Santet, teluh, pengasihan, Dan banyak lagi sebutan tentang ilmu hitam. Yang digunakan oleh segelintir orang sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan setiap masalahnya.
Perkara tersebut tidak dapat dihindari, karena sudah ada dari jaman dahulu kala.
Cerita kali ini masih ada sangkut-pautnya dengan cerita horor SERUNI.
Saya sajikan dalam versi berbeda, semoga para reader menyukainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAGIAN 34
Canaya berdiri di depan meja yang sudah dipersiapkan untuk nya memasak, lengkap dengan kompor.
" Aku kasih waktu satu jam untuk Nona menyiapkan makanan. Terserah mau masak apa?" Tutur Nyai.
Canaya mengangguk disertai senyuman canggung. Nyai membalas senyuman Canaya , lalu pergi meninggalkan Canaya sendirian.
Cepat Canaya mengeluarkan ponselnya, Arofah sudah menulis beberapa resep di sana.
" Ok!!!"
Canaya mengangguk yakin, dia memakai apron sembari menggosokkan kedua sisi telapak tangannya. Canaya mengambil nafas panjang lalu menghembuskannya cepat melalui mulut, hingga berbentuk bulat.
" Ready ?"
Canaya mulai membaca resep kue yang akan dibuat nya, menurut dia kue ini yang amat simpel dan tidak begitu banyak bahan .
Sengaja dia menjauhi bahan resep yang memakai bawang putih. Di
" Ambil empat sendok "
Canaya mengambil sendok empat pcs lalu di masukkan ke dalam baskom kecil.
" Makan tepung terigu "
Canaya tercengang, dia ngeblank untuk sesaat. Tapi diikuti nya juga resep tulisan dari Arofah. Dimakannya sedikit tepung terigu, meskipun rasanya sangat aneh.
" Vampir makan tepung terigu " Keluhnya.
" Lalu masukkan tiga sendok "
Seperti sebelumnya, Canaya memasukkan tiga sendok ke dalam baskom.
" Makan gula pasir "
Canaya pun memakan sedikit gula, di mengangkat kedua alisnya.
" Lalu masukkan dua butir telur "
Canaya mengambil dua butir telur.
" Kocok lepas "
Canaya bingung dengan tulisan itu, ia memperhatikan semua isi baskomnya.
" Kayaknya ada yang aneh deh"
Canaya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Masa sendok dikocok sama telur? Jadi apa?"
Canaya tidak bisa berpikir lagi, otaknya buntu.
" Ah!! Nyerah deh"
Canaya mendengus kesal, ia memilih untuk tidak melanjutkan.
Tiba-tiba datang Basri dari pintu belakang, Canaya sedikit terkejut. Tapi Basri memberi kode supaya Canaya diam.
Basri mendekat lalu menyodorkan kresek hitam, lalu nyelonong pergi dari pintu yang sama.
Canaya membuka kresek itu, rupanya sebuah kue bolu yang baru saja matang. Ia tersenyum, pasti ini bantuan dari Gus Syaif .
" Kalau tahu begini, ngapain musti repot-repot makan tepung "
Dengan percaya diri, Canaya menyuguhkan kue bolu tersebut di depan Kiai, Nyai, Gus Syaif dan beberapa santri yang ditugaskan untuk mencicipinya.
Mereka semua nampak suka dengan kue bolu itu, Nyai pun sampai manggut-manggut.
" Enak sekali, persis dengan rasa bolu dari toko kue langganan kita ya Bah" Puji Nyai.
Canaya jadi gugup, ia melirik Gus Syaif yang hanya tersenyum padanya.
" Ini enak daripada nasi goreng buatan Neng Ana yang asyyyin"
Para santri tertawa sambil menutup mulut. Ekspresi Kiai berbeda dari pada yang lain, ia nampak tidak suka dengan keberhasilan Canaya .
" Ma- Maaf "
Tiba-tiba Canaya menyela. Nyai mengangkat wajahnya menatap Canaya .
" Ini bukan kue buatan saya"
Gus Syaif terkejut, ia tidak pernah mengira jika Canaya akan mengaku.
" Saya terpaksa membeli di Toko kue, daripada nanti ada yang sakit perut ketelen sendok " Lanjut Canaya .
Semua bingung, tapi Gus Syaif langsung tidak tenang.
Kiai dan Nyai ingat dengan jelas, jika pada saat Canaya masuk ke dalam dapur. Dia tidak membawa apapun kecuali alat komunikasi. Dan tidak sembarangan orang yang bisa masuk ke dhalem.
Mereka melirik Gus Syaif dengan penuh curiga.
" Kau tahu apa akibat nya jika berbuat curang ?" Ucap Kiai.
Canaya mengiyakan.
" Kau akan didiskualifikasi "
Gus Syaif kaget , ia menatap kedua orang tuanya.
Dengan senyuman, Canaya mengangguk mengerti.
" Kalau begitu, saya permisi "
Kiai dan Nyai mengiyakan, Canaya berbalik untuk pergi.
Gus Syaif hendak mencegah, tapi suara maraton Abahnya menghentikan niatnya.
Canaya melirik Gus Syaif dengan ekor matanya, sekarang saja pria itu takut untuk mengambil tindakan dan keputusan sendiri. Bagaimana kelak? Bisa-bisa Canaya menjadi boneka mereka.
Canaya sudah mantap dengan pilihannya, kalau pun Gus Syaif jodohnya. Pasti akan ada jalan untuk mereka berdua.
Langkah gontai Canaya masuk ke dalam rumah, tidak disangka Arjuna sudah menunggu di ruang tamu.
" Dari mana Dek?" Seru Arjuna, ia mengalihkan perhatian dari laptopnya. Kaca mata yang bertengger di batang hidung, Arjuna membukanya.
Canaya mendekati sang Kakak, ia menghempaskan tubuhnya ke atas sofa empuk. Nampak sangat lelah sekali.
" Tadi Aminah cerita, katanya semalam Gus Syaif minta nomor kamu"
Canaya menautkan kedua alis. Jadi Gus Syaif mendapatkan nomor teleponnya dari Aminah.
" Apa kalian punya hubungan ?" Hal ini lah yang membuat Arjuna sengaja menunggu kepulangan sang adik.
" Nggak sih, masih belum resmi " Jawab Canaya seadanya.
" Dek, aku sama sekali nggak masalah kamu punya hubungan dengan siapapun, Hanya saja. Apa dia bakal Nerima keadaan kamu? Kamu pastinya juga nggak mau , Anak-anak mu bernasib sama seperti mu"
Canaya diam tidak menjawab, ia paham maksud Arjuna. Pria itu merangkul bahu Canaya dengan hangat.
" Aku memang tidak bisa melindungi mu Dek, aku tidak memiliki kekuatan seperti yang kamu miliki. Tapi aku bisa menjaga hatimu agar tidak terluka "
Canaya terharu mendengar lanjutan dari kalimat Arjuna, ia langsung merangkul Abangnya dengan erat.
" Aku harap, kau menemukan pria yang mencintai kamu apa adanya. Tidak seperti Ayah kita"
Canaya mengangguk setuju dalam pelukan Kakaknya.
***
Pelayan Neng Ana menyampaikan berita tentang Canaya yang didiskualifikasi. Tentu Neng Ana sangat puas sekali.
Senyuman lebar merekah sempurna.
" Katanya, Gus Syaif yang membantu gadis siluman itu Neng"
Sontak senyuman nya langsung sirna, berubah menjadi sakit dalam hati.
" Jadi, Gus Syaif mau dia menang dari aku?"
Si pelayan bingung, dia baru menyadari jika berita yang ia sampaikan telah melukai hati Neng Ana .
" Maafkan saya Neng"
Neng Ana memutar badan lalu pergi begitu saja.
Seperti malam sebelumnya, Gus Syaif kembali menghubungi Canaya . Sudah banyak sekali uneg-uneg yang ingin disampaikan kepada gadis itu.
" Kenapa kamu mengaku sih ? Kan kalah jadinya "
" Aku tidak mau menang dengan cara curang " Jawab Canaya .
" Tapi semua itu aku lakukan supaya kita bisa menikah "
Canaya tersenyum hambar.
" Terimakasih atas semuanya, mungkin kita tidak bisa berjodoh "
" Apa yang kamu katakan ?! Hah?!! Apa semua ini sangat mudah bagi kamu ?"
Canaya tidak menjawab pertanyaan Gus Syaif yang seolah semuanya baik-baik saja baginya.
" Besok aku mau kita bertemu " Tiba-tiba Gus Syaif mengajukan permintaan.
" Usai pulang kuliah, aku tunggu di Mushola tempat kau masuk ke dalam toilet pria "
Canaya tetap bungkam, meskipun tak ada jawaban. Gus Syaif mengakhiri talian. Ia menganggap Canaya setuju.
di tunggu notif nya/Kiss//Kiss//Kiss/