Azzura memilih meninggalkan kota yang ia tinggali beberapa tahun terakhir. Menjauh dari laki-laki yang menjadi cinta pertamanya sekaligus laki-laki yang selalu memandangnya buruk. Laki-laki itu adalah Abizar.
Di kota yang baru, ia bertemu Dokter Fatur yang akan membantunya untuk sembuh dari kelumpuhan yang ia terima karena sebuah kecelakaan. Seorang duda dua anak dimana anak bungsunya mengalami sakit berat.
Freya, putri bungsu Dokter Fatur itu menarik hati Azzura. Keduanya menjadi akrab saat sering bertemu di rumah sakit hingga gadis kecil itu memohon agar bisa memanggil Azzura dengan panggilan Mami.
" Jadilah Mami Freya sesungguhnya. Menikahlah denganku," pinta Dokter Fatur pada Azzura.
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BSIS 25 Menyimpan Rahasia
Bukan Sebatas Istri Status (25)
" Besok kita makan siang bareng lagi ya?," ajak Dara.
Hari ini ia memang berhasil mengajak Freya makan siang bersama tapi, tidak ada percakapan sama sekali. Freya hanya menjawab dengan gelengan dan anggukan saja.
Freya hanya menggelengkan kepalanya.
Dara sudah sangat emosi. Namun, masih berusaha menekan amarahnya.
" Kenapa?,"
Freya hanya diam tak mau menjawab. Ia bahkan terus memepet sang kakak karena tidak mau dekat dengan ibunya.
Sabar Dara, ini baru permulaan.
Daisy sendiri hanya diam memperhatikan sebesar apa usaha ibu kandungnya untuk bisa dekat dengan Freya.
Akhirnya, makan siang hari ini benar-benar hanya makan siang saja.
" Yaya tidak mau ikut kakak lagi. Kalau Kak Sisi mau pergi dengan mommy, pergi saja sendiri. Yaya mau sama Bi Ijah saja di rumah kalau mami dan Daddy tidak ada," Freya cemberut. Ia berjalan melewati kakaknya masuk ke rumah.
Ayam krispi hanya bisa menarik perhatiannya sebentar setelah itu ja menyesal. Ibunya tampak memaksa ingin dekat dengannya. Freya tidak suka.
Padahal, dulu Ia mengharapkan itu semua. Tapi, kini tidak lagi.
" Mommy hanya ingin dekat dengan kamu. Mommy ingin menebus kesalahannya," Daisy menahan tangan Freya.
" Tapi, Yaya tidak mau. Yaya tidak suka,"
Freya merasa tidak membutuhkan ibu kandungnya lagi. Karena apapun yang ia mimpikan selama ini sudah terwujud oleh ibu sambungnya.
Daisy frustasi dengan penolakan adiknya dan tekanan ibunya yang memaksa ia agar bisa membujuk Freya untuk bisa selalu ikut menemui Dara.
" Ya, mommy hanya ingin dekat dengan kamu. Tidak lebih,"
" Tapi, Yaya tidak suka. Mommy minta Yaya bohong kalau hari ini Yaya ketemu mommy. Padahal Daddy tidak pernah mengajarkan Yaya untuk berbohong,"
Deg
" Berbohong? Mommy minta kamu tidak bilang ke Daddy pertemuan hari ini?," kaget Daisy.
Padahal, ia sendiri sudah mengatakan soal pertemuan hari ini melalui pesan singkat pada ayahnya. Sekaligus permohonan maafnya karena ia sudah bolos sekolah.
" Iya. Kata mommy, ini rahasia."
Daisy termenung. Seharusnya mommy justru jujur pada Daddy, bisa jadi Daddy membantu Mommy agar bisa menebus kesalahan mommy pada Yaya. Daisy membatin.
"Ya, sudah terserah Yaya."
Daisy mulai gamang. Benarkah tujuan dari ibunya adalah untuk menebus kesalahannya atau ada niat lain.
...******...
"Mam, tadi Yaya makan siang dengan Mommy dan Kak Sisi,"
Deg
Azzurra yang baru menyerahkan piring berisi nasi dan lauk pauk di hadapan putri sambungnya itu pun terkejut. Sang suami tidak mengatakan apapun tadi.
" Benarkah? Kak Sisi memangnya tidak sekolah?," selidik Azzurra.
" Katanya gurunya ada rapat," Freya menjawab.
Daisy hanya bungkam. Ia tidak berani jujur kalau sudah bolos sekolah demi mengikuti permintaan Dara. Apalagi di hadapan Freya.
"Oh .." Azzurra hanya ber oh ria.
" Tapi, Mommy bilang aku tidak boleh bilang kalau makan siang dengan mommy. Katanya ini rahasia,"
Azzurra mulai mendengarkan cerita Freya.
" Kita lanjutkan ceritanya Setelah makan ya." putus Azzurra. Walaupun penasaran, ia tak jngjn nafsu makannya hilang.
Sedikitnya ia masih cemburu jika membahas mantan istri suaminya itu.
" Ayo ceritakan soal pertemuan tadi dengan mommy. Yaya bahagia?,"
Freya menggelengkan kepalanya. Ia mulai membuka buku pelajaran. Ada PR yang harus ia kerjakan.
" Yaya tidak suka pergi dengan mommy. Mommy ngajarin Yaya bohong." jelas anak kecil itu singkat.
Daisy hanya diam. Ia pun terkejut ibunya meminta Freya berbohong soal pertemuannya.
" mommy bilang mau ajak Yaya bertemu lagi. Tapi, Yaya Tidak mau,"
" Mommy pasti sedih," timpal Azzurra.
" Dulu, Yaya juga sedih waktu mommy tidak mau bertemu dengan Yaya. Bahkan saat Yaya sakit, mommy tidak datang ke rumah sakit," jawab gadis kecil itu pilu.
Daisy merasa sedih. Adiknya pasti sangat terluka.
"Apa Yaya balas dendam pada mommy?,"tebak Daisy.
" Hanya tidak suka karena mommy menjelekkan Mami terus."
Freya ingat saat kakaknya ke toilet, Dara mengatakan hal buruk tentang Azzurra.
" Mommy bilang, Mami tidak suka Yaya, Mami akan mengabaikan Yaya jika mami punya anak"
" Yaya percaya?,"
" Tidak," jawabnya tanpa ragu sedikitpun.
...******...
" Kenapa sulit sekali menghasut anak itu," geram Dara.
Ia pikir anak kecil akan mudah di bodohi. Nyatanya tidak dengan Freya.
" kenapa harus mengusik kehidupan mantan suamimu? Apa aku tidak berarti untukmu selama ini?," tanya seorang laki-laki yang usianya lebih tua beberapa tahun dari Dara.
Dara berdecih. " Kita hanya melakukan hubungan yang saling menguntungkan. Tidak ada perasaan di dalamnya,"
Laki-laki itu tersenyum miris. Jika biasanya laki-laki yang melakukan hubungan tanpa perasaan tapi, ia malah sebaliknya.
" Tapi, dari awal aku menyukaimu,"
" Tapi, aku tidak. Aku mau menghangatkan ranjangmu karena tawaranmu sangat menggiurkan,"
Jlebb
" Hmm," Dadanya terasa sakit.
" Tapi, tidakkah ini berlebihan? Kamu pura-pura sakit?,"
" Apapun akan aku lakukan jika bisa membuatku dengan dengan Fathur,"
" Bagaimana kalau akhirnya kebohongan ini menjadi kenyataan,"
Dara malah terkekeh. " Ini pasti karena kamu terlalu banyak bermain drama. Jadinya terbawa skenario di film-film"
Dara menatap laki-laki tampan yang profesinya sama seperti dirinya. Bahkan lebih terkenal.
" Ra..."
" Diamlah, Lex. Ikuti saja permintaan ku. Kamu tidak berhak ikut Campur dalam masalah ini,"
Alex mendesah. Ia khawatir sebenarnya. Tapi, Dara malah santai-santai saja. Padahal mereka sudah melakukan penipuan.
Maaf Thur. Aku terpaksa. Aku menyukai mantan istrimu sejak dulu. Batin Alex.
Bahkan demi bisa menarik perhatian Dara, Alex mau membantu perempuan itu membuat surat palsu soal penyakit Dara.
" bagaimana jika Fathur akan memiliki anak dengan istrinya?".
" Anak itu harus pergi. Tidak ada yang boleh menjadi ibu untuk anak dari Fathur selain aku," kesal Dara karena Alex mengungkit sesuatu yang tidak ia suka.
Fathur hanya miliknya. Hanya akan menjadi ayah dari anak-anaknya.
" Apa yang akan kamu lakukan?,"
" Aku akan mel3nyapkannya. Jika perlu dengan ibunya sekalian yang sudah lancang mengambil posisiku,"
Deg
" kamu bercanda kan?,"
" ketika aku mau sesuatu,maka aku harus mendapatkannya."
Sudah benar kalau aku merahasiakan apa yang orang suruhanku laporkan hari ini.
Alex tahu tentang kehamilan Azzurra dari orang suruhannya yang sengaja ia perintah untuk memata-matai keseharian Azzurra dan Fathur.
Biarlah akan tetap rahasia. Dara tidak boleh tahu. Tapi, apa yang harus aku lakukan? Kehamilan istri Fathur pada akhirnya akan ketahuan juga.
" Oh iya, apa ada informasi soal istri ya Fathur? Kenapa ia ke rumah sakit? Apa dia sakit keras?," tanya Dara berharap pikirannya menjadi kenyataan.
Sepanjang pertemuan tadi, baik Freya maupun Daisy tidak menyinggung soal Azzurra yang akan tes kehamilan. Bagi Freya alasannya sangat sederhana.
Freya mengikuti perintah orangtuanya agar tidak mengatakan apapun. Mereka ingin memberi kejutan pada keluarga besar.
" Tidak ada. Hanya memeriksakan kakinya yang pernah lumpuh," dusta Alex.
.
.
.
.
TBC
Tp sneng krna akhrnya bhgia....
d tnggu crta yg lain'ny y....smngttt.....
di tunggu karya terbaru nya
mngkn nnti bayu jg mlai mnrima ibunya....
Nah loohh....spa yg dtng???
yg baik,akhrnya bhgia...yg jht,mndrta...