Lelaki Itu Suamiku

" Yaudah ayo kita sholat dan makan ...biar bisa cepat-cepat bikin Rudi dan Aisyah junior."

Aku hanya terkekeh mendengar perkataan Abang. Terima kasih ya allah sekali lagi, aku harap ini bisa menjadi awal yang lebih baik.

Awalnya aku mengira apa yang Abang kata hanyalah candaan semata, tapi siang itu benar-benar terjadi penyatuan cinta aku dan Abang. Semoga apa yang aku dan Abang harapkan bisa secepatnya terwujud kehadiran malaikat kecil di tengah-tengah kami pelengkap kebahagian rumah tangga kami.

Setelah penyatuan cinta kami usai aku dan abang sama-sama tertidur saking merasa lelahnya . Dan entah berapa lama kami tertidur melihat jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Aku langsung terbangun setelah melihat ke arah jam, langsung saja aku bangunkan Abang untuk segera membersihkan diri dan shalat Asar. Bukannya bangun Abang malah menarik tanganku hingga tubuhku mendarat di dada bidangnya .

" Ihh Abang kebiasaan deh suka tarik -tarik , emangnya tangan Adek ini tali apa!!! ucapku sambil memukul dada bidang Abang.

" hemm" Abang hanya merespon dengan deheman saja.

" Lepasin adek bang, ini udah sore lo ?

Abang membuka matanya dan mengeratkan pegangannya di pinggangku.

" Lima menit lagi yah. ..abang masih nyaman dengan posisi seperti ini.

" Abang. ...Adek baru tahu lo sisi lain dari Ahmad Rudiansyah. " ucapku sambil menggambar gak jelas menggunakan tangan di dada Abang.

" Apa emangnya? tanya Abang dengan menatap mataku.

" Ternyata Abang itu manja. ..

Mendengar kata manja Abang malah ketawa dengan keras.

"Hahahaha. ..masa ia Abang manja dek???

" Seriusan Bang. ..ah udah ah ayo cepat Lepasin. bang adek mau mandi mau sholat juga..adek takut kehabisan waktu. " ucapku sambil berusaha melepaskan diri.

" Yaudah Abang Lepasin deh... tapi nanti Malam di lanjut lagi yah. .." ucap Abng dengan manja sambil menaik turunkan alisnya.

" Ya Alloh ada apa lagi Dengan suamiku ini.. selain manja ternyata ia juga mesum "

Lagi-lagi Abang tertawa dengan keras

" hahha Adek - adek manja sama mesum sama istri sendiri kan tidak masalah. ..dan tau gak sih dek ...ini baru pertama kalinya Abang tertawa selepas ini , terima kasih ya sudah membuat warna baru di hidup Abang , nih yah dek hidup Abang sebelum mengenl adek hanya ada warna hitam dan putih saja. Tapi semenjak dengan adek hidup Abang sedikit banyaknya ada warna baru .ada mereh, kuning , hijau ...ocehan Abang terhenti ketika aku menertawakan Abang .

" hahaha Abang ini ada -ada saja sih sekalian saja di lanjutin di langit yang biru pelukis mu Agung siapa gerangan pelangi -pelangi ciptaan Tuhan," ejek ku pada Abang.

" Adek ngejek Abang ya.... awas ya

secara tiba-tiba Abang malah menggelitiku sampai aku berair mata. Selalu saja seperti itu Abng sudah tau kelemahan ku , setiap aku menggoda atau mengejek Abang pasti saja suka membalasnya dengan gelitikan.

-------

Malam harinya Abang terlihat duduk di balkon sedang menelpon seseorang , lalu aku mendekat untuk mengantarkan kopi yang Abang pinta tadi. Tak mau mengganggu aku menunggu Abang dan mendudukkan bokongku ke kursi di samping Abang.

" Telpon dari siapa? tanyaku pada Abnag

" Abang habis menelpon Mama," ucap Abang sambil meminum sedikit kopi yang tadi aku buat.

" Abang kok gak kasih tau adek, Adek kan mau bicara sama Mama ,"

" Nanti Mama juga pulang ke indonesia jadi adek bisa ngobrol sama Mama ,"

" Kapan Mama pulang ? terus siapa saja yang akan pulang? ?

" Minggu depan, yang pulang nanti Mama, ayah sama kedua adik Abang."

" Oh iya Bang Adek belum Tahu sama adik Abang yang satu nya"

" Nanti juga tahu. .. , udah ah kita tidur saja yah...lanjutin yang tadi sore biar Rudi dan Aisyah junior cepat hadir "

Abang merangkul ku menuju kamar dan kami lagi-lagi ikhtiar untuk menyegerakan kehadiran Rudi dan Aisyah junior.

------

Di kampus

Setelah mengantarkan aku ke kampus, Abang langsung pergi kembali karena ada sesuatu yng harus Abang kerjakan dan setelah urusannya selesai Abang akan kembali lagi ke kampus

Aku langkahkan kakiku dengan melukis senyuman di bibirku, namun langkahku terhenti ketiak ada seseorang yang mengagetkan ku dengan suaranya yang berat.

" Apakah yang tadi itu suamimu?

Aku terdiam dan menjawab pertanyaannya tanpa menoleh.

" Ia laki-laki yang kau lihat tadi itu suamiku, memangnya kenapa yah? tanyaku

" Bukan kah kau berjanji akan mengenalkan nya padaku??? tanya balik pria itu yang tak lain Irman.

" Apakah kau juga lupa dengan perkataanku , aku bilang nanti lain waktu" jawabku ketus

Tanpa menunggu jawaban dari Irman aku langsung melangkah kembali berusaha untuk menghindarinya, tapi Irman malah terus mengikutiku membuat aku tak nyaman.

" Aku akan terus mengikuti mu sampai kamu mau memperkenalkan suamimu kepada ku " ucap Irman dengan menekankan intonasinya.

" Apa kamu tak tahu sopan santun, aku wanita yang sudah bersuami tapi kamu terus saja mengganggu " ucapku kesal

" Aku tak akan menganggu mu jika aku sudah mengenal suamimu, aku hanya ingin memastikan apakah dia baik untuk mu apakah dia mampu menjagamu"

" Atas dasar apa kamu berbicara seperti itu, baru juga kemarin kita berdamai tapi kamu sudah membuat aku kesal kembali, Maaf jika perkataanku menyakitimu tapi tolong. ..jangan ikut campur urusan rumah tanggaku."

" Aku hanya ingin memastikan saja karena aku tak mau orang yang aku cintai terluka cukup dulu sebuah kesalah pahaman yang membuatmu terluka ."

" Terima kasih atas perhatiannya,"

Aku segera pergi meninggalkan Irman, aku gak mau perasaanku terhadap Abang goyah hanya karena kehadiran Irman kembali di hidupku. Tak terasa air mataku jatuh hatiku begitu kacau dan aku sama sekali tak tahu kenapa air mataku begitu mudah lolos dari tempatnya apa yang sebenarnya aku tangisi ?

Dari jauh terlihat ketiga sahabatku mendekat ke arahku, secepat mungkin aku menghapus air mataku, karena aku yakin jika mereka melihat aku menangis seribu pertanyaan akan mereka lontarkan kepada ku.

"Mamiiiiiiii. .teriak ketika sahabtku

" kangen. ....rengek mereka.

" Ya Alloh baru juga sehari udah pada kangen saja, dasar anak-anak manja," ucapku sambil mencolek hidungku mereka satu-satu.

" Mami kebiasaan deh suka colek -colek hidung." gerutu Risya.

" Habisnya kalian itu lucu tahu. .. kaya anak kecil. .. umur aja udah tua kelakuan kaya bocah. " ledek ku

" Yah keterlaluan nih...masa ia kami di bilang tua.... " Sungut Sifa dan di iya kan Risya , Mery. ..

" Kalau di bandingin sama anak tk yah kalian tua lah " ejek ku lagi ..

" Gak lucu! !! ucap mereka kompak

" Siapa juga yang lagi ngelawak. ...Hihi

"Udah lah kok malah jadi debat gini ,oh yah bisa liat catatan kemarin gak ?

" Mami yang duluan sih, bilang kita tua ...masih muda gini juga" celetuk Mery.

" Oh ya ...kemarin Pak Irman nanyain Mami lho? ucap Sifa

" Kok bisa " jawabku singkat

" Mana kita tahu, harusnya kita yang tanya Mami sama Pak Irman sudah saling kenal yah " selidik Sifa

" Enggak kok"...ucapku berbohong "

" Mami pasti juga gak tahu deh ...waktu mami pingsan, pak Irman yang menggendong Mami ke ruang kesehatan, mana ekspresi nya itu loh seperti orang yang mencemaskan orang yang di sayangnya." timbal Risya.

Mataku membulat aku tak percaya dan aku baru tahu Irman orang yang menggendong ku dan membawaku ke ruangnya itu. Sama sekali tak terpikirkan oleh ku,

Tuhan tolong jaga hatiku.