungu yang meresap ke kulitnya. Jeritan mengerikan keluar dari mulut iblis kepala sekolah, tubuhnya bergetar hebat saat regenerasinya melambat.
Lucas memanfaatkan momen itu dan melompat tinggi, mengarahkan pedangnya tepat ke titik jantung. Dengan teriakan penuh kekuatan, dia menghujamkan pedang itu ke tubuh iblis. Gelombang energi besar keluar, menggetarkan tanah dan udara, tetapi Lucas tetap bertahan, menusukkan pedangnya lebih dalam.
Jeritan terakhir yang lebih mengerikan menggema, dan tubuh iblis kepala sekolah mulai hancur, berubah menjadi debu gelap yang terbang tertiup angin. Setelah momen yang panjang, keheningan menyelimuti medan pertempuran.
Lucas dan teman-temannya berdiri terengah-engah, tapi dengan rasa lega yang mendalam. Ancaman itu akhirnya berakhir. Para kesatria yang tersisa, meski terluka, juga berdiri dengan rasa lega dan hormat kepada Lucas dan teman-temannya.
Damien mendekati Lucas, menundukkan kepala. "Maafkan aku, Lucas. Aku tidak mendengarkanmu saat itu, dan itu menyebabkan semua ini. Terima kasih karena tidak menyerah."
Lucas menepuk bahunya. "Yang penting, kita selamat, dan Eldoria aman."
Lina, Sylvara, dan Violet tersenyum, merasakan kemenangan dan ikatan yang lebih kuat di antara mereka. Mereka telah melalui ujian berat, dan bersama-sama, mereka telah menyelamatkan Eldoria dari kehancuran yang nyaris tak terelakkan.