Kisah anak Vira dan Aldi (Novel berjudul Pembalasan Istri CEO manis) Aris Bima Pradana.
Gimana rasanya kehilangan orang yang dicintai terlebih dialah yang jadi penyebabnya sendiri?
Di tambah ada bayi yang tidak berdosa kehilangan ibunya? Malah dia membenci anaknya sendiri?
Belum penuh ujiannya harus menuruti orang tuanya dengan menikahi adik dari istrinya? Kembarannya?
Penasaran, langsung baca ya, inget jangan numpuk bab ya.
Simak kisah menghalu Author, jangan lupa like.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Mas," terbangun Liana saat Aris menciumnya di tas tempat tidur.
"Bangun dulu, Sayang sarapan. Ga baik kalau melewatkan itu," ucap Aris yang Dira saat ini sedang menonton TV dan kamarnya sengaja ia buka agar bisa melihat anaknya.
"Mas, aku sikat gigi dulu," ucap Liana.
"Biar aku bantu," ucap Aris yang langsung menggendong istrinya ke kamar mandi.
Kemudian setelah itu, Liana sarapan di atas tempat tidurnya, masih sakit, ngilu dan pastinya lelah sangat.
"Terima kasih sudah mau memberikannya padaku harta berhargamu, Sayang." cium Aris yang sudah selesai Liana makan.
"Itu yang aku pertahankan harta yang aku punya," jawab Liana.
"Tapi sayangnya tidak dengan Laura," ucap sesal Aris.
"Sudah, Mas. Jangan di sesali lagi, kasian kak Luara di sana yang harus di omongin kejelekannya terus. Biarkan tenang dia Mas," kasihan Liana pada Laura yang hidupnya sangat bebas dan tidak bisa menjaga dirinya dengan baik dan benar.
"Jangan bandingkan kami lagi, itu pintaku, Mas." lanjut Liana.
"Iya aku janji," ucap Aris.
"Mau mandi?"Tanya Aris dan dianguki oleh Liana. Kembali lagi Liana di gendong oleh Aris masuk ke dalam kamar mandi.
"Mau aku mandikan, Sayang?" Goda Aris.
"Tidak, kasihan Dira sendirian di luar Mas, sana jagain dia," tolak Liana cepat.
Bisa bisa bukan mandi di dalam sini yang ada akan mengulang kembali kegiatan pagi tadi dan semalam. Aris yang keluar dan membiarkan Liana berendam disana. Menemani putrinya menonton dan tertawa bersama. Sengaja hari ini Aris tidak ke kantor ingin bersama keluarganya sajam apalagi abis bobol gawang. Pasti enggan jauh jauh dari gawangnya. Inginnya itu lagi, lagi dan lagi masuk. Tapi apalah daya karena memang gawangnya lelah dan kesakitan.
Sempit dan nikmat. Batin Aris saat terbayang kegiatannya bersama dengan Liana.
Setelah selesai mandi Liana keluar dari sana menggunakan handuk. Setelah berendam selama 1 jam di dalam untuk merilekskan tubuhnya yang sudah lelah. Dengan menggunakan baju santai, Liana bergabung dengan anak dan suaminya.
"Kemari, Sayang," pinta Aris dan Liana menurut duduk di sampingnya.
"Sayang, dengar,jika Lidya mengganggumu lagi. Segera telp aku, ga mau terjadi hal yang kayak kemarin pada kalian," ucap Aris.
"Mas, percaya padaku?" tanya Liana dan diangguki oleh Aris.
"Jika Mas percaya maka aku akan mengurusnya sendiri dengan caraku. Aku tidak ingin di cap hanya pajangan dan mengandalkanmu saja, aku bisa mengatasinya. Jika Mas izinkan," jelas Liana.
"Aku izinkan, asal masih batas wajar," ucap Aris.
"Oke, terima kasih, Mas," ucap Liana.
"Besok kita kerumah mommy ya," ajak Aris.
"Iya, tapi malam ini jangan dulu ya aku takut ga bisa jalan,"l pinta Liana.
"Aku ga janji," ucap Aris.
"Kalau gitu aku tidur sama Dira, mau," ancam Liana.
"Oh, udah bisa ngancem ya sekarang! Bukannya sama sama menikmati ya, Sayang. Oke oke deh aku ikutin," ucap Aris.
Liana langsung mencubit pinggang Aris tanpa melepaskan, otomatis Aris meringis dan menyerah. Tidak bisa melawan ibu negaranya.
Apa ini yang Daddy alami? Batin Aris.
"Mas, ga kerja?" Tanya Liana.
"Ga, aku udah menugaskan Cello, ga banyak kerjaan kok hari ini," bohongnya Aris. Padahal saat ini Cello terus mengumpat Aris karena tidak ada waktu buat istirahat, meeting lagi dan lagi.
"Oh begitu, mau di masakin apa buat makan siang, Mas?" Tanya Liana.
"Tidak, semuanya yang aku siapkan dan nanti akan ada yang mengantarnya. Jadi kita hanya bermanja manjaan saja disini." jelas Aris dan merebahkan kepalanya pada paha istrinya.
"Mas, Mas modusmu pinter rupanya," bisik Liana karena Dira yang tertidur di depan TV.
"Jelas, aku gitu," goda Aris yang menahan kepala Liana untuk di lumatnya bibir merona itu.
"Mau coba disini, Sayang?" Tanya Aris yang menggodanya.
"Mas, kan udah janji loh," di ingatkan oleh Liana akan janjinya.
"Iya, kan malam yang aku janjikan. Bukan sekarang atau pun sore, jadi aku tidak salah bukan," cerdik modus Aris yang pasti Liana kali ini tidak bisa mengelak lagi.
Sebelum Aris melanjutkan iya iya mereka di dalam kamar, Dira lebih dulu di tempatkan dalam tempat tidur semalam.
"Jangan bersuara terlalu keras, Sayang atau Dira akan mengganggu kita," ucap Aris yang sudah melepaskan semua pakaian Liana.
Liana lagi dan lagi tidak bisa mengelak, ya saat ini rasa sakit sudah sedikit berkurang, hanya nyeri yang masih di rasakannya. Setelah mengarungi kembali kenikmatan itu dalam tempo yang sedang satu jam. Langsung Liana tertidur disana, tidak kuat lagi untuk melangkah, sangat kuat dan perkasa suaminya itu.
Siang hari saat makan siang Liana baru terbangun dan kali lumayan bisa berjalan.
"Mas, aku ke kamar mandi dulu ya," ucap Liana yang melihat suaminya di depan laptop di kamarnya.
"Iya, nanti baru kita makan siang," ucap Aris.
*
Malam hari hanya digunakan untuk bercanda dan bermain dengan Dira sampai ia lelah sendiri. Nanti baru bisa pulas tidur anaknya.
"Katanya ga sibuk tapi kok malah buka laptop Mas," tanya Liana yang sudah masuk ke dalam kamar.
"Ini sedikit doang," ucap Aris.
"Ya sudah lanjutkan saja, Mas. Aku mau ke dapur buat minuman," ucap Liana yang keluar ke arah dapur.
Saat Liana tidak ada di sana hpnya berdering, nama Shine tertera disana.
"Angkat ga ya?" Ragu Aris.
Terus berdering tanpa Aris menjawabnya, mau bagaimana pun itu adalah hp istrinya ada privasi disana.
"Hpmu berdering beberapa kali tadi, Sayang," ucap Aris yang memberitahukannya.
"Oh, nanti aku cek, Mas. Ini jahe buat Mas, bagus buat kesehatan yang pasti bisa menghangatkan," ucap Liana yang menyerahkan gelas pada Aris dan langsung meminumnya hingga tandas.
"Benar, Sayang. Ini hangat di tenggorokanku, terima kasih," ucap Aris.
"Sering buatkan aku jika malam hari, ganti jangan kopi terus," pinta Aris lagi.
"Akan aku ingat, Mas. Apakah masih lama pekerjaanmu?" Tanya Liana.
"Ga, ini sudah selesai," ucap Aris.
Liana yang melihat hpnya dan di sana Shine. Di telp balik oleh Liana.
"Shi, ada apa?" Tanya Liana.
"Na, aku kecelakaan. Tapi kakakku yang terluka," panik Shine.
"Kamu dimana?" tanya Liana khawatir.
"Di rumah sakit kota, tapi aku tidak apa hanya luka lecet, tapi kakakku," ucapan di seberang telp terputus.
"Yah putus, aduh hpku low bet lagi," keluh Liana.
"Ya udah di isi daya dulu, memang siapa yang kecelakaan?" tanya Aris yang sedikit terdengar percakapannya.
"Shine, temanku Mas. Katanya dia ada di rumah sakit kota, tapi terputus saat memberikan penjelasan. Duh enaknya gimana ya?" bingung dan khawatir Liana.
"Apa kamu mau kesana?" Tanya Aris.
...****************...
Terima kasih semuanya yang menunggu up mommy dan selalu setia.
Like dan komentarnya di tunggu ya
kasihan sX km, d culik 2X dlm kurun waktu yg brdekatan....