NovelToon NovelToon
Petualangan si JAPRI 2 : Penemuan Jasad di Hutan

Petualangan si JAPRI 2 : Penemuan Jasad di Hutan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Kisah ini bermula ketika JAPRI (Jaka dan Supri) sedang mencari rumput untuk pakan ternak mereka di area hutan pinus. Sewaktu kedua bocah laki-laki itu sedang menyabit rumput, beberapa kali telinga Supri mendengar suara minta tolong, yang ternyata berasal dari arwah seorang perempuan yang jasadnya dikubur di hutan tersebut. Ketika jasad perempuan itu ditemukan, kondisinya sangat mengenaskan karena hampir seluruh tubuhnya hangus terbakar.

Siapakah perempuan itu? Apa yang terjadi padanya? dan siapakah pembunuhnya?
Ikuti kisahnya di sini...

Ingat ya, cerita ini hanya fiktif belaka, mohon bijak dalam berkomentar... 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 10 Tersesat

Belum juga kedua bocah laki-laki itu sampai di rumah, di tengah jalanan yang sepi, tiba-tiba saja mereka dikepung oleh 3 pemuda bermasker yang masing-masing membawa golok panjang. Tau jika nyawa mereka sedang terancam, tanpa dikomando, Jaka dan Supri pun langsung lari tunggang langgang menuju ke arah hutan.

Aksi kejar-kejaran pun terjadi, dan apesnya lagi kedua bocah laki-laki itu sama sekali tidak berpapasan dengan satu orang pun, yang niatnya bisa dimintai tolong.

Sekalipun Supri sudah merasa tidak kuat untuk berlari lagi, namun demi keselamatan nyawanya, bocah bertubuh gemuk itu terus memaksa dirinya untuk berlari hingga...

"Aku sudah tidak kuat, Jak. Kita istirahat dulu ya," kata si gembul dengan napas ngos-ngosan.

"Gak bisa Mbul, kita harus terus lari. Nanti kalau kita ketangkep trus dibunuh gimana?" sahut Jaka dengan kondisi napas sama seperti Supri.

"Mereka sudah gak ada no lo, Jak," ucap Supri setelah tubuhnya berbalik ke belakang sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Lo iya. Mereka kemana ya?" tanya anaknya Pak Rahmat kebingungan.

"Yo beneran Jak kalau mereka sudah tidak ngejar lagi. Untuk sementara kita aman."

Tanpa mereka berdua sadari, saat dikejar oleh 3 pemuda tadi, arwah Murni, dengan sedikit kekuatan yang dimilikinya, membantu mereka dengan cara memberi pandangan ilusi pada 3 pemuda tadi.

Pandangan ilusi itulah yang seketika membuat sosok Jaka dan Supri menghilang dari penglihatan pengejarnya padahal sebenarnya dua bocah itu jaraknya tidak jauh dari mereka.

Setelah mengatur napas, Jaka dan Supri berusaha mengenali sekitarnya, namun nihil, mereka buta dengan area hutan itu karena memang belum pernah datang ke tempat tersebut.

Dengan mengandalkan instingnya, kedua bocah laki-laki itu terus berjalan, yang tanpa mereka sadari mereka semakin masuk ke dalam hutan dan akhirnya tersesat.

"Hutannya kok semakin rapet gini yo, Jak?" tanya Supri mulai was-was.

"Iya egh. Jangan-jangan kita tersesat, Mbul," balas Jaka cemas.

"La terus piye, Jak?" lanjut si gembul dengan wajah putus asa.

Suasana menjadi hening karena kedua bocah itu sedang berpikir dalam kebingungan mereka.

Karena merasa kelelahan, Jaka dan Supri pun memutuskan untuk istirahat sebentar di bawah pohon rindang. Untungnya botol minum mereka masih ada isinya, dan si gembul juga kebetulan tadi membawa bekal jajanan dari rumah.

*

Sementara itu, Pak Bedjo dan Bu Aminah mulai gelisah karena anak semata wayangnya belum juga nampak batang hidungnya sekalipun jam sudah menunjukkan pukul 3. Dengan segera pria bertubuh gemuk itu pun melajukan motornya menuju ke rumah Pak Rahmat. Pria itu mempunyai pemikiran siapa tahu saja Supri sedang asyik ngerumpi dengan Jaka hingga lupa waktu.

Ketika di tengah perjalanan, Pak Bedjo bertemu dengan Pak Rahmat, yang ternyata juga sedang mencari keberadaan Jaka. Maka paniklah kedua bapak itu.

Tanpa menunda waktu lagi, Pak Bedjo dan Pak Rahmat pun keliling kampung dengan mengendarai sepeda motor matic masing-masing. Mereka pergi ke beberapa rumah teman Jaka dan Supri bahkan ke rumah Bu Ratna, namun hasilnya nihil, mereka tidak ada yang tahu dimana keberadaan Jaka dan Supri.

Karena memiliki pemikiran jika nyawa anak-anak mereka sedang dalam bahaya, kedua bapak itu pun mengambil keputusan untuk meminta bantuan pada polisi.

Waktu merambat dengan cepat, hingga malam pun telah tiba. Saat ini, para pria Desa Suka Makmur dengan dibantu beberapa polisi sedang mencari keberadaan Jaka dan Supri dalam 3 kelompok.

Banyak diantara mereka yang membawa alat penerangan seperti senter dan obor karena mereka juga harus menyusuri area hutan.

*

Keadaan hutan malam itu sangatlah gelap, untungnya Supri membawa HP sehingga sedikit menerangi sekitarnya dengan senter HPnya.

Setelah tadi siang kedua bocah laki-laki itu sempat istirahat sebentar sambil makan dan minum sedikit, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka karena takut tertangkap oleh pembunuh yang sedang mengejar mereka.

Sekalipun mereka tidak tau arah dan tujuan, mereka tetap terus melangkah daripada mati mengenaskan seperti Mbak Murni.

Malam itu terasa sangat panjang bagi bocah yang masih kelas V SD tersebut. Rasa takut juga pasti ada. Namun apalah daya, keadaan memaksa mereka untuk menginap di hutan.

Dengan duduk berhimpitan, bergandengan tangan, mata terpejam, mulut komat-kamit membaca doa dan surat-surat pendek yang pernah diajarkan oleh guru agama mereka, Jaka dan Supri berusaha mengurangi rasa takut mereka.

Bagaimana tidak takut, kedua bocah laki-laki itu melihat beberapa penampakan makhluk halus, seperti : kuntilanak, pocong, genderuwo dan makhluk berwujud menyeramkan lainnya.

Bukan hanya itu saja, telinga mereka juga mendengar beberapa suara menyeramkan yang salah satunya adalah suara kuntilanak.

Karena saking takutnya dan lelah juga, Jaka dan Supri pun tertidur hingga suara burung membangunkan mereka.

Kedua bocah laki-laki itu menggeliat lalu mengucek-ngucek kedua mata mereka. Jaka dan Supri sedikit merasa lega karena telah melewati malam yang lumayan menegangkan bagi mereka.

"Perutku lapar egh, Jak," keluh Supri sambil mengelus perutnya.

"Jajanmu tinggal seberapa, Pri?" tanya Jaka.

Tak berapa lama si gembul pun membuka tas ranselnya.

"Tinggal beng-beng 2, Jak. Minumku juga tinggal sedikit," jawab bocah bertubuh gemuk itu.

"Mudah-mudahan kita cepet menemukan rumah penduduk, Pri," kata anaknya Pak Rahmat.

"Aku juga berharap begitu, Jak. Semalam tidur di hutan rasanya gak karuan. Demitnya banyak banget."

Supri pun membagi beng-beng nya, sekarang kedua bocah laki-laki itu sudah tidak memiliki cadangan makanan dan minuman sama sekali.

Dengan langkah lesu dan seragam yang sudah kotor di sana sini, Jaka dan Supri pun melanjutkan perjalanan mereka.

Suasana hutan itu sepi sekali hanya terdengar kicauan burung yang menghias pagi seolah berkata merekalah makhluk yang tak punya beban di dunia ini.

Di saat kedua bocah laki-laki itu melangkah dengan putus asa, tiba-tiba arwah Mbak Murni menampakkan diri. Dan kali ini entah apa sebabnya Jaka jadi bisa melihatnya juga.

"Oalah Mbak Mbak, sampeyan kok tega banget sama kita," semprot Supri.

Aku benar-benar minta maaf ya dik, sudah melibatkan kalian..., kata arwah itu.

"Kita gak butuh minta maaf, Mbak. Yang kita butuhkan sekarang adalah pertolongan. Kita lagi tersesat ini," ucap si gembul blak-blakan.

Kekuatanku sekarang menipis banget dik karena sudah kupakai untuk menolong kalian, terang arwah Mbak Murni.

"Sampeyan menolong kita? Kapan?" tanya Supri ingin tahu.

Kemarin siang itu sebenarnya kalian tidak bakalan lolos dari kejaran para pembunuh, tapi aku membuat pandangan ilusi sehingga kalian tidak terlihat di mata para pembunuh itu, jelas arwah tersebut.

1
Yurika23
seru Thor...penulisannya juga enak dibaca...ringan, padat gak berbelit2...tercaba situasinya saat itu...
Kezia Suhartini: makasih kakaak.. 🙏
total 1 replies
Yurika23
mampir ya Thor....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!