NovelToon NovelToon
Kakak Iparku Adalah Ayah Anakku

Kakak Iparku Adalah Ayah Anakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ibun Neina

Selena adalah seorang wanita yang dikenal sebagai single mom padalah dirinya belum menikah. Selena menanggung status itu karena ia menjadi ibu seorang Lionel Arkana yang merupakan anak dari sang kakak yang meninggalkan anaknya begitu saja dan kabur bersama pria lain setelah disakiti suaminya, Devon Robert Leodinas.

Ya, Lionel yang kini menjadi anaknya adalah anak dari Devon Robert Leodinas dan Bianca Acella kakaknya.

Selama eman tahun, Selena pusatkan semua hidupnya untuk Lionel putra tersayangnya.

Namun, bagaimana jadinya jika Devon Robert Leodinas seorang bapak biologis Lionel tiba-tiba kembali dan menghantui Selena setelah enam tahun menghilang?

Akan kah Devon tahu jika seorang anak yang memanggil Selena Momy adalah anaknya sendiri? Dan akankah Devon tahu jika ternyata ia mempunyai seorang anak dari mantan istrinya yang tak lain adalah kakak Selena?

UPDATE SETIAP HARI SENIN SELASA & RABU ‼️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibun Neina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memanggil Selena

Di sudut klub yang dipenuhi musik keras yang menghentak juga remang-remang lampu, Devon duduk di sofa dengan kepala terkulai dan ekspresi penuh kekacauan. Wajahnya kini kusut, matanya lelah, dan tangan kanannya menggenggam gelas wine yang tak pernah kosong. Di sampingnya, Gabriel, duduk dengan gelisah mengamati Devon yang sudah mabuk.

“Devon sadarlah, kau sudah mabuk berat!.” ujar Gabriel mengingatkan.

Devon hanya tertawa sinis, kembali menenggak minuman di gelasnya tanpa mempedulikan Gabriel. Devon ingin menghilangkan beban di dadanya yang tak kunjung hilang. “Aku butuh ini, Gabriel. Ini satu-satunya yang bisa menghilangkan sedikit rasa sakitku,” gumamnya dengan suara serak.

Gabriel menggeleng tegas, kemudian mencoba merebut gelas dari tangan Devon. “Sudah cukup, kau tidak boleh meminum minuman sialan ini lagi.”

Namun, Devon dengan cepat menarik tangannya dan memelototi Gabriel. “Berhenti, Gabriel. Jangan ikut campur!.” desisnya, bersikeras untuk terus menenggak wine yang menjadi pelariannya malam ini.

Gabriel berdecak, mulai kewalahan. “Apa kau tidak ingat besok ada pertemuan penting dengan investor kita, Devon? Kau akan mengacaukannya jika terus mabuk malam ini.” ucap Gabriel tak ingin membiarkan Devon mengacau.

Devon acuh, pria itu malah kini tertawa bersama wanita malam yang duduk di pangkuannya.

“Sial. Kau membuatku pusing Devon.” Gerutu Gabriel.

“Tunggu.” Gabriel terdiam sejenak. Pikirannya langsung tertuju pada satu-satunya perempuan yang pasti bisa menangani Devon saat ini.

“Selena.” ucap Gabriel.

Ya, Selena. Wanita yang sempat membuat Gabriel jatuh cinta jika Devon tidak segera bilang bahwa wanita yang membuatnya tertarik di kafetaria siang tadi adalah wanita yang sahabatnya cintai. Hampir saja Gabriel ingin mendekati Selena jika tidak tahu hubungan diantara Devon dan Selena.

“Ya, hanya Selena yang bisa menangani Devon saat ini.”

Dengan cepat, Gabriel mengambil ponsel Devon dari meja, meskipun Devon mencoba mencegahnya dengan tangan yang terhuyung-huyung, namun untungnya Gabriel berhasil dan segera membuka kontak ponsel, menemukan nomor Selena, dan segera menelponnya tanpa menunggu waktu lama.

Panggilan pertama berdering, namun tidak diangkat. Begitu juga dengan panggilan kedua. Gabriel mulai merasa khawatir, tetapi ia tidak menyerah. Akhirnya, di panggilan ketiga, suara Selena yang terdengar kesal menyahut di ujung sana.

“Ada apa, sir? Apakah aku harus tetap bekerja meski aku sudah di rumah?” tanya Selena dengan nada sarkas, tidak mengira bahwa yang menelponnya bukanlah Devon, melainkam Gabriel.

Gabriel terbatuk kecil dan berdehem sebelum menjawab. “Selena, ini aku, Gabriel.”

Selena terdiam sejenak, terdengar kaget mendengar suara Gabriel. “Tuan Gabriel? Mengapa kau meneleponku di nomor Devon?.”

Gabriel menarik napas panjang, berusaha menyusun kata-kata. “Aku minta maaf mengganggumu, Selena, tapi ini menyangkut Devon. Dia sedang di klub bersama ku sekarang, dan dia benar-benar mabuk berat. Aku tidak tahu harus menghubungi siapa lagi. Dia tidak mau berhenti minum, sedangkan kau tahu besok ada pertemuan penting dengan para investor. Devon tidak boleh terlalu banyak mabuk. Bisakah kau datang kesini dan membujuk Devon untuk pulang? Aku sungguh mengharapkan bantuanmu, Selena.”

Selena terdiam, tertegun untuk beberapa saat sebelum menjawab. “Tuan Devon— em maksudku, apa yang terjadi padanya?.”

“Aku tidak tahu, Devon tiba-tiba datang dengan wajah kusut. Dia sepertinya sangat kesal dan memilih untuk menenangkan diri disini. Bisakah kau datang kesini dan membantu ku Selena? Hanya kau yang akan membuat Devon menurut. Dan oh ya, aku sudah tahu apa yang terjadi di antara kalian.”

Selena menghela napas panjang, terdengar bingung sekaligus sedikit gusar. “Aku tidak tahu harus bilang apa. Tuan Devon memilih berada di sana. Dan aku tidak bisa memastikan apakah aku bisa membantu Tuan atau tidak, Devon tidak akan mendengarkan ku, dan aku tidak ingin terlibat, Tuan. Maapkan aku.”

Gabriel mendesah pelan, berusaha menahan rasa putus asa yang muncul dalam hatinya, tahu bahwa Selena mungkin tidak ingin ikut campur. Tapi ia juga tahu bahwa tanpa Selena, Devon tidak akan berhenti.

“Selena, tolong… aku tahu ini tidak mudah bagimu. Tapi tidak ada orang lain yang bisa kuminta bantuan saat ini. Hanya kau Selena. Devon sangat kacau. Dan satu-satunya yang bisa membantunya tenang saat ini hanyalah kau.”

Selena terdiam sejenak. Bingung harus bagaimana. Di satu sisi, hatinya terasa berat. Devon adalah orang yang harus Selena hindari mau tidak mau, Selena tidak ingin melibatkan diri lagi. Namun di sisi lain, mendengar bahwa Devon sedang dalam keadaan kacau membuat hatinya tersentuh.

“Tuan, aku tidak yakin ini ide yang bagus,” ujar Selena pelan.

“Selena, tolong. Aku benar-benar membutuhkan bantuanmu. Devon butuh kau,” jawab Gabriel penuh ketulusan, berharap bisa meyakinkan Selena. “Aku tidak memintamu melakukan ini untukku, tapi untuk Devon. Kau tahu betapa pentingnya pertemuan besok dengan para investor. Meski kau baru di perusahaan, tapi aku yakin kau sudah tahu cara kerja perusahaan.”

Setelah terdiam beberapa detik, Selena menghela napas panjang, menyerah pada bujukan Gabriel. “Baiklah,” jawabnya akhirnya, suaranya terdengar pasrah. “Kirimkan aku alamatnya. Aku akan segera ke sana.”

“Terima kasih, Selena. Aku sungguh berterima kasih,” ucap Gabriel lega. Ia langsung mengirimkan alamat klub tempat mereka berada, sambil menatap Devon yang masih sibuk menggerutu dan berusaha meraih gelas wine-nya yang sudah disingkirkan.

Setidaknya, Gabriel tahu bahwa bantuan sedang dalam perjalanan, dan mudah-mudahan kehadiran Selena akan membawa ketenangan yang sangat dibutuhkan oleh sahabatnya.

******

Setelah menutup telepon dari Gabriel, Selena duduk di tepi tempat tidurnya, hatinya terasa berat dan bingung. Hatinya berperang, bimbang apakah ia harus benar-benar menemui Devon atau sebaiknya tetap di rumah. Sejujurnya, Selena tak ingin terlibat lebih jauh dalam masalah Devon. Namun, bayangan suara Gabriel yang penuh kekhawatiran mengingatkan Selena pada keadaan Devon yang sangat kacau.

“Baiklah, tidak apa-apa. Sekali saja Selena. Setidaknya kau bisa datang dan memastikan Devon baik-baik saja, hanya sebatas itu.” gumam Selena pada dirinya sendiri.

Setelah menarik napas panjang, lalu memutuskan untuk segera pergi. Tapi sebelum meninggalkan mansion, Selena menyempatkan diri menuju kamar Lionel.

Selena membuka pintu perlahan, mengintip dan melihat putranya sudah tertidur lelap di tempat tidurnya. Hatinya sedikit tenang mengetahui bahwa Lionel aman.

Selena menutup pintu kamar Lionel dengan hati-hati. Lalu melangkah menuju pintu depan tanpa menimbulkan suara, hatinya sungguh penuh kegelisahan. Selena tahu jika Brian sampai tahu bahwa ia akan menemui Devon, pasti akan ada masalah besar. Brian pasti akan melarangnya, apalagi untuk urusan yang melibatkan Devon. Brian tidak pernah suka Devon. Dengan langkah mengendap, Selena berhasil keluar dari mansion tanpa menimbulkan kecurigaan. Dan begitu tiba di luar, ia segera memesan taksi dan memberi tahu lokasi sesuai yang Gabriel kirimkan.

Perjalanan menuju klub mendadak terasa panjang. Selena terus menatap ponselnya, memandangi lokasi yang dibagikan Gabriel, merasa asing dengan tempat itu.

Selena tahu ini bukan tempat yang seharusnya ia datangi, namun keadaan memaksanya. Begitu taksi berhenti di depan klub yang dimaksud, Selena turun, menatap bangunan yang dipenuhi cahaya neon dan suara musik keras yang terdengar sampai keluar itu dengan lekat.

Jadi, ini tempat yang sering Devon kunjungi? Tempat seperti ini? Jantungnya berdegup kencang sebab Selena benar-benar tak pernah menginjakkan kaki di tempat seperti ini.

Setelah mengumpulkan keberanian, Selena mulai masuk ke dalam klub itu. Lampu yang berkedip-kedip dan musik yang memekakkan telinga menyambut Selena.

Selena berjalan pelan, matanya berusaha menyesuaikan diri dengan suasana yang remang dan hiruk pikuk sekitarnya. Tempat ini penuh dengan orang yang menari, tertawa, dan terlarut dalam alkohol. Selena merasa canggung dan asing, namun ia terus menyusuri ruangan, mencari sosok Devon di antara kerumunan yang tampak mengabaikan kehadirannya.

Setelah beberapa saat berkeliling, akhirnya Selena melihat sosok Devon di salah satu sudut klub. Namun pemandangan itu membuat Selena tertegun. Devon duduk di sofa, tampak kehilangan kesadaran, wajahnya merah dan ekspresinya nyaris tidak fokus. Devon lalu tertawa lepas bersama perempuan berpakaian minim yang duduk dipangkuannya. Sementara Gabriel di sisi lain hanya bisa menggelengkan kepala, tampak kewalahan mengatasi sahabatnya yang sedang mabuk berat.

Selena menghela napas panjang, meremas tangannya sendiri, hatinya campur aduk antara rasa prihatin dan kesal melihat itu. Namun ia menguatkan dirinya untuk melangkah lebih dekat, memastikan Gabriel melihat kehadirannya. Saat mendekat, Gabriel mengangkat wajahnya, menatap Selena dengan sorot mata lega seolah-olah akhirnya menemukan penolong yang ditunggu-tunggu. Selena balas menatap Gabriel, memberi isyarat halus bahwa ia akan membantu sebisanya, sementara Devon tak menyadari kehadiran Selena, masih tenggelam dalam keadaan mabuk dan bersenang-senang bersama perempuan yang ada dipangkuannya.

1
Noey Aprilia
Mstinya selena bwa air s'ember,trs pas udh ktmu sm devon gyurin k kpalnya biar sdr....
Ibun Neina: hahaha😭😭😭😭
total 1 replies
Noey Aprilia
Ni emak2 bnrn emaknya devon atw emak tiri y????ko egois bgt....mksa2 anknya pdhl anknya ga suka....mna ulat keket ngadu trs lg....
Noey Aprilia
Nmanya jg egois...
kl ga egois mh ga mngkin dlu nkah sm kk'ny selena,sdngkn dia sndri pnya hbungn sm selena....trs skrng tba2 dtng,trs sok mrsa mmiliki selena lg...ga tau diri kn km devon???
Noey Aprilia
Smbongnyaaaa......
trnyta ada yg lbh smbong dr devon,sialnya dia clon istri ktanya...
Kira2 devon bkln tkluk ga y???
Noey Aprilia
Hai kk...
udh mmpir nih...slm knl....
jd selena dlu pcaran sm devon???trs knp nkahnya sm bianca???
Noey Aprilia: Haissshh....dsr laki2....
Ibun Neina: halooo, iya betul Selena dulu pernah dekat sama Devon, tapi kenapa Devon nikahnya sama Bianca (kakak Selena) karena Devon tergoda sama Bianca yang lebih agresif sama Devon di bandingkan Selena.. terimakasih sudah mampir 🤗
total 2 replies
Afu Afu
Selena sama Brian aja, masa masih mau SM Devon,,
Afu Afu
lagian cinta tp kok tergoda SM kakaknya,peegi aja Selena kerj ditempat lain,Masa km mau SM bekas kkkmu, aplgi Devon jg nyakitin kkkmu jg,GK ada cowok lain lagi apa ya
Aishi OwO
Ga sabar nunggu kelanjutannya, thriller terbaik yang pernah gue baca!
Ibun Neina: terimakasih 🥹💗
total 1 replies
muhammad iqbal
Thor, kamu membuatku tak sabar untuk membaca seri selanjutnya
Ibun Neina: tungguin yaaa! 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!