Lima puluh ribu tahun yang lalu terjadi perang besar yang melibatkan semua aliran seni beladiri di Medan Perang Asyura.
Dewi Pedang Yuanxin, yang berhasil menjadi peri pedang terkuat juga harus gugur di dalam medan tempur. Namun sebelum kematiannya, dia melepaskan jiwanya untuk berkelana mencari pewaris agar aliran pedang yang sebenarnya tidak menghilang dari dunia ini.
Lima puluh ribu tahun kemudian, Juan Bai yang tidak memiliki akar spiritual dan diafragma bertemu dengan wanita cantik di dalam mimpinya.
"Apakah kamu ingin berkultivasi pedang?"
"Yah, Aku ingin membalas dendam orang yang telah membantai keluargaku, dan menjadi orang kuat yang tak terkalahkan!"
Lalu, bagaimana kisah Juan Bai selanjutnya?
Simak terus ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jazzy bold, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Paman Ling Zhei
Disisi lain, kediaman penjaga kota!
"Kamu bilang seorang remaja membunuh penjaga kota?"
Di dalam aula dengan ukuran 20 meter persegi, seorang pria dengan alis tajam, wajah penuh dengan keriput sedang berbaring malas di atas sofa sambil memainkan manik-manik giok di tangannya.
Pria ini sekitar berusia 40 tahun, dengan rambut hitam legam, otot-otot terlihat di tubuhnya yang saat ini tidak mengenakan baju.
Dia adalah Li Danzong, komandan penjaga kota.
Di sisi kirinya ada seorang penjaga kota dengan baju yang sama seperti orang yang di bunuh Juan Bai sebelumnya nampak sedang berlutut.
"Benar, remaja itu membunuh dua orang penjaga kota, orang itu sangat kuat, sepertinya dia telah berada di alam Pemahaman!" Ucap penjaga yang memberikan kabar.
"Tuan Li, apa yang harus kita lakukan?" Penjaga itu jelas berharap komandannya ini akan mengambil tindakan atau setidaknya menjelaskan sesuatu.
"Remaja, Alam Pemahaman." Wajah Li Danzong yang sedang terbaring malas memiliki sedikit keraguan, "Apakah kalian sudah menyelidiki siapa remaja tersebut?"
"Sudah!" Penjaga itu berujar, "Tapi kami tidak tahu siapa remaja itu, dia juga belum pernah terlihat di kota Wumei sebelumnya. Dia juga hanya memakai pakaian biasa, tidak menggunakan pakaian sekte atau baju dari keluarga khusus."
Mendengar hal ini, Li Danzong yang tidak mengenakan baju tersebut langsung bangkit, "Nampaknya dia bukan murid Sekte, kemungkinan besar dia adalah orang yang akan mengikuti ujian untuk masuk ke dalam Sekte yang akan di adakan tiga bulan lagi."
"Kalo begitu, cepat kumpulkan pasukan, beritahu Lason untuk pergi bersama kalian, dia sudah berada di Alam Pemahaman tingkat menengah, seharusnya untuk membunuh remaja itu tidak akan menjadi masalah!" Li Danzong memberikan perintah, "Ingat, setelah menghabisi anak itu gantung kepalanya di tiang penghakiman kota untuk memberitahu bahwa otoritas kita tidak bisa di langgar."
Setelah berkata demikian, dia langsung pergi menggandeng salah satu pelayan wanita. Jelas sekali jika Juan Bai bukanlah murid Sekte, itu sebabnya dia tidak menganggapnya penting. Satu-satunya otoritas yang menakutkan di Kota Wumei adalah murid Sekte, bahkan penguasa kota pun harus memberikan wajah pada mereka.
. . .
Disisi lain, Juan Bai telah sampai di rumah paman Ling Zhei.
Namun bukannya merasa senang, alis Juan Bai sedikit berkerut, sebab rumah paman Ling Zhei ini sangat kecil, panjang empat meter dan lebar tiga meter, belum lagi disini di penuhi dengan berbagai barang dan baju. Selain itu ada gadis kecil yang sedang terbaring lemas di atas lantai, jelas sekali gadis ini sedang sakit.
Menurut ingatannya terakhir kali, paman Ling Zhei ini dulunya cukup kaya, memiliki rumah besar, dan menjadi pengusaha yang sukses, namun entah kenapa bisa menjadi seperti ini.
Melihat Juan Bai yang terdiam, paman Ling Zhei juga merasa malu dengan keadaan rumahnya, "Juan, maaf jika rumah paman yang kecil ini membuatmu tidak nyaman. Paman sudah tua, dan saudaramu Wu Ling juga tengah sakit, jadi paman harus bekerja keras untuk membelikan obat agar dia bisa sembuh."
"Paman, kenapa paman bisa menjadi seperti ini? Bukankah sebelumnya paman cukup mampu, bahkan seingat ku, paman dulunya memiliki bisnis di toko barang antik dan percetakan bukan? Lantas kenapa malah tinggal di tempat seperti ini dan menjual buah hingga di kejar-kejar oleh penjaga kota!"
Juan Bai tidak masalah jika ukuran rumah pamannya yang kecil, namun jika ada yang memperlakukan pamannya dengan buruk, itu yang tidak bisa dia terima. Dia sudah kehilangan seluruh kerabat, dia tidak akan bisa mentolerir ada yang menyentuh kerabat satu-satunya.
Dengan memiliki kerabat barulah hidup ini ada artinya, jika tidak memiliki kerabat, untuk apa hidup lagi, lebih baik menyusul yang lain pergi ke dunia bawah dan melakukan reinkarnasi.
Wajah paman Ling Zhei kecut, hatinya terasa sakit, tapi ada ketidak berdayaan di matanya yang sudah tua, "Dulu bibimu ingin membuka bisnis giok, namun tidak memiliki pasokan batu giok yang cukup. Akhirnya dia datang ke Balai Zianmeng untuk membeli batu kasar, namun bibimu telah menghabiskan banyak uang, yang dia dapatkan adalah batu-batu yang tidak memiliki nilai."
"Akhirnya, karena tidak ingin bangkrut dengan bisnisnya, dia meminjam uang dengan bunga. Namun akhirnya bisnis tetap rugi, dan semua harta paman di ambil, bibimu juga sampai sekarang masih di tahan oleh mereka dengan alasan untuk membayar sisa hutang yang belum lunas." Setelah mengatakan ini pada Juan Bai, Paman Ling Zhei tanpa sadar mengepalkan tangannya dengan erat.
Dia ingin membawa kembali istrinya, namun dia tidak memiliki kekuatan dan uang, jika dia melawan kemungkinan dia akan di gantung di tiang hukuman yang ada di tengah kota, dia tidak ingin hal itu terjadi, sebab di rumahnya masih ada anaknya yang perlu dia rawat.
Mendengar hal ini, Aura Pembunuhan di tubuh Juan Bai seketika terpancar keluar, bahkan kabut darah di sekujur tubuhnya mulai terbentuk.
Dugdug! Dugdug!
Suara detak jantung lagi-lagi terdengar yang entah dari mana, melihat hal ini, wajah paman Ling Zhei nampak ketakutan, dia merasa keponakannya ini sepertinya akan membunuhnya. Bahkan Wu Ling juga membuka matanya, namun dia tidak bisa bergerak dan tidak bisa berbicara.
"Juan, Juan!" Paman Ling Zhei berteriak dengan suara tercekat, dia merasakan kulitnya sakit, dia terus-menerus mundur kebelakang.
Juan Bai akhirnya kini kembali sadar, dan mulai menekan kebencian dia hatinya, "Apa yang terjadi padaku? Bagaimana aku bisa kehilangan kesadaran?"
Sebelumnya Juan Bai hanya merasa seolah-olah seperti bermimpi, disitu dia sedang berada di Medan Perang yang penuh dengan mayat, darah memenuhi dunia, mayat menutupi seluruh daratan, langit berubah menjadi merah. Di atas langit, Juan Bai juga melihat ada jantung yang terus menerus berdetak.