NovelToon NovelToon
Aku Mencintainya Lebih Dulu

Aku Mencintainya Lebih Dulu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: muliyana setia reza

Laura dan Morgan telah menjalin hubungan sejak mereka duduk dibangku SMA. Bahkan, Morgan berjanji ketika dewasa kelak dirinya akan menikahi Laura. Namun nasib berkata lain, tiba-tiba saja Morgan dijodohkan oleh orang tuanya dengan wanita lain.

Bagaimana nasib Laura kedepannya? Yuk simak kisah mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Morgan Tak Peduli

Rani yang baru saja bangun tidur, buru-buru berlari keluar dari kamarnya hanya untuk menunggu Morgan keluar dari kamar. Pagi itu, Rani ingin sekali menyapa Morgan dan berharap Morgan membalas sapaan darinya.

Cukup lama Rani menunggu, sampai akhirnya Morgan keluar dari kamarnya. Dengan wajah yang masih dipenuhi air liur, Rani dengan santainya memeluk Morgan seraya menyapa suaminya itu.

“Selamat pagi suamiku!” Rani dengan sekuat tenaga memeluk Morgan.

Morgan langsung mendorong Rani hingga gadis itu jatuh ke lantai. Morgan memberikan gestur jijik dan tanpa mengucapkan sepatah katapun, pria itu pergi untuk berangkat bekerja.

“Kak Morgan!” Rani mencoba untuk bangkit mengejar suaminya, namun Morgan sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil.

Mobil pun melaju cukup kencang yang mana membuat Rani pada akhirnya hanya bisa menangis. Rani merasa kalau pengorbanan yang ia lakukan selama ini, sama sekali tidak membuahkan hasil.

Rani ingin sekali menyerah, namun ia tidak bisa melakukannya karena jika ia menyerah, Laura bisa dengan mudahnya merebut Morgan dan lagi-lagi Rani akan tertinggal jauh dibelakang Laura.

“Tidak. Aku tidak boleh menyerah begitu saja, aku tidak boleh membuat Laura menang dan berada jauh didepanku,” gumam Rani.

Rani pun masuk kedalam rumah untuk segera mandi. Dan setelah itu, ia akan pergi ke rumah orang tuanya karena sudah beberapa hari tidak menemui orang tuanya.

Laura baru saja tiba di kantornya dan ketika hendak berjalan menuju meja kerjanya, Hanif datang dengan membawa bekal makanan untuk kekasihnya itu.

Laura cukup terkejut dan bingung dengan bekal makanan pemberian Hanif. Ingin sekali Laura menolak, namun tidak dilakukannya karena tatapan Hanif terlihat begitu dalam.

Laura akhirnya menerima bekal makanan tersebut dan tak lupa mengucapkannya terima kasih.

“So sweet!” Zoey datang menggoda keduanya yang nampak sangat serasi.

“Jangan mulai deh,” celetuk Laura yang tak suka dengan sikap Zoey.

Zoey tertawa santai sambil menoleh kearah bekal makanan dimeja Laura pemberian Hanif.

“Kamu yang memasak sendiri atau beli, Nif?” tanya Zoey penasaran.

“Mamaku yang memasak dan memintaku untuk memberikan bekal makanan kepada calon istriku,” ungkap Hanif.

“Uhuk.. Uhuk...” Laura terbatuk-batuk mendengar pengungkapan Hanif.

Zoey tersenyum hingga kedua matanya menyipit mendengar ucapan Hanif.

“Memangnya Mamamu tahu kalau kamu dan Laura memiliki hubungan spesial?” tanya Zoey sengaja memancing Hanif agar lebih terbuka.

Laura yang tak ingin mendengar apapun, memilih untuk pergi dengan alasan ia butuh pergi ke kamar kecil.

Zoey yang peka, saat itu juga kembali ke mejanya dan Hanif hanya bisa menghela napas panjang karena sepertinya Laura belum sepenuhnya membuka hatinya itu untuk Hanif.

***

Rani pulang ke rumah orang tuanya dan kedatangan Rani yang mendadak itu membuat Dion dan Ranty bertanya-tanya karena Rani datang seorang diri tanpa ditemani menantu mereka.

“Kamu datang sendirian? Suamimu tidak ikut?” tanya Dion.

“Iya, Rani. Seharusnya kalian datang bersama,” sahut Ranty.

Rani tak langsung menjawab, gadis itu terlebih dahulu mengatur napasnya karena selama di perjalanan ia selalu mengoceh hingga tenggorokannya kering.

Karena tak segera mendapat jawaban dari putri semata wayangnya, Ranty duduk lebih mendekat seraya menyentuh punggung Rani agar Rani mau terbuka.

“Kamu dan suamimu ada masalah? Kalau ada, coba ceritakan sama Mama dan Papa. Mungkin kami bisa membantu kalian,” ucap Ranty dengan nada tenang agar Rani mau bercerita.

Rani menggelengkan kepalanya dan justru merengek didepan kedua orang tuanya.

“Rani, Mama salah bicara ya? Maafin Mama ya,” tutur Ranty meminta maaf karena justru membuat putri kesayangannya menangis.

“Rani dan Kak Morgan sama sekali tidak ada masalah, Ma. Rani pulang kesini karena rindu dan Kak Morgan sibuk bekerja, jadi tidak bisa mengantarkan Rani pulang kesini,” ungkap Rani berbohong.

Dion dan Ranty bernapas lega karena ternyata alasan Rani menangis karena merindukan mereka berdua.

“Rani tidur disini ya Ma untuk beberapa hari ke depan, boleh'kan?” tanya Rani.

“Suamimu bagaimana? Apakah dia juga akan tidur disini?” tanya Dion.

Rani tak bisa menjawab pertanyaan Papanya, ia pun berpura-pura sakit kepala yang mana membuat keduanya orang tuanya khawatir dan meminta Rani untuk segera beristirahat di dalam kamarnya.

Gadis itu bergegas masuk ke dalam kamarnya dan tak lupa mengunci pintu kamar agar Ranty serta Dion tak bisa masuk.

Di dalam kamar itu, Rani kembali menumpahkan rasa sedihnya dengan menangis tersedu-sedu. Gadis itu berharap Morgan bisa mencintainya, seperti Rani mencintai Morgan.

“Apakah dia akan peduli padaku setelah tahu aku tidak berada di rumah? Apakah Kak Morgan akan peduli padaku dan memutuskan mencari ku?” tanya Rani bermonolog.

Malam Hari.

Morgan baru saja sampai setelah pulang dari kantornya. Pria itu perlahan berjalan masuk ke dalam kamarnya tanpa ingin mencari tahu keberadaan Rani.

Karena yang Morgan tahu, biasanya Rani akan menghalangi begitu ia ingin masuk ke dalam kamarnya.

Bibi Har dengan langkah tergopoh-gopoh datang menghampiri Morgan yang baru saja pulang. Dengan wajah panik, Bibi Har memberitahu Morgan kalau Rani tidak pulang.

Morgan dengan santainya tersenyum dan meminta Bibi Har untuk tidak mengkhawatirkan Rani. Justru, Morgan berharap Rani tidak akan pernah lagi menginjakkan kakinya di rumah itu lagi.

“Bi Har sebaiknya istirahat, sudah malam. Besok tolong buatkan saya sarapan nasi goreng,” pinta Morgan dan bergegas masuk ke dalam kamarnya.

Sampai di kamar, Morgan langsung melucuti pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk segera menyegarkan tubuhnya yang terasa lengket.

Selepas mandi, pria itu mulai memakai pakaiannya dan bergegas untuk melakukan sholat isya.

Kedua tangan diangkat tinggi, setinggi dadanya dan Morgan berdo'a setelah melaksanakan sholat.

Pria itu berdo'a kepada Sang Pencipta untuk bisa kembali disatukan dengan gadis yang dicintainya.

Cintanya kepada Laura sungguh besar dan murni. Morgan tak bisa membuka hatinya untuk siapapun, meskipun dirinya telah menikah dengan Rani sekalipun.

“Ya Allah, Engkau Yang Mau Tahu Segalanya. Izinkan kami kembali bersatu, meskipun rintangan yang ada didepan kami tidak semudah saat kami membalikkan tangan. Kami saling mencintai Ya Allah,” ucap Morgan.

Setelah itu, Morgan menangis tersedu-sedu dan berharap besar agar Allah mau mendengarkan serta mengabulkan do'a yang selalu ia panjatkan.

Cukup lama Morgan menangis, sampai akhirnya Morgan memutuskan untuk tidur karena besok pagi ia harus pergi bekerja.

Pria itu sama sekali tak peduli dengan Rani. Bahkan, untuk memikirkan Rani saja Morgan tidak ingin.

“Selamat tidur, Laura!” Morgan menatap langit-langit kamarnya dengan membayangkan wajah terakhir yang ia lihat sebelum tidur, yaitu Laura.

1
Anonymous
Updet dong
Agustin Indah Setiyaningsih
jijik ya sama kelakuan mu Rani..sdh tahu ndk cinta,masih ajj nemplok kaya parasit.
Levita Sari
lanjuttt kk😁
ISTRI SIRI TUAN RIZAL: Siap Kk 😍
total 1 replies
Bai ye
tokoh inspiratif untuk para wanita. Laura hebat bisa ngadepin semuanya dg jiwa raga yg super cool
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!