NovelToon NovelToon
Become The Duke'S Adopted Daughter

Become The Duke'S Adopted Daughter

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:106.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Atiiqah Alysia Hudzaifah

Maulidya Alissa Agraham, atau yang kerap disapa Lidya, gadis 20 tahun yang mati ketika menjalani sebuah misi. Hidupnya yang dipikir sudah berakhir justru malah terbangun di raga seorang gadis didunia lain yang dikenal buruk dalam beretika. Sikapnya yang pemalu dan tidak percaya diri membuatnya diolok-olok oleh bangsawan lain.

Namun sebuah perubahan terjadi ketika gadis itu terbangun dari pingsannya. Sikapnya tiba-tiba berubah menjadi tegas dan tidak mudah ditindas membawa kehebohan besar diseluruh Kekaisaran. Mereka yang menghinanya dulu kini berlutut memohon ampunan. Para pelayan yang merendahkannya terbujur kaku dengan kepala yang terpisah. Ditambah lagi, kedatangan Lidya saat itu membawa banyak perubahan sejarah di seluruh Kekaisaran.

Misinya adalah menjadi wanita terkaya disana

Namun apadaya jika semua laki-laki justru tertarik padanya?

Dan, takdir? Apakah benda ini benar nyata?

Semua keanehan ini..

Tidak masuk akal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atiiqah Alysia Hudzaifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34 | Fashion show 1

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Acara akan dimulai pada malam hari

Lidya kini tengah bersiap dengan para pelayan disekitarnya. Gaun biru muda berkilauan dengan berhiaskan bunga-bunga sangat cocok ditubuhnya.

Lidya sudah memutuskan. Untuk hari ini, dia akan menjadi yang paling mencolok di acara miliknya. Sengaja dia memilih gaun dengan warna ini, karena memang, tujuannya kali ini adalah demi menjadi.

Pusat perhatian

"Nona, anda ingin rambut anda dibentuk seperti apa? Perlukah saya kepang?"

Lidya menatap penampilannua dicermin "tidak, biarkan saja tergerai."

"Baik, nona."

Tak lama setelah itu, Meylin masuk dan terperangah melihat kecantikan nonanya.

"Nona... Anda, cantik sekali!" Pujinya kagum.

Para pelayan disana juga mengangguk menyetujuinya. Sedangkan Lidya tersenyum tipis "simpan pujian kalian karena ini bahkan belum selesai."

Beberapa saat kemudian, sesaat setelah memasang hiasan dikepalanya, para pelayan lalu mundur dan membiarkan Lidya mematut dirinya dicermin. Tak henti-henti dalam hati mereka memuji kecantikan Lidya.

Lidya melihat pantulan dirinya dicermin. Dengan rambut pirang panjang bercahaya keemasan dan mata Safhir nya yang bersinar. Satu kata untuknya, cantik.

Lidya memutar tubuhnya lalu menatap gaun yang dipakainya kali ini, gaun biru ini sebenarnya bukan tipenya sekali.

Bila dipesta dulu saat masih menjadi Maulidya, ia akan menggunakan warna netral seperti putih, hitam, coklat, atau peach lah paling terang. Kalau sekarang berbeda, semakin ngejreng warna gaunmu, maka dianggap semakin indah dirimu. Karena itu sangat jarang ada yang memakai warna gelap saat kepesta karena dianggap melambangkan kematian.

Bisa saja ia mengabaikan kebiasaan itu, tetapi tidak mungkin dia melakukan itu dihari penting ini. Bisa gawat rencananya jika gagal hanya karena sebuah warna gaun.

Lidya tersenyum bangga melihat penampilannya malam ini.

"Kalian sudah melakukan yang terbaik, terimakasih."

Para pelayan tersenyum semakin lebar. Mereka mengangguk secara bersamaan.

"Sudah tugas kami, nona..!!"

Tok tok tok

"Nona, duke telah memanggil anda untuk segera turun" Seru kesatria dari luar

Lidya membalas "Ya, katakan padanya aku akan segera datang!"

"Baik nona" terdengar suara langkah kaki menjauh.

Para pelayan masih disana menatapnya. Lihat, bukan hanya dirinya yang kagum tapi orang lain juga akan begitu ketika melihatnya.

"Nona ingin keluar sekarang?" Tanya Meylin disana.

Sekali lagi Lidya melihat penampilannya dan mengangguk puas "ya, kita keluar sekarang."

Ceklek

5 kesatria yang menunggunya didepan terbengong ketika melihatnya. Para pelayan yang melihat itu terkikik geli. Meylin lantas berdehem guna menyadarkan mereka.

Segera mereka tersadar lantas bergerak malu karena ketahuan terpesona pada nona mereka.

Louis menunduk "Maaf atas kelancangan kami, nona."

"Anda terlalu cantik hingga membuat mata kami tidak bisa beralih dari anda." Sambung Alvin jujur. Aaron disamping segera menyikutnya.

"Bodoh"

Alvin meringis lalu menatap protes Aaron disampingnya "apa ada yang salah?!" Bisiknya pelan.

Aaron tidak menjawab dan hanya mendengus kesal.

Lidya tertawa melihat tingkah mereka. Benar-benar deh.. Jika berhubungan dengan mereka, rasanya waktu penuaan dirinya akan semakin melambat.

"Tidak apa.. Aku maklum. Karena aku memang cantik."

Seketika itu juga tawa mereka pecah.

Jujur saja, etika disini adalah setiap pujian yang terlontar pada mereka diharuskan untuk merendah. Ini mencerminkan etiket bangsawan yang rendah hati dan tidak sombong.

Tapi berbeda dengan itu, Lidya tadi tidak melakukannya. Namun entah kenapa semua orang justru sangat menyukai kejujuran nona nya itu.

"Nona memang sangat cantik."

"Anda pasti akan menjadi yang paling bersinar disana."

Puji para pelayan disana. Entah mereka yang memang ingin mencari muka didepannya atau memang ucapan mereka tulus dalam hati, Lidya sama sekali tidak peduli. Karena menurutnya, tubuh Gricella ini memang cantik.

"Sepertinya hari ini pekerjaan kalian sebagai kesatria nona akan semakin sulit. Pasti banyak laki-laki yang akan mengincarnya nanti." Ucap Meylin yang segera disetujui para pelayan disana.

"Itu benar."

"Tolong jaga nona kami"

Para kesatria saling menatap satu sama lain.

"Benar, kita harus bekerja keras hari ini."

Mereka menyetujui ucapan Alan. Nico maju lalu menunduk.

"Mari nona, kita harus segera bertemu yang mulia, atau beliau akan marah nanti."

Lidya mengangguk "ya, mari kita jalan sekarang." Lidya berjalan ditemani Meylin di sampingnya. 5 kesatria itu, yang tak lain adalah Louis, Alvin, Alan, Nico dan Aaron mengikuti dan para pelayan lainnya hanya bisa menatap kepergian mereka.

"Seandainya kita bisa menjadi pelayan pribadi nona, pasti akan menyenangkan."

"Benar, nona sangat cantik. Aku suka melayani nona yang sangat cantik."

"Ketika mendandani nona akan menjadi kepuasan tersendiri ketika melihat hasilnya."

"Meylin sangat beruntung."

"Seandainya aku menjadi pelayannya."

...-oOo-...

Disetiap langkah ia melihat seluruh pelayan menatapnya tanpa berkedip, bahkan kesatria dan pengawal yang lewat pun tidak bisa mengalihkan mata mereka darinya. Lidya mengabaikannya dan fokus pada jalannya, ia tidak mau telat diacara penting seperti ini.

"Maaf membuat ayah menunggu lama"

Duke menoleh, terdiam ketika melihat penampilan putrinya dari atas kebawah, lalu dahinya mengkerut. Sedangkan Lidya sangat kagum dengan pakaian formal yang dipakai Alverd saat ini. Tentu saja itu merupakan rancangannya.

"Kenapa kau menggunakan pakaian seperti ini?"

Lidya mengerjap pelan "memangnya kenapa?"

"Kau ingin menjadi pusat perhatian hari ini?"

Lidya mengangguk "tentu saja, ini acaraku."

Alverd terdiam lalu mengangguk

"Dengan penampilan seperti itu kau akan membuat bangsawan lain tertarik padamu dan itu akan merepotkanmu. Apa kau yakin masih ingin seperti ini?"

Lidya mengangguk yakin "tentu saja. Resiko orang cantik."

Pfftt

Alverd seketika mendengus sedangkan para pelayan dan kesatria disana termasuk Hendrick menahan tawa mereka.

Astaga nona...

"Kau akan semakin dibenci orang dengan kepercayaan diri itu."

Lidya melangkah duluan melewatinya "kenapa ayah tiba-tiba peduli dengan hal itu. Mereka harus menerima kenyataan bahwa aku memang cantik."

Para pelayan semakin tidak kuat menahan tawa mereka. Sementara Alverd mendengus kesal mendengar ucapan putrinya. Namun tak dipungkiri, dia cukup bahagia dengan perubahan pesat putrinya. Walau dalam hati dia bertanya-tanya

'Sejak kapan anak ini menjadi seperti ini?'

"Cepatlah tuan Alverd, kita akan telat. Anda ingin membuatku telat diacaraku sendiri?" Sindir Lidya dari dalam kereta kuda.

Alverd menoleh saat tersadar. Dengan sedikit tergesa dia masuk dan duduk tepat berhadapan dengan Lidya. Para kesatria termasuk Hendrick ikut menggunakan kuda mereka sedangkan Meylin duduk tepat di samping kusir kudanya.

"Jalan"

Tepat ketika itu, kereta kuda mulai bergerak menjauhi pekarangan. Para pelayan melihat kepergian mereka termasuk Rosella yang menatap mereka dengan tersenyum.

Bedakan Rosella sama Rosellia ya..

Rosella kepala pelayan sekaligus ibu angkat Alverd sedangkan Rosellia wanita yang suka merayu Alverd.

Tapi demi kebaikan bersama, nama Rosella tak ganti jadi Rosela aja ya. Jadi yang membedakan adalah huruf L nya.

...-oOo-...

Kini butiknya terlihat penuh oleh para bangsawan, butik yang sebelumnya dipenuhi oleh para rakyat yang penasaran kini diisi oleh para bangsawan.

Bagaimana mereka tidak penasaran, butik miliknya menjadi bangunan paling mencolok disana. Lokasi butiknya berada di disekitar Alun-alun Kekaisaran. Tempatnya yang luas juga stategis membuatnya sangat mudah ditemukan orang-orang.

Lihatlah bangunannya

Bayangkan bangunan dengan cahaya menyilaukan ini berada di era dimana sebuah cahaya saja dihargai sangat mahal. Ditambah lagi, bangunannya paling tinggi diantara bangunan lainnya.

Lidya mengangguk bangga akan hasilnya. Matanya lantas mengedar memperhatikan sekitar. Ada banyak sekali kereta kuda yang keluar masuk halaman butik ini. Para bangsawan memakai gaun terbaik mereka. Namun bagi Lidya, semua itu sangat tidak nyaman untuk dipakai.

Jujur saja, gaun mereka bagus. Terlebih jika di dunianya dulu berfoto dengan gaun ini akan memberikan kesan vintage yang kentara. Ya memang bagus, tapi hanya jika memakainya sesekali dan bukan tiap hari!

Repot menggunakan gaun seperti itu tiap hari

Kereta kuda berhenti. Ketika mereka sampai, pusat perhatian langsung menjadi milik mereka.

Alverd turun lalu mengulurkan tangannya pada Lidya. Lidya menerimanya lalu ketika kakinya melangkah turun, semua mata langsung berfokus padanya.

Astaga dia cantik sekali

Itu benar lady Gricella?

Gaun apa yang dia kenakan

Dimana dia membeli gaun itu

Dia lebih cantik dari bayanganku

Lihat duke disebelahnya! Pakaian apa yang duke pakai

Pakaian mereka sangat cocok!

Duke terlihat semakin tampan dengan setelan itu

Aku ingin membelinya

"Selamat datang yang mulia duke Alverd dan Lady Gricella, silahkan ikuti kami"

Lidya mengangguk sedangkan Alverd hanya diam disebelahnya

"Lewat sini tuan dan nona"

Lidya mengikuti arahan petunjuk yang diberikan pelayan itu, walau tanpa itupun ia sudah tau sihh.

Ketika masuk, hal pertama yang muncul dimatanya adalah tempat ini.

Anggap disitu hanya ada 3 jalan. Kanan, tengah dan kiri.

Ini merupakan tempat dimana para rakyat biasa dan bangsawan dapat memilih pilihan mereka.

Jalan paling kanan akan menuju butik dengan gaun menengah kebawah. Jalan paling kiri akan mengarahkan kita pada gaun gaun dengan harga menengah dan jalan paling lebar dibagian tengah akan menjadi lokasi para bangsawan membeli gaun.

Ketika mereka sampai, semua orang termasuk bangsawan dan pelayan memberi hormat pada Alverd dan juga Lidya. Alverd mengangguk sekilas lalu kembali memperhatikan ruangan dengan bangunan indah yang dipijakinya.

"Hey, angka-angka itu untuk apa?" Tanya salah satu bangsawan menunjuk sebuah angka atau nominal diatas masing-masing jalan.

Salah satu pelayan yang dikhususkan untuk menemani mereka pun menjawab "angka-angka itu merupakan kisaran harga gaun yang berada didalam tiap ruangan. Butik kami dimaksudkan untuk dapat dinikmati semua kalangan. Dan angka-angka itu dapat menjadi pertimbangan bagi para rakyat biasa untuk menyesuaikan uang mereka."

"Jadi gosipnya benar, kami akan berada satu tempat dengan rakyat miskin seperti mereka?!" Ketus salah satu nyonya disana

Cih menjijikkan sekali!

Sebenarnya siapa yang membuat ide ini

Aku hanya ingin melihat acara itu saja. Tidak sudi rasanya harus membeli barang yang sama dengan para miskin sialan itu

Benar

Aku

Pelayan disana tersenyum maklum "maaf tuan dan nyonya sekalian, sepertinya ada kesalahpahaman disini. Kalian memang berada di satu bangunan nantinya namun ruangan kalian jelas akan berbeda, dan tentu saja pelayanannya juga akan berbeda." Ucap pelayan itu dengan hormat

Sebelum melanjutkan, pelayan itu menatap Lidya seolah meminta izin. diam-diam Lidya mengangguk mengizinkan.

"Saya akan mengantarkan kalian untuk menunjukkan fasilitas yang pemilik butik ini berikan untuk kalian para bangsawan. Silahkan ikuti saya."

"Lalu bagaimana dengan bangsaaan lainnya?"

"Hampir semua bangsawan sudah datang dan berada di ruangan dimana acara itu akan dimulai."

"Dengan kata lain, kami yang terakhir?" Tanya salah satu bangsawan tidak percaya.

Pelayan itu mengangguk. Mereka langsung terdiam begitu juga Lidya. Sepertinya dia berdandan terlalu lama tadi.

"Maaf, jika tidak ada yang ingin ditanyakan lagi, silahkan ikuti saya."

Dengan wajah angkuh mereka mengikuti pelayan itu. Alverd sejak tadi hanya diam menatap sekelilingnya. Dia benar-benar kagum dengan desain rancangan putrinya.

Lidya dan para bangsawan lainnya diarahkan untuk masuk pada jalan tengah itu. Saat masuk, mata mereka disuguhkan dengan sebuah lorong yang tidak begitu panjang namun terlihat sangat mewah.

Diujung lorong terdapat sebuah pintu yang dijaga 2 kesatria. Ketika pintu itu dibuka, terpampang lah ruangan mewah modern yang baru pertama kali mereka melihatnya.

Terang sekali!

Mereka semua berdecak kagum melihat ini.

Berapa banyak sihir yang digunakan untuk membuat ruangan menjadi seterang ini. Mengerti dengan pikiran mereka, Lidya tersenyum miring.

'Hm? Mereka pasti berpikir ini sihir. Tidak tau saja mereka.'

Sekarang semua orang menduga-duga. Siapa orang kaya yang dengan borosnya membuang-buang uang hanya untuk membuat butik seindah ini. Ditambah, semua diskon yang diberikan. Meskipun yang mendapat diskon hanya 5% orang yang hadir, tapi pasti sangat rugi bagi pemiliknya memberi diskon itu pada orang-orang.

Setelah mempersilahkan para bangsawan untuk duduk, pelayan itu mulai menjelaskan.

"Disetiap lantai memiliki fungsi yang berbeda. Lantai pertama ini, merupakan lobby atau ruang tunggu. Disini para bangsawan akan membuat reservasi terlebih dahulu jika ingin membuat sebuah gaun. Atau ketika kalian ingin langsung membeli gaun yang sudah jadi, kalian akan diarahkan pada resepsionis disana untuk naik ke lantai tertentu dimana gaun yang kalian inginkan berada disana."

Para bangsawan lalu melihat orang yang ditunjuk oleh pelayan itu. Pelayan itu dari tempatnya membungkuk hormat memberi salam. Mereka terkesiap melihatnya.

Sedangkan Lidya tersenyum miring 'kalian terkejut dengan etika dan kesopanan semua pelayan? Heh, jangan kaget dulu. Masih banyak kejutan yang menanti kalian nanti'

"Lantai kedua merupakan kumpulan pakaian dan gaun anak-anak mulai dari laki-laki hingga perempuan. Lantai dua adalah tempat dimana nona, dan nyonya bangsawan dapat memilih gaun. Sedangkan lantai tiga berisi banyak setelan pria dari yang tua sampai muda. Kenapa kami pisahkan? Agar pria dan wanita memiliki privasi dalam memilih pakaian mereka. Lantai keempat merupakan lantai yang menjadi tempat dimana kalian secara khusus bertemu dengan pemilik sekaligus perancang busana ini untuk didesain langsung setelah melakukan reservasi dari jauh-jauh hari."

Mereka yang mendengarnya mengangguk paham. Ternyata unik sekali butik disini. Melihat ruangan ini saja para bangsawan sangat nyaman sekaligus kagum. Jika ruangan dan bangunannya saja sudah seluarbiasa ini, apalagi pakaian yang mereka jual.

Alverd sejak tadi hanya diam, karena dia memang sudah tau.

Salah satu bangsawan bertanya "sebenarnya ada berapa lantai dimansion ini?"

Lidya menipiskan bibirnya menahan tawa. 'Mansion? Hahaha..'

Pelayan itu tersenyum "maaf sebelumnya, saya izin koreksi. Bangunan ini bukanlah Mansion, ini diberi nama tuan kami sebagai Apartemen dengan tujuh lantai. Perbedaan Mansion dan apartemen terletak dari sisi luasnya. Jika Mansion memiliki banyak lantai dan juga sangat luas, apartemen memiliki banyak lantai namun tidak begitu luas."

Mereka mengangguk paham. Salah satu bangsawan berceletuk "rasanya tuanmu itu sangat kreatif sekali. Banyak sekali istilah baru yang baru kami dengar. Dan bangunan ini.. " Dia menunjuk sekitarnya "sangat gila!"

Bangsawan lain mengangguk menyetujui. Lidya tersenyum santai mendengarnya. Alverd disebelahnya berdehem dan dalam hati juga menyetujui ucapan bangsawan barusan.

Putrinya ini memang agak sedikit gila dalam hal ini

Seorang nyonya dengan kipasnya berbicara "Tunggu, bukankah kau bilang apartemen yang kau maksud ini memiliki tujuh lantai? Kau baru menjelaskan empat lantai sebelumnya, jadi ada apa dengan tiga lantai lainnya?"

Pelayan itu tersenyum misterius "lantai ketujuh merupakan tujuan kita selanjutnya, lantai ke-enam merupakan ruangan khusus bagi pemilik butik ini untuk membuat semua pakaian, sedangkan lantai kelima akan dibuat tuan saya untuk sesuatu."

"Sesuatu? Apa itu?"

"Sebuah barang-barang mewah untuk kalian para bangsawan."

Mendengar kata-kata mewah, mereka lantas terpekik senang "kapan itu dibuka?"

Senyumnya kemudian berubah menjadi manis "comingsoon~"

Eh?

"Apa artinya itu?" Celetuk salah satu bangsawan disana

Lidya terkiki geli mendengarnya.

Jadi itu benar~

Sebelumnya dia hanya ingin memastikan, tidak disangka itu benar.

Apa kalian menyadarinya?

*****

"Lalu dengan apa kita naik? Rasanya tidak ada tangga disini." Bangsawan itu terlihat celingak celinguk.

Pelayan itu masih tersenyum "untuk yang itu, silahkan anda semua mengikuti saya lagi."

Mereka berjalan mengikuti pelayan itu ke suatu tempat.

Tiga benda kotak besar yang terlihat asing dimata mereka. Kalian tentu tau apa itu.

Bedanya, lift disini jauh lebih besar dari yang biasa kita lihat. Lidya membuatnya seperti itu agar mempermudah bangsawan untuk masuk dengan gaun besar mereka. Dengan lift yang biasa kita temui, hanya akan muat untuk satu bangsawan dengan gaun besar.

Dan lift buatan Lidya kali ini bisa menampung 10 bangsawan dengan gaun besar beserta 5 orang pria didalam sekaligus. Ini sudah cukup lah~

Bisa dibayangkan seberapa besarnya bukan? Kali ini Lidya menggunakan bantuan sihir untuk memperkuat lift agar bisa menampung banyak orang.

Ting

Mereka semakin kebingungan ketika secara tiba-tiba pintu itu terbuka dengan sebuah suara.

Pelayan itu masuk terlebih dahulu meninggalkan mereka dalam kebingungan.

"Silahkan anda semua masuk."

Pelayan yang menjaga disekitar lift juga turut mengarahkan mereka untuk masuk. Tidak ada yang bergerak, kecuali Lidya dan Alverd yang justru maju dan kini telah berdiri dengan tenang didalam. Meskipun ragu, akhirnya mereka memilih untuk ikut masuk.

"Sebenarnya benda apa ini?" Celetuk salah satu bangsawan

Tidak ada yang menjawab. Lalu tiba-tiba pintu tertutup. Mereka panik terlebih ketika merasakan tubuh mereka terasa bergerak namun rasanya seolah tertinggal dibawah.

"Eh eh apa ini? Apa ini serangan!?

"Ada yang mengincar kita dan menggunakan sihir disini?!"

"Keluar! Aku ingin keluar!"

"Tubuhku!!!"

Melihat kepanikan itu, pelayan itu berbicara "tenang, tuan dan nyonya sekalian. Tidak ada penyerangan disini dan kita sedang pergi keatas sekarang."

"Apa?! Keatas? Apa kau gila! Kita hanya diam sejak tadi!"

"Saya serius, tuan. Kita tidak perlu bergerak untuk keatas, benda yang kita masuki ini yang akan membawa kita keatas."

Bangsawan disana terlihat tidak percaya "bergerak?! Kau pikir kami bodoh?!"

Memang bodoh! Umpat Lidya dalam hati. Tapi dia hanya diam.

Maklum.. Mereka adalah orang-orang yang belum masuk zaman canggih jadi Lidya mencoba untuk tidak mengejek mereka.

"Berisik." Satu kata dari Alverd mampu membungkam mereka semua.

Saat itu juga semua akhirnya mengingat, disana tidak hanya ada mereka. Alverd yang sejak tadi diam membuat mereka melupakan bahwa duke yang terkenal kejam juga berada disana.

Dan saat itu juga semua diam

Takut mengeluarkan suara

Lidya memberikan jempolnya pada Alverd. Alverd tersenyum tipis melihat itu.

Ting

Pintu terbuka

Dan terlihatlah sebuah pemandangan yang luar biasa gila di hadapan mereka.

"Mari, saya antarkan anda sekalian pada tempat duduk yang sudah tersedia."

Dengan kaku mereka keluar dari lift itu. Mereka berjalan dan melihat dengan mata kepala mereka sendiri sebuah ruangan yang sangat luas dengan banyak sekali cahaya sihir menerangi ruangan mereka.

Tidak ada yang memperhatikan mereka, karena semua orang fokus pada keindahan menakjubkan didalam sana

Sihir? Tidak salah nih?

Rupanya disana sudah sangat ramai. Pelayan itu mengarahkan mereka kesalah satu tempat duduk disana. Tempat duduk yang tersedia merupakan sebuah sofa yang mana menghadap kearah panggung panjang disana.

Dengan kaku mereka akhirnya duduk sedangkan Lidya dan juga Alverd duduk dengan santai disana.

Jujur saja, kemarin, saat Alverd pertama kali kesini dan melihat secara langsung ide kreatif namun juga gila yang putrinya buat, dia benar-benar dibuat tidak bisa berkata-kata.

Jika saja ini pertama kalinya dia kemari, dia pasti akan sama seperti bangsawan lainnya yang masih terbengong melihat semua keajaiban ini.

"Tuan dan nyonya, tugas saya sudah selesai. Saya izin undur diri. Bila ada yang dibutuhkan, angkat saja tangan kalian lalu kami dengan segera akan menhampiri anda."

Tidak ada yang menjawab. Mereka masih asik dengan kekaguman mereka. Mereka mendengar tetapi tidak berniat menjawab. Begitulah ego bangsawan yang angkuh dan juga egois.

Lidya dengan inisiatif menjawab "Terimakasih. Kami akan melakukannya nanti." Lidya memberikan senyum penuh arti pada pelayan itu. Pelayan itu yang mengerti artinya lantas mengedip lalu pergi dari sana.

Sepeninggalan pelayan itu, suasana diisi oleh keheningan mereka. Ya, hanya mereka, tidak dengan bangsawan lain yang berisik sana sini. Para pelayan bolak balik sedangkan bangsawan mengobrol sekaligus bergosip. Tampaknya Lidya tau apa yang sedang mereka gosipkan.

Wahh tempat ini indah sekali

Benar, aku penasaran siapa pemiliknya

Kalian lihat bukan benda kotak yang naik keatas dan kita di dalamnya? Itu sangat keren!

Ya, namanya kalau tidak salah lift bukan?

Sebenarnya siapa pemilik dari tempat ini

Aku sangat penasaran

Tidaklah kalian berpikir seperti apa gaunnya nanti?

Tentu saja! Aku sangat penasaran dengan itu!

Yang kudengar gaun disini unik dan menarik

Saya dengar juga begitu

Maksudmu bagaimana? Aku tidak mengerti

Nyonya Olivia sebelumnya menghadiri sebuah acara dengan menggunakan salah satu gaun disini

Benarkah? Bagaimana bisa?

Kudengar nyonya Olivia kenal dekat dengan pemilik tempat ini karena itu dia diberikan secara gratis salah satu gaun disini

Astaga, diberikan?

Ya

Aishh aku semakin penasaran

Dan kalian tau, para nyonya yang datang pada acara Grand Duchess Cartol mendapatkan sebuah kartu undangan khusus agar dapat mengikuti acara ini secara GRATIS!

Astaga!

Aku iri sekali!

Kita membayar ini sangat mahal sedangkan mereka gratis?

Aku benar-benar iri!

Ahahaha aku juga

Iya aku juga pernah mendengarnya

Kudengar yang memberikannya nyonya Olivia

Benarkah?!

Ada hubungan apa nyonya Olivia dengan pemilik butik ini?

Aku jadi semakin penasaran

Aku juga

Kira-kira siapa pemiliknya?

Lidya tersenyum kecil mendengarnya, ahh sepertinya mereka sangat penasaran. Apa ada yang menduga pemilik butik ini adalah anak berusia dibawah 15 tahun? Kurasa tidak hahaha

Bahkan rumor tentang hal itu sebelumnya sudah benar-benar dilupakan seolah angin lalu setelah mereka melihat semua ini

Iyalah! Lagian siapa pula yang akan percaya semua keajaiban ini merupakan ide dari seorang anak kecil yang baru akan beranjak remaja

Tak lama perhatiannya teralihkan oleh seseorang yang memanggilnya dari samping

"Nona Gricella"

Lidya menoleh memasang wajah bertanya

"Ini sudah waktunya nona"

Lidya mengangguk "begitu.." ia menatap balik Alverd yang sejak tadi menatap dirinya. Lidya berbisik "ayah, acara akan segera dimulai. Putrimu ini harus pergi."

"Pergilah, jika ada masalah langsung katakan saja padaku."

Lidya mengangguk "baik" Dia lalu bangkit dan mulai meninggalkan duke yang tersenyum tipis menatap kepergiannya

...-oOo-...

Dibalik panggung besar

"Apa semuanya sudah siap?"

Aestern mendekat "sudah, semua sudah siap dengan pakaian mereka"

Lidya mengangguk mengerti. Dia menatap semua model yang sudah dia pilih sebelumnya.

Mereka merupakan rakyat biasa yang memiliki penampilan indah "bagaimana dengan kalian, apa kalian siap?"

"Siap nona!"

"Kalian tau bukan apa yang harus dilakukan?!"

"Kami tau, nona!"

"Bagus, aku akan menjelaskannya sekali lagi untuk memastikan kalian mengerti. Kalian satu persatu cukup berlajan pada catwalk itu dengan tenang, tampilkan dengan penuh percaya diri tapi jangan menghilangkan kesan elegan pada diri kalian. Angkat dagu kalian meski akan bertatapan dengan keluarga kerajaan bahkan Kekaisaran. Jangan ragu dan berjalanlah dengan penuh keyakinan. Lalu pada saat kalian sampai di ujung Catwalk nanti, buatlah pose gaya dengan keunikam kalian masing-masing. Pada saat kalian kembali, tetap dengan postur awal, tenang dan percaya diri."

"Kalian paham?!"

"Paham nona!!"

"Aku berharap banyak pada kalian semua, karena itu, semangat kalian semua!!"

"SEMANGATT"

Lidya tersenyum puas mendengarnya

"Gricella"

Lidya menoleh "ah ada apa, Olivia"

Olivia tersenyum "bagaimana dengan persiapannya?"

"Sudah beres, tinggal dimulai saja"

"Begitu"

Lidya menatap penampilan gurunya hari ini

Olivia meminta dibuatkan gaun yang gayanya hampir sama dengan gaun biasanya. Dia sengaja agar tidak menyaingi Lidya yang memang merupakan pemilik butik ini. Dia juga berpikir, muridnya harus menjadi yang paling mencolok dibanding semuanya.

Gaun ini tetap sangat cantik meskipun menggunakan model gaun yang lama

Lidya menatap kagum pada gurunya itu

"Kau sangat cantik, Olivia."

"Terimakasih, ini karena gaun buatanmu. Gaun mu selalu indah, Ella."

Lidya tersenyum congkak "aku tau"

Olivia tanpa sadar mendengus "Dasar! Sudahlah, lagipula kapan ini dimulai? Aku sudah tidak sabar!"

"Tenanglah.. Aku masih harus menunggu keluarga Kekaisaran dan kedua keluarga kerajaan untuk datang. Biasa.. Mereka harus datang yang paling akhir untuk menarik perhatian." Nyinyirnya tanpa ditahan.

Olivia melotot dan dengan cepat menutup mulutnya "dasar kau ini, bagaimana jika ada yang mendengar, dasar murid bodoh!"

Lidya mendengus. Sebelum menjawab, sebuah pengumuman dari depan sana terdengar membuat semuanya diam.

"SEMUANYA BANGKIT!! YANG MULIA KAISAR ROTHEMBERG DE CARVIL, PERMAISURI PENELOPE DE CARVIL DAN YANG MULIA PUTRA MAHKOTA KAYSEN DE CARVIL MEMASUKI RUANGAN!!"

Lalu seruan semua orang terdengar

"SALAM KEPADA YANG MULIA KAISAR, YANG MULIA PERMAISURI DAN YANG MULIA PUTRA MAHKOTA! SEMOGA KEBERUNTUNGAN DAN BERKAH DARI DEWI SELALU MENYERTAI ANDA BESERTA SELURUH KEKAISARAN!"

Lidya menoleh pada Olivia "kenapa kau tidak memberi salam? Semua orang melakukannya bahkan para model disini menyempatkan diri untuk keluar dan memberi salam."

Olivia menjawabnya santai "tidak apa, tidak ada yang tau."

Lidya mendengus "seorang guru etika melanggar etikanya sendiri."

Lalu sekali lagi, sebuah seruan terdengar.

"BAGINDA RAJA EDGAR ROGHTEM DE EDUARGO DAN BAGINDA RAJA HARRY DE GERALDO MEMASUKI RUANGAN! RATU CEOLIN ANESTIA DE EDUARGO DAN RATU ISLYN DE GERALDO MEMASUKI RUANGAN! TERAKHIR, PANGERAN MAHKOTA ERNEST VICO DE EDUARGO DAN PANGERAN MAHKOTA FELIX DE GERALDO MEMASUKI RUANGAN!! SEMUANYA BERI SALAM!!"

"SALAM KEPADA KEDUA BAGINDA RAJA, BAGINDA RATU DAN KEDUA PANGERAN MAHKOTA!! SEMOGA KEBERUNTUNGAN SELALU MENYERTAI KEDUA KERAJAAN!"

Lidya meringis. Bagaimana nasib kasim yang berteriak itu ya... Pasti setelah ini suaranya hilang.

"Sepertinya, kita harus segera memulainya."

Olivia mengangguk "sudah pasti. Aku harus segera pergi. Semangat, kau pasti bisa!"

Lidya tersenyum membalasnya.

"Nyonya Aestern, kita harus memulainya sekarang"

Aestern mengangguk "baik, saya akan bersiap" dia menoleh, memastikan sekali lagi bahwa semuanya siap kemudian menghela nafas "fuhh semuanya harus berjalan lancar!"

Dia kemudian berjalan, keluar, menampakan dirinya didepan kerumunan para bangsawan yang duduk dengan kipas ditangan mereka masing masing

"Ehem perhatian seluruhnya"

Suaranya menggema. Tanpa harus berteriak dan mengeluarkan tenaga lebih, dia sudah bisa menarik perhatian semua orang padanya. Aestern sangat berterima kasih pada Lidya untuk hal itu.

Yah.. Lidya pernah meminta Alverd untuk mencari beberapa bahan sulit sebelumnya. Contohnya magnet dan beberapa hal lainnya. Listrik belum ada disini, dan dia mengganti hal itu dengan yang namanya sihir.

Jadi wajar bukan, jika butik dan semua acara ini memakan banyak episode agar bisa muncul? Semua butuh pertimbangan sengkuh! Novel boleh fantasi, tapi logika tetap harus pasti

"Sebelum memulai acara hari ini, saya ingin berterima kasih kepada Yang mulia kaisar beserta permaisuri dan juga putra mahkota. Kedua baginda raja dan ratu beserta kedua pangeran karena bersedia menyempatkan diri untuk hadir ditengah kesibukan ada sekalian. Saya Aestern, kalian semua boleh memanggil saya Aes, saya disini sebagai Host atau pembawa acara disini yang merupakan penanggung jawab butik yang kalian singgahi saat ini,"

WOAAAAAAA

Riuh penonton terdengar yang membuat senyum Aestern semakin mengembang

"Kenapa saya bilang saya penanggung jawab? Karena saya bukan pemiliknya. Saya hanya membantu mengatur dan membuat gaun gaun disini, pemilik aslinya lah yang memberikan semua ide dan modalnya untuk membuat butik ini seindah yang kalian lihat. Dia seorang nona bangsawan yang masih sangat muda dan banyak dikenal dengan rumor buruk tentangnya dulu,"

Apa?! Nona bangsawan muda?

Benarkah, menurut anda siapa?

Aku tidak tau

Aku juga

Menurutku pasti nona yang sangat berbakat hingga bisa menciptakan gaun indah seperti ini

Benar

Kurasa begitu

Apakah Lady Azalea?

Azalea yang tengah bersama keluarganya pun menoleh "saya, nyonya?"

"Ya, apa lady pemilik butik ini?" Tanya salah seorang nyonya disana

Azalea terdiam, 'kenapa malah aku?' Batinnya tidak suka.

Dia tersenyum paksa "maaf nyonya, saya masihlah sangat muda, dan pengetahuan saya soal gaun juga sangatlah kurang. Bagaimana mungkin orang seperti saya bisa memiliki butik seindah ini?"

Para nyonya disana nampak berbisik

"Ya siapa tau saja, lagipula bibi anda adalah nyonya Brithen, pemilik toko kain yang paling terkenal di Kekaisaran ini. Wajar bila kami menduga bahwa nona lah pemilik butik itu" sahut nyonya disana

Azalea diam, namun Brithen disebelahnya tersenyum kesal "tidak semua orang akan memiliki kelebihan yang sama, lagipula ponakan saya ini memiliki kelebihannya tersendiri, dan saya yakin nyonya sekalian sudah tau hal itu."

Mereka terdiam, Brithen kembali melanjutkan "yang pasti, pemilik dari butik ini pasti anak yang sangat luar biasa bisa memikirkan konsep butik yang sangat indah seperti ini."

"A-anda benar"

"Menurut anda siapa?" Tanya mereka

Azalea dan Brithen saling pandang, mereka tersenyum "entahlah, aku tidak suka menebak-nebak"

Disisi lain

Melihat kericuhan didepannya membuat Aestern tersenyum misterius. Dia sedikit melirik keadah belakang dan melihat kodean seseorang disana. Dia lantas mengangguk

"Baiklah"

Semua menoleh padanya

"Dari pada kalian penasaran, lebih baik kita panggil saja nona muda yang luar biasa itu. Tapi sebelum itu, saya penasaran, menurut kalian, siapa nona tersebut? Hayoo"

LADY VORENSIA

MENURUTKU LADY AZALEA

Hey nona tadi bilang bukan dia!

Terus siapa?!

Apa Lady Isabella?

Tidak mungkin dia! Kudengar dia dikurung oleh ibunya di mansion

Apa?!

Lalu siapa?

Nona Vorensia?

Vorensia yang namanya kembali disebut pun mendengus. Majelis menatapnya penuh peringatan. Vorensia yang melihat itu menunduk takut.

"Angkat kepalamu! Ingatlah, kau memiliki darah keturunan kerajaan! Jangn mempermalukan pamanmu!" Ucap madelia tegas.

Vorensia mengangguk lalu kembali mengangkat dagunya. Hal itu membuat bangsawan lain dapat melihatnya

Dia ada disini bersama ibunya

Aku tidak pernah mendengar rumor tentangnya

Seorang remaja berambut biru seumuran Lidya menyangga kepalanya seraya menikmati pertunjukkan ini.

"Ahh.. Sebenarnya siapa pemilik butik menakjubkan ini sebenarnya. Dia berhasil membuat heboh seluruh Kekaisaran. Bahkan kaisar dan kedua raja menyempatkan diri untuk datang kemari padahal hanya sebuah pembukaan butik. Lucu sekali." Ucap Ernest dengan mata memandang malas semua hal yang dia lihat.

Baginda raja, alias ayahnya juga turut memandang malas putranya "yang pasti kemunculan orang tersebut pasti akan menggemparkan seluruh kekaisaran."

Sang ratu mengangguk menyetujui "ibu juga penasaran dengan identitasnya." Dia lalu berbisik pada suaminya "Sayang, apa kamu yakin kaisar sendiri yang meminta kita untuk datang kemari?"

Edgar mengangguk "ya"

Ceolin menutup mulutnya kaget "berarti orang itu memiliki hubungan dekat dengan kaisar."

Sekali lagi Edgar mengangguk "sudah pasti."

Sedangkan dimeja lain tidak jauh dari mereka. Seorang remaja berambut merah tengah bersandar dengan tangan terlipat di belakang kepalanya.

Dia mendesah malas "Hah.. membosankan."

Ayahnya yang merupakan raja kerajaan Geraldo, Raja Harry, menegur putranya "Felix, perhatikan sikapmu! Jagalah martabatmu sebagai seorang pangeran!"

Felix merotasikan bola matanya malas "Lagipula salah anda yang memaksaku ikut datang kemari. Tau sendiri bagaimana sikap putramu ini, masih saja dipaksa. Jika bukan karena ancamanmu itu, mana mau aku datang kemari." Lanjutnya dalam hati. Bisa mati dia jika ayahnya mendengar ucapannya.

Harry terlihat sangat geram namun ditahan oleh istrinya. Istrinya sekaligus ibu dari Felix, Islyn akhirnya berbicara.

"Apa kamu tidak penasaran dengan identitas pemilik butik ini?"

Felix menggaruk hidungnya yang gatal "Penasaran. Tapi siapapun dia, tidak ada hubungannya denganku."

Islyn menggeleng, terlihat pasrah dengan sikap malas dan tidak pedulian putranya.

Kembali lagi pada situasi kali ini

Bagaimana menurutmu

Menurutku Alice

Ah mungkin benar dia

Atau mungkin kakaknya Azalea, Damian?

Semua menjadi diam, menatap remaja tersebut aneh. Sang empu yang namanya disebut pun menoleh, menatap kesal orang tersebut.

Azalea yang nama kakaknya disebut pun tersenyum geli menahan tawanya begitu pula dengan Brithen yang tersenyum pasrah. Ada-ada saja tingkah putranya itu

"Kau tidak dengar kalau pemiliknya seorang nona yang berarti perempuan? Lalu kenapa namaku disebut?" Tanya Damian ketus. Jelas sekali dia jengkel, sedangkan yang berbicara hanya tersenyum tanpa dosa

"Aku hanya berpendapat, jadi jangan marah"

Damian mendengus kesal "jangan pernah melibatkanku, bodoh"

Pemuda itu yang dipanggil bodoh merasa tidak terima "namaku Leonardo Midleton, bukan bodoh!"

Damian merotasikan matanya "terserah"

"Lagipula namaku terlalu bagus untuk disamakan dengan kata itu"

"Itu menurutmu."

"Tck sialan kau!"

Kaysen membuang nafasnya lelah mendengar pertengkaran unfaedah dari dua temannya itu. Dalam hati dia heran, bagaimana bisa ia berteman dengan dua makhluk aneh itu. Kaysen menggeleng pelan memikirkannya

Perhatiannya kembali ke panggung, sebenarnya ia tidak peduli dengan siapa pemilik butik ini. Yang menjadi fokusnya kali ini sedang tidak tau berada dimana. Sejak tadi dia datang, Kaysen selalu mencari dimana keberadaan sahabat cantiknya itu. Namun sampai sekarang tidak ketemu batang hidungnya.

Ketika Duke memberi salam pada ayahnya pun, Kaysen sama sekali tidak melihat ada Gricella bersamanya. Jadi dimana dia?

Temannya yang melihat kegalauan temannya pun menatapnya aneh. Funfact, Kaysen saat ini tidak bersama ayah dan ibunya. Dia memilih duduk bersama dengan kedua temannya dan meninggalkan orang tuanya disana.

"Mohon perhatiannya"

Pertengkaran mereka berhenti, kembali memusatkan perhatian mereka pada panggung didepannya. Kecuali Kaysen yang meski pandangannya kedepan, sesekali matanya berkeliaran mencari seseorang.

"Sepertinya masih belum ada yang menebak dengan benar siapa pemilik dari butik ini"

Sudahlah, beritahu saja siapa

Jangan membuat kami penasaran

Kau membuat kaisar dan raja menunggu lama

Kaisar yang namanya disebut pun tersenyum misterius "Tentu saja tidak, karena aku sudah tau siapa orangnya."

Dia lantas menatap Alverd yang duduk tidak jauh darinya "Dasar pria itu, tidak dia atau bahkan putrinya, selalu saja membuat heboh kekaisaran."

"Tapi kemampuan putri sahabatmu memang patut diakui."

Kaisar tergelak "itu benar. Dia tidak salah mengangkat seorang putri. Aku penasaran kenapa baru sekarang putri Alverd menunjukkan kemampuannya."

Permaisuri mengangkat bahunya tidak peduli "mungkin rumornya benar."

"Ah, rumor itu. Ya.. tidak ada yang tau."

"Hahaha nampaknya kalian semua sudah tidak sabar bukan? Baiklah, tanpa berlama lama lagi, kita sambut pemilik dari V'Luxury Boutique. Orang yang merancang semua gaun disini sekaligus otak dari semua keajaiban disini! YAITU GRICELLA LAVERNA DE VELVORD, PEMILIK ASLI BUTIK INI!"

.

.

.

To be continued_

Maaf bet nih Othor up nya tengah malem.

Tadi Othor ikut lomba 17an jdi nulisnya telat.

Mana kalah lagi😭

Nyesek dikit gak ngaruh

1
Aku siapa?
kaisar nya lucu cuyy
Aku siapa?
hhh..
Aku siapa?
ilustrasi ny lucu thorr
Aku siapa?
iya imut banget, minta satu lah~
Aku siapa?
wihh bakal jadi temen baru tuh
Saulia Aulia
Ditunggu kelanjutannya thorr!! Jangan nyerah sama tugas dan komentar negatif cerita ini ya.. Semangat!! ❤‍🔥
Saulia Aulia
🤣lucu banget kalian
Ririn Santi
hihi... gadis kecil seperti Lidya tentu lebih memprioritaskan pd karir dan mengumpulkan uang sebanyak banyaknya dong ketimbang cari jodoh, kita lihat trik trik para lebah menarik perhatiannya
Grey
kan bener Alan emang si Alan 😂🤣
Chauli Maulidiah
lanjuut thoorrr..

dan jgn bikin cerita baru dl.

selesain tugas, trs lanjut up yg banyak ya..
Sintia nisa
😭 posenya aja bikin ngakak, ditambah gambar kucingnya😭😭 capekk
Sintia nisa
ngakak aku thor
Sintia nisa
🤣🤣 gambarnya dapet dari mana thor
Sintia nisa
hahaha nampak pasrah sekali kamu hydor
Atiilysaiff_
Para bebeb semua... bentar ya, bab yg othor buat terakhir dgn episode yg paling panjang malah gk lulus review😭😭😭
Atiilysaiff_: KESALLLLL!! DAH NULIS SUSAH SUSAH MALAH GAK TER-UPPLODE
total 1 replies
dewi_oetari14
kayak Harry Potter donk
Danang Kurniawan
perasaan sudah lebih 1minggu thor.. jangan php dungs...
Atiilysaiff_: Udah up tuh~
total 1 replies
Marwiyah Ningsih S
sorry cerita nya gak menarik, terlalu bertele tele, lalu kenapa bisa pembicaraan pangeran mahkota kepada gricella ini, cerita cupu skippp duluu
Atiilysaiff_: Maaf kalau ceritanya kurang memuaskan ya kak. Saya sebagai Author cerita ini kurang menyadari banyaknya kekurangan pada karakter dan jalan cerita ini pada awalnya. Namun setelah semua kritik kalian termasuk kakak, saya akhirnya menyadari letak kesalahan saya membuat cerita ini.

Terlepas dari itu terimakasih karena sudah singgah di cerita ini walau hanya beberapa bab saja. Saya berharap kakak bisa mampir lagi ke cerita ini saat cerita ini sudah diperbaiki (revisi) menjadi lebih baik.

Oh ya Ngomong-ngomong orang yang muncul di episode ini berbeda dari putra mahkota yang muncul di beberapa episode sebelumnya. Putra mahkota Kekaisaran bernama Kaysen sedangkan yang muncul di episode ini namanya Ernest. Gelar mereka berbeda, Kaysen Putra Mahkota Kekaisaran sedangkan Ernest pangeran mahkota kerajaan. Dan jelas yang paling tinggi gelar nya adalah Kaysen sebagai putra mahkota Kekaisaran. Cmiww
total 1 replies
Marwiyah Ningsih S
cerita nya terlalu banyak penjelasaan, terlalu banyak bicara, kenapa gak sat..sett..aja ini lambat gerakan,,, jangan sampai cupu lah setelah bertransmigrasi
Atiilysaiff_: Iya.. belum diperbaiki soalnya. Tapi tenang aja, makin lama penulisan author semakin baik kok. Terlepas dari ceritanya yang memang cukup membosankan, author jamin dipertengahan nanti keseruannya baru akan dapat😘
total 1 replies
Marwiyah Ningsih S
semoga aja gak cuman 1 orang yang transmigrasi, jangan sampe satu kampung ikut juga transmigrasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!