NovelToon NovelToon
Criminal Love

Criminal Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Mengubah sejarah / Persahabatan
Popularitas:996
Nilai: 5
Nama Author: Choi Kim Ae

Kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan cinta pertama ku dari kematian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choi Kim Ae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 24

"Nicky! Astaga!"

"Panggil ambulans!"

"Nggak! Panggil mentor atau panitia!"

"Ngaco! Ya ambulans lah!"

"Nicky! Ayo nafas Nicky!"

Kami semua panik.

Giska dengan gencar memukul punggung Nicky berharap sesuatu yang menyangkut ditenggorokan Nicky dapat keluar. Namun tak berhasil.

Aku ingat! Cara menolong orang yang tersedak.

"Bangun Nicky!" Kata ku panik menyuruh Nicky berdiri dari duduknya.

Nicky yang masih batuk batuk pun berdiri sambil memukul-mukul dadanya. Aku berdiri dibelakangnya, melingkarkan tangan ku pada perutnya dan menekan Ulu hatinya sekuat tenaga dan menghentakkannya beberapa kali hingga akhirnya sebuah kacang atom keluar dari mulutnya.

"Uwaaaah!!!" Teriak Jake, Giska dan Luna.

"Haah syukurlah!" Kata ku lega setelah berhasil menyelamatkan Nicky.

Jake, Giska dan Luna langsung memberi minum lagi pada Nicky.

Nafas Nicky tersengal setelahnya.

"Waah keren. Lo belajar darimana cara itu, Ri?" Kata Luna.

'Gue adalah orang dari masa depan!' Batin ku.

"Gila! Muka Nicky udah biru lho tadi." Kata Jake.

Tiba-tiba Giska memegangi wajah Nicky dengan kedua tangannya.

"Nicky. Lo nggak apa-apa kan? Gue benar-benar panik tau." Kata Giska sambil menatap wajah Nicky.

Nicky yang masih lemas hanya terdiam sejenak sebelum akhirnya melepaskan kedua tangan Giska dari wajahnya.

"Gue nggak apa-apa. Makasih ya kalian udah tolongin gue. Riri, makasih ya. Kalau nggak ada lo, mungkin gue bisa mati." Kata Nicky masih tersengal.

'Tentu saja! Gue disini buat mencegah kematian lo tau!' Teriak ku geram dalam hati.

"Nggak bisakah lo hati-hati saat makan? Belum banyak yang tau cara menolong orang yang tersedak! Kalau tadi gue lupa cara itu lo bisa mati tau!" Aku mengomel pada Nicky.

Semua terdiam.

Ini adalah kejadian yang belum pernah ku alami sebelumnya. Seperti yang pernah ku katakan, semua yang berkaitan dengan Nicky adalah hal yang tak pernah ku alami dikehidupan ku yang sebelumnya.

Lalu jika dulu aku tak ada untuk menolongnya seperti saat ini, apakah dikehidupan sebelumnya itu Nicky mengalami tersedak juga? Entahlah. Aku bahkan tak pernah mendengar berita apapun tentangnya selain ia selalu mengharumkan nama sekolah kami dengan prestasinya.

"Ri, maukah lo ajarin kita cara tadi? Kayaknya itu berguna banget deh kalau suatu haru ada kejadian seperti tadi lagi disekitar kita." Kata Jake.

"Benar tuh, Ri." Kata Luna.

"Kalau kalian lihat ada yang tersedak, kalian berdiri dibelakangnya, taruh tangan kalian diperutnya seperti memeluk dari belakang dan tekan Ulu hatinya lalu dihentak-hentakkan. Begini." Kata ku sambil mempraktekannya lagi, namun aku mengambil Luna sebagai contoh korbannya.

"Ah begitu." Ucap mereka kompak.

"Nicky! Jangan tersedak lagi!" Kata ku sambil melotot pada Nicky.

"Iya." Jawab Nicky pasrah.

Tak lama ada pemberitahuan bahwa kami harus kembali berkumpul untuk makan siang.

Aku terus berada didekat Nicky untuk mengawasi anak itu agar tak terjadi hal seperti tadi lagi.

"Hey! Lo kayak polisi yang lagi mengawasi tahanan tau! Mata lo sama sekali nggak beralih dari gue!" Kata Nicky yang hendak mengantri untuk mengambil makanan.

"Gue harus perhatiin gerak gerik lo, takut lo kenapa-kenapa lagi!" Kata ku yang berdiri di sebelahnya sambil menyilangkan kedua tangan didadaku.

"Bahkan gue belum mulai makan." Katanya lagi.

Kami pun mengambil makanan lalu memakannya bersama teman kami yang lain.

Aku melihat Mas Davi lagi. Ia sedang makan sambil berbincang dan bercanda dengan teman-temannya. Sejenak aku melupakan Nicky lagi dan terus memperhatikan Mas Davi.

Tanpa sadar aku ikut tersenyum melihat Mas Davi tertawa bersama temannya, entah apa yang mereka bicarakan.

"Ey!" Kata Nicky pelan yang membuat ku terkejut.

"Hmm?" Aku menjawab Nicky yang sedari tadi memanggil ku.

"Lo lihat apa?" Nicky yang duduk berhadapan dengan ku memutar tubuhnya, mencoba mencari apa yang ku lihat.

"Nggak lihat apa-apa kok." Kata ku.

"Tapi lo ketawa-ketawa sendiri." Kata Jake yang duduk bersebelahan dengan Nicky.

"Masa?" Tanya ku salah tingkah.

"Waaah. Lo naksir salah satu kakak mentor itu ya? Yang mana? Yang baju putih? Apa hitam? Atau yang pakai jaket?" Kata Jake yang mencoba menebak isi hatiku.

"Hah? Apaan sih." Kata ku jutek.

"Eh, yang baju putih itu namanya Kak Davian kan ya? Dia ganteng nggak sih? Mukanya kayak cowok cowok Korea gitu." Kata Luna.

"Iya betul." Kata ku bersemangat.

"Tuh kan bener! Jadi daritadi lo liatin dia kan?" Kata Jake lagi.

"Nggak ih." Aku mengelak lagi.

"Ngomong-ngomong cowok Korea, sadar nggak sih kalau kita juga punya teman yang mukanya cowok Korea banget. Udah gitu dia pintar dan selalu jadi kebanggaan sekolah kita!" Kata Luna.

"Nicky!!!" Teriak Aku, Jake dan Giska.

"Uhuk!" Nicky tiba-tiba tersedak lagi saat minum es teh manis.

Kami langsung terkejut melihat Nicky batuk, takut kejadian tadi terulang lagi.

"Apaan sih." Kata Nicky sambil menyeka bibirnya dengan tisu.

"Hey! Gue udah memperingati lo untuk nggak tersedak lagi!" Aku mengomel lagi pada Nicky.

"Lo semua bikin gue tersedak!" Kata Nicky.

"Gue kira lo sempurna, ternyata hobi lo tersedak ya. Aneh." Kata Luna.

Aku memperhatikan Giska yang sedari tadi terus memandangi Nicky. Anak itu juga tak banyak bicara. Entah apa yang ada dipikirannya.

"Giska! Setelah ini antar gue ke toilet ya." Kata ku. Pada Giska yang duduk diantara aku dan Luna.

"Ah? Okay." Jawabnya.

Kemudian aku bangkit untuk membawa nampan berisi piring bekas makan ku dan meletakannya di meja yang tersedia untuk kumpulan peralatan makan bekas pakai. Kemudian disusul oleh Nicky, Giska, Jake dan juga Luna. Setelah itu aku dan Giska langsung menuju toilet.

"Gue ambil dessert dulu. Lo mau?" Kata ku yang melihat tumpukan puding dan buah diatas meja disudut ruangan.

"Boleh. Yang lain juga mungkin mau." Kata Giska.

"Okay. Lo tunggu disana aja sama mereka." Kata ku sambil menunjuk kumpulan teman ku yang lain yang tengah menunggu di meja tempat kami makan tadi.

Lalu aku menuju meja dessert dan mengambil beberapa cup puding dan juga potongan buah segar untuk ku makan bersama teman-teman ku.

Eh? Tiba-tiba Mas Davi juga ada disamping ku. Dia sedang mengambil beberapa potong buah dan dua cup puding.

"Hai!" Kata Mas Davi sambil tersenyum pada ku.

"Ha.. Hai, Kak." Kata ku canggung.

Waaah apa ini? Kenapa aku sangat gugup berhadapan dengannya. Padahal kita pernah menghabiskan waktu bersama selama 6 tahun dan aku telah menjadi istrinya selama 5 tahun di kehidupan sebelumnya.

"Ambil ini yang banyak. Anak seumuran kalian harus banyak makan buah." Kata Mas Davi sambil menambahkan beberapa potong buah keatas piring yang ku bawa.

"Terima kasih, Kak." Kata ku sambil tersenyum manis.

"Siapa nama mu?" Kata Mas Davi lagi.

"Rivanza."

"Hmm. Namanya cantik, seperti orangnya." Mas Davi terus tersenyum.

1
Murni Dewita
👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!