Menjadi seorang indigo, bukanlah hal yang di inginkan oleh gadis cantik bernama Lilis Yuliani karena setiap hari ia harus bersinggungan dengan hal yang gaib dan ia tidak bisa menolaknya.
Sosok-sosok itu selalu mengikuti untuk meminta pertolongan ataupun hanya sekedar mengganggu pada Lilis sampai suatu hari ketika ia sedang berjualan bakso bertemu dengan arwah pria tampan namun menyebalkan.
Siapakah arwah itu?????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terungkap
Setelah melakukan visum, Lilis hendak membawa Faisal pergi dari rumah sakit namun seseorang memanggil.
"Mbak" ucapnya.
Lilis dan Faisal menengok.
"Eh dokter! Maaf ada apa ya?" tanya Lilis pada orang yang memanggilnya ternyata dokter muda nan tampan yang memeriksa kondisi Faisal.
"Boleh kita bicara sebentar?" tanya dokter yang tertulis dalam name tag nya bernama Adrian Adam L.
"Ayo ikut saya ke ruang pribadi saya" ajak Adrian.
Lilis dan Faisal mengikuti Adrian menuju ruang pribadinya. Sesampainya di sana, Lilis dan Faisal di persilahkan masuk kedalam ruang itu.
Sesudah masuk, Adrian segera menutup pintu lalu menguncinya.
"Loh kok di kunci, dok?" heran Lilis.
"Maaf Mbak, saya tidak ada maksud apapun hanya saja jika tidak di kunci, saya takut ada suster yang masuk" jawab Adrian.
"Apa yang ingin dokter bicarakan dengan saya?" tanya Lilis .
"Begini, saya yang memeriksa adik ini dan saya sudah tahu kasusnya. Saya ingin membantu Mbak untuk mengungkapkan kejahatan predator anak. Jujur saja saya sangat prihatin dengan apa yang anak-anak alami" ungkap Adrian.
"Syukurlah kalau begitu dokter, saya sangat bahagia jika kasus ini secepatnya terungkap karena saya merasa kasihan dengan anak-anak ini" balas Lilis.
Lilis lantas menceritakan apa yang ia ketahui kepada Adrian mengenai kasus di Panti Asuhan tempat Faisal tinggal. Adrian pun merasa emosi dengan apa yang dituturkan Lilis. Dokter tampan itu bertekad akan memenjarakan ustadz Galih beserta orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Adrian adalah seorang putra dari pengacara terkenal Ia pun akan meminta bantuan kepada sang ayah agar mau membantu anak-anak yang malang itu dalam memperkarakan ustadz Galih di pengadilan.
"Sebaiknya sekarang kita langsung ke kantor polisi. Saya akan menghubungi ayah saya terlebih dahulu untuk membantu urusan ini jika perlu malam ini juga ustad bajingan itu harus segera kita seret ke kantor polisi" papar Andrian.
"Lebih cepat lebih baik dok, kasihan. Di sana juga ada anak yang meninggal dan belum dimakamkan" ungkap Lilis.
"Tunggu, kenapa kamu bisa tahu ada anak yang meninggal?" tanya Adrian heran.
"Karena arwah anak itu yang memberitahukan kepada saya! Saya tidak mungkin tahu kasus sebesar itu jika saya tidak didatangi oleh arwah anak itu. Ia minta tolong agar saya menyelamatkan teman-temannya" papar Lilis.
"Kamu seorang Indigo?" tanya Adrian.
"Ya bisa dibilang seperti itu dok" jawab Lilis .
Adrian pun merasa kagum dengan gadis di hadapannya, namun tidak dengan Bara. Melihat interaksi Lilis dan dokter tampan itu membuat hati Bara tidak tenang pasalnya selama bersama Bara, Lilis tidak pernah Senyum senang. Lilis lebih banyak marah-marah terhadap Bara dan tidak pernah lembut saat bicara dengannya.
Kini Adrian mengajak Lilis ke kantor polisi bersama Faisal. Mereka akan melaporkan tindakan bejat ustaz Galih dan memastikan bahwa ustad bejad itu harus bisa diseret ke kantor polisi malam ini juga.
Sampainya di kantor polisi, Adrian langsung melaporkan apa yang dialami oleh Faisal dan kawan-kawan di panti asuhan itu. Polisi meminta bukti, Adrian mengatakan bahwa buktinya besok baru keluar. Ia mengaku bahwa ia yang memeriksa sendiri area belakang Faisal.
"Baiklah kami akan langsung Menindak lanjuti laporan anda dan sekarang juga kami akan ke panti asuhan itu untuk menangkap pelaku" ucap polisi itu.
"Terima kasih Om" ucap Adrian kepada kepala Polisi itu yang ternyata adik dari ayahnya.
"Sama-sama keponakanku!" balas kepala Polisi yang bernama Bambang Sutedjo itu.
Sementara di dalam panti asuhan, ustadz Galih merasa resah karena Faisal belum juga pulang. Ustad bejat itu terus saja mondar-mandir di depan gerbang menanti kedatangan Faisal.
Namun yang datang bukanlah Faisal melainkan dua orang pria berbadan besar memakai jaket kulit hitam.
Salah satu dari mereka meminta masuk, tampa curiga ustad Galih langsung membuka gerbang. Dirinya heran karena melihat ada dua pria berbadan tegap memandang dirinya dengan tatapan tajam.
"Apa benar ini dengan saudara Galih?" tanya orang itu.
"Benar!! Saya sendiri" jawab ustad Galih.
"Kami kemari membawa surat penangkapan atas tuduhan tindakan pedofilia, pencabulan, dan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Anda harus ikut kami ke kantor" ungkap orang itu sembari memberikan surat pemanggilan dan menunjukkan jika mereka berdua adalah pihak berwajib.
Mendengar hal itu ustad Galih menjadi ketakutan. Kini kecurigaannya terbukti jika Lilis sengaja membawa Faisal untuk melaporkan dirinya ke kantor polisi.
"Apa maksudnya Pak? Saya bukan pedofil. Saya ini wali di panti asuhan. Saya adalah orang yang paling berjasa di panti asuhan ini. Saya abi bagi mereka" balas Galih berdusta.
"Sudah nanti saja anda berikan keterangan di kantor, sekarang anda harus ikut kami ke kantor polisi" polisi itu langsung memborgol tangan ustazd Galih namun ustazd itu berontak.
Keributan tidak terelakan lagi dan kini mengundang warga sekitar dan mereka segera berkumpul menanyakan ada apa sampai ustadz Galih diborgol tangannya.
"Jika kami boleh tahu bapak ini siapa, dan kenapa ustad Galih diborgol?" tanya warga.
"Saudara Galih di Sinyalir telah melakukan tindakan pedofilia dan pencabulan kepada semua anak panti asuhan" jawab polisi.
"Astagfirullahaladzim!!!!! Kami betul-betul tidak menyangka jika kamu melakukan hal bejad kepada anak-anak panti asuhan. Pak Jika boleh bersaksi, waktu itu saya pernah melihat anak panti asuhan tidak bisa berjalan dan hendak melarikan diri namun berhasil ditangkap oleh dia. Kami sebagai masyarakat tidak pernah mencurigai apapun karena selama ini dia selalu berlaga baik di depan kami. Kalau begitu kita harus melihat keadaan anak-anak di panti" ucap salah satu warga yang diketahui adalah ketua RT setempat.
"Jangan dulu masuk Pak! Tunggu rekan kami datang, kami hanya ingin kalian berjaga saja di depan jangan sampai masuk ke dalam Panti itu karena sudah menjadi urusan kami sebagai polisi" cegah polisi itu.
'Baiklah kalau begitu Pak, kami akan jaga di sini sembari menunggu polisi lain datang" balas pak RT.
Tak lama rombongan polisi pun datang dan ustad Galih pun langsung dibawa ke kantor polisi.
Masyarakat yang merasa kepo akhirnya ikut masuk ke dalam panti asuhan dan benar saja setelah dilihat anak-anak di Panti Asuhan terlihat sangat menyedihkan.
Anak-anak disana sungguh tak terurus. Tubuhnya kurus dan wajahnya pucat.
"Astagfirullah..Ya Allah jadi selama ini anak-anak panti tersiksa. Maafkan kami Ya Allah, kami tidak tahu" ucap Pak RT sembari menangis.
"Pak, jangan dulu di bawa anak-anak ini kita berikan dulu mereka makan" usul warga.
Polisi pun merasa setuju, dan menyuruh warga membeli nasi di warteg terdekat.
"Sakit pak polisi, dub*r kami sakit" ucap salah satu anak.
"Tahan ya nak, kita makan dulu sehabis ini kalian akan pak polisi bawa ke rumah sakit untuk di periksa" balas polisi itu....
Akhirnya semua anak di bawa oleh ambulance ke rumah sakit. Namun polisi terus menyelidiki panti asuhan itu hingga satu orang polisi merasa curiga dengan keberadaan lemari pendingin.
Polisi itu membuka lemari pendingin dan alangkah terkejutnya kala melihat dua tubuh anak kecil meringkuk fi dalamnya sudah membeku.
"Astaga, komandan lihat ini" teriak polisi kepada atasannya.
Semua langsung melihat lemari pendingin itu semuanya tampak tak bisa berkata-kata dengan kasus besar di panti itu.
"Angkat jenazahnya, kita langsung otopsi" perintah sang komandan.
Malam itu panti asuhan di pagari oleh garis polisi. Wartawan mulai berdatangan satu persatu dan meliput membuat berita ini sangat viral.