NovelToon NovelToon
PRIA

PRIA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Novel ini menceritakan tentang seorang pria bernama Raka yang berusaha untuk memperbaiki pandangan orang lain terhadap dirinya.

Raka yang sudah pernah mendekam di penjara, mendapat banyak cemoohan dari orang sekitar bahkan keluarganya sendiri.

Apakah mungkin Raka bisa memulihkan nama baiknya yang sudah buruk di pandangan orang-orang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

"Tidak, Papa. Aku malah senang pergi ke pasar," jawab Rama dengan nada riang.

Tiba-tiba ada seorang pria yang menabrak Sarah. Sarah pun kaget ketika pria itu membawa lari uang yang ada di dalam genggamannya.

"COPET! COPET!" pekik Sarah.

Raka pun segera mengejar copet yang sudah mengambil uang dari Sarah. Sarah juga merasa syok ketika uangnya direbut begitu saja.

Dia berharap Raka bisa menangkap Pencopet itu dan mendapatkan uangnya kembali. Raka terus mengejar pencuri itu.

Kemudian ketika banyak orang tahu Raka tengah mengejar pencopet, ada belasan lainnya yang ikut membantu Raka.

Sebenarnya Raka masih merasa nyeri di bagian perutnya pasca operasi. Tetapi dia harus segera pencuri uang istrinya.

Raka tidak mau dia terlepas begitu saja, Raka terus berlari. Walaupun bagian perutnya itu semakin terasa nyeri.

Lalu pada akhirnya Raka bisa menangkap pencuri tersebut yang disusul dengan puluhan orang lainnya. "Kembalikan uang istriku!" seru Raka. Sontal Raka pun kaget ketika melihat pencopet tersebut sangat dikenalnya. Wajahnya tidak asing bagi Raka.

"Rudi!" kata Raka, tatapannya seolah tak percaya.

"Kenapa kamu malah mencopet?" tanya Raka. Dia segera mengambil uang dari genggaman Rudi.

Rudi juga kaget ketika yang mengejarnya adalah Raka. Rudi dan Raka saling mengenal saat mereka berada di sel tahanan.

Bahkan keduanya berteman baik. Raka tidak menyangka jika Rudi akan kembali ke jalanan menjadi pencopet.

Saat itu Rudi malah dikeroyok oleh banyak orang yang ingin membuatnya babak belur. Raka pun makin kaget melihat aksi orang-orang yang main hakim sendiri, apalagi mereka ingin menghajar Rudi habis-habisan.

"Hei, hentikan! Sudah cukup! Uangnya sudah kudapatkan, jangan pukuli dia lagi!" seru Raka.

"Biarkan saja, biar dia kapok dan tidak lagi mencopet di tempat ini!" seru yang lainnya.

Namun Raka merasa iba kepada Rudi, sehingga dia ini malah melindungi Rudi dari amukan massa.

"Sudah cukup! Biarkan aku yang menyerahkannya kepada pihak yang berwajib, jangan kalian main hakim sendiri!" seru Raka lagi, yang berusaha untuk melindungi Rudi.

Pada akhirnya mereka menuruti keinginan Raka, walaupun orang-orang itu sangat kesal dengan tindakan Raka.

Namun Rudi Akhirnya bisa selamat walaupun kondisi wajah dan tubuhnya hampir babak belur. Rudi pun malah dibawa oleh Raka menemui Sarah.

Sarah pun kaget ketika melihat Raka bersama pencuri uangnya. Sarah yang marah langsung menampar pipi kanan Rudi dengan keras.

Plak!

"Copet kurang ajar! Kamu sudah mencuri uangku!" amuk Sarah. Raka kaget melihat tindakan frontal Sarah.

"Sudahlah, Sarah.Hentikan amarahmu! Dia sudah mengembalikan uangmu," kata Raka sambil memberikan uang yang dicopet Rudi kepada Sarah.

Sarah menerima uang yang dicopet itu sambil mendengkus kesal.

"Masih untung kamu tidak dihajar massa. Sebaiknya kita bawa saja dia ke kantor polisi, Raka. Biar dia menerima hukumannya," Sarah masih meluapkan emosinya kepada Rudi.

"Tenanglah dulu, Sarah. Aku kenal pencuri ini, namanya adalah Rudi. Dia adalah temanku saat masih di rumah kesakitan," Perkataan Raka membuat Sarah kaget mendengarnya.

"Lalu jika dia temanmu. Apakah aku harus kasihan dan memaafkannya?" gerutu Sarah. dia sebenarnya merasa kesal kepada Raka yang malah membela Rudi.

"Maafkan, aku. Aku terpaksa mencopet karena aku sangat membutuhkan uang untuk pengobatan Istriku yang sedang sakit," tutur Rudi dengan nada lirih sambil meringis kesakitan.

Sarah dan Raka kaget mendengarnya, namun Sarah tidak percaya begitu saja kepada Rudi.

"Semua orang pasti butuh uang, tetapi kamu malah melakukan cara yang tidak halal," tegur Sarah kepada Rudi.

"Sungguh maafkan aku. Aku juga tidak berniat untuk mencopet, aku terpaksa melakukannya," ucap Rudi.

"Setelah keluar dari penjara, aku belum mendapatkan pekerjaan karena selalu ditolak sebab adanya catatan hitamku," papar Rudi. Sarah terperanjat mendengarnya.

Rudi merupakan cerminan dari Raka, namun Raka beruntung karena dia ditolong oleh Ma'ruf. Dan kini Raka memiliki tempat tinggal dan juga usaha, berkat mendiang Ma'ruf.

"Sudahlah, Sarah. Kamu tidak perlu emosi begitu. Rudi juga manusia. Toh kita sudah dengar ceritanya tadi, kalau dia terpaksa melakukan aksi pencopetan ini," tutur Raka. Sarah terdiam mendengarnya.

"Sungguh, Raka. Aku sangat bingung bagaimana lagi harus mencari uang, istriku di rumah sedang sakit. Bahkan anakku juga kelaparan. Mereka belum makan sejak dua hari lalu," kata Rudi dengan lirih.

Rudi menceritakan sebenarnya dia sudah mendapatkan pekerjaan sebagai kuli bangunan. Tetapi ada yang mengetahui kalau Rudi adalah mantan narapidana, sehingga Rudi pun dipecat dari pekerjaannya.

"Beberapa hari ini aku terpaksa bekerja menjadi pemulung, jika aku tidak mendapatkan uang maka aku akan mengais tempat sampah untuk memberi makan anak dan istriku," ungkap Rudi, air matanya mengalir di pipinya sehingga membuat Raka dan Sarah terenyuh.

"Kalau saja istriku tidak sakit, aku tidak akan melakukan hal seperti ini. Sungguh, sebenarnya aku sudah tobat. Tetapi keadaan lah yang memaksaku begini," tutur Rudi.

"Kalau kalian tidak percaya, kalian bisa ke rumahku dan menjenguk kondisi istri dan anak di rumah," tandas Rudi.

"Baiklah kalau begitu, kita perlu bukti. Aku tidak percaya dengan pencopet sepertimu," balas Sarah.

Sebenarnya Raka merasa kecewa dengan apa yang dikatakan oleh Sarah, tetapi Raka juga sangat ingin menjenguk kondisi anak dan istri Rudi.

Kemudian mereka pun berlalu dari alun-alun tersebut. Ternyata rumah Rudi sangatlah dekat dari kawasan itu, sehingga mereka hanya perlu berjalan kaki.

Namun harus melewati beberapa gang sempit untuk menuju ke rumah Rudi, dan benar saja saat itu Sarah dan Raka melihat istri Rudi sedang terbaring sakit.

Bahkan anak Rudi yang sebaya dengan Rama merengek kelaparan dan minta makan. Raka dan Sarah saling pandang, mereka semakin merasa iba kepada Rudi.

"Izinkan aku untuk memberikan uang darimu kepada Rudi, Raka," kata Sarah. Raka pun setuju dan menganggukkan kepalanya.

Sarah kemudian memberikan uang tersebut kepada Rudi. Rudi pun kaget dengan sikap Sarah.

"Apa ini? Bukankah ini uang yang kucopet tadi?" tanya Rudi. Sarah kemudian tersenyum.

"Tidak, Rudi. Uang ini adalah milikmu. Cepatlah beli makanan untuk anak dan istrimu, dan segera bawa istrimu ke dokter supaya dia tidak bertambah parah," jawab Sarah. Rudi pun terperangah dengan niat baik Sarah.

"Kalau begitu aku pinjam saja uang ini, suatu hari nanti pasti akan ku kembalikan," tutur Rudi. Sarah menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu, Rudi. Kami ikhlas memberikannya kepadamu," kata Sarah. Rudi kemudian mengucapkan terima kasih dengan nada haru kepada Sarah dan Raka.

"Terima kasih banyak atas bantuannya. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian berdua," ucap Rudi. Sarah dan Raka pun mengamininya.

Namun Raka juga memikirkan tentang Rudi yang tidak memiliki pekerjaan. Raka ingin sekali bisa membantu Rudi.

Dia pun kemudian membisikan sesuatu di telinga Sarah. Sarah sedikit kaget mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya. Namun pada akhirnya Sarah setuju dengan keputusan sang suami.

"Baiklah, Raka. Terserah padamu saja," jawab Sarah sambil tersenyum. Raka kemudian menepuk lembut bahu Rudi.

"Ssemoga bantuan dari kami bermanfaat untukmu, Rudi," tutur Raka.

"Ini semua sudah lebih dari cukup, Raka. Terima kasih atas kebaikanmu dan istrimu," ujar Rudi.

"Begini Rudi, jika kamu berkenan, datanglah lagi ke alun-alun besok pagi dan temui aku dan istriku!" pinta Raka. Rudi pun terkejut sekaligus heran mendengarnya.

1
@Tie
ini diucapkan apa cuma dlm pikiran?tp ada ditimpali sm raka,apa raka bs baca pikiran?
@Tie
hatinya
siskaa putri
sepertinya menarik
Tester
Saya adalah pemberi komentar pertama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!