Trauma karena perceraian membuat Clara jadi menutup hati pada siapapun. Tak mau lagi merasakan cinta, ataupun terlibat hubungan asmara.
Namun kehidupan Clara mulai berubah sejak kedatangan bos baru di kantornya. Pria yang lebih muda 7 tahun darinya itu, ingin memiliki Clara dengan cara apapun.
Aaron tak segan-segan menggunakan cara licik untuk menjerat Clara. Sampai-sampai si janda tak mampu lepas dari mantra cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Jangan suka bercanda!"
"Aku tidak bercanda, aku bicara serius Ma." Aaron mengedipkan satu matanya, memasang wajah menyebalkan, membuat sang ibu jadi gemas ingin mencubit.
"Uhg!" Ayla jadi kesal.
"Aww! Sakit Ma!" punggung tangannya dicubit sang ibu.
"Lebih sakit hati Mama, ngomong sama kamu serius. Eh.., kamu malah bercanda! Ngapain juga pilih janda, lebih baik cari yang masih gadis." oceh Ayla kesal, berkacak pinggang.
"Tapi Ma-, janda itu lebih menggoda loh." kekehnya, sengaja membuat ibunya makin kesal.
Tak!
Muak melihat tingkah tengil anaknya, tak segan-segan Ayla menjitak kepala putranya.
"Ssshhh!!" Aaron meringis mengusap puncak kepalanya, tenaga sang ibu kalau sedang merah tak main-main lagi.
"Nanti malam. Kamu harus melakukan perjodohan! Awas kalau berani kabur!" pekik Ayla kesal.
"I-iya," Aaron merinding ngeri, wajah marah ibunya lebih mengerikan dari ayahnya. Tidak berani menolak, akhirnya Aaron terpaksa setuju pada permintaan sang ibu.
.
.
Disisi lain.
"Beb, mau makan siang apa nih kita? Tanya Risa pada Clara.
"Hmm, apa ya? Aku juga bingung." jawab Clara, ia duduk sambil memangku wajah, seperti sedang lesu.
"Kenapa Ra-, kurang semangat gitu, apa gara-gara pak Aaron sering marahin lu? Sabar ya beb." Risa menepuk pelan pundak Clara, guna memberikan semangat pada kawannya.
Risa merasa prihatin pada Clara sahabatnya. Memang sejak kedatangan boss baru yang masih muda, pekerjaan Clara kian bertambah sibuk, dilihat juga Clara menjadi mudah lelah dan mengantuk, belum lagi di akhir pekan Clara sudah tak mau diajak keluar jalan, dengan alasan mau istirahat di rumah.
"Sebenarnya gua lagi gak nafsu makan Ris-",
"Loh tumben, jangan-jangan kamu sakit Ra-", Risa langsung menyentuh kening sahabatnya itu.
"Astaga Ra-, lu demam, gua belikan obat sama beliin lu bubur dulu ya." Risa langsung memberikan bantuan.
"Thanks ya Ris, Sorry bikin repot lu."
"Repot apaan, namanya juga lu sakit, yah- gua mesti bantu." ucap Risa, membuat Clara sangat bersyukur memiliki sahabat yang begitu perhatian.
Sambil menunggu sahabatnya datang memberikan bantuan, Clara memilih merebahkan kepalanya yang pusing di atas meja kerja, sambil menunggu sahabatnya membawakan bubur dan obat.
Cekrek.
Pintu ruangan Aaron terbuka.
Ayla dan Aaron keluar dari sana, mereka hendak pergi untuk makan siang bersama.
"Ya ampun! Kamu kok malah enak-enak tidur di kantor, saya gak suka lihat karyawan yang suka makan gaji buta." sindir Ayla mencemooh Clara.
Sontak Clara langsung bangun, dan berdiri terhuyung, untung saja tangannya cepat-cepat berpegangan pada meja kerja, kerena kepala Clara sedang berdenyut sakit.
"Ma-maafkan saya nyonya." cicit Clara yang takut, baru kali ini berhadapan langsung dengan nyonya besar perusahaan tempat ia bekerja.
"Sudahlah Ma-, ini kan sudah jam istirahat kantor, jadi tidak ada masalah, kalau para karyawan mau beristirahat." Aaron tak ingin wanitanya di marahi. Ia mencoba mengalihkan perhatian sang ibu.
"Hhh! Kenapa hari ini banyak sekali yang membuatku emosi." celoteh Ayla dengan wajah cemberut, pembicaraan dengan Aaron membuatnya kesal bukan main, ditambah melihat karyawan yang sedang tidur di tempat kerja.
"Ayo kita pergi makan siang Ma." Aaron segera merangkul ibunya berjalan ke arah lift, takut Clara kena semprot ibunya yang sedang emosi.
Sembari menunggu pintu lift terbuka, Aaron melirik Clara sekilas, ia melihat raut wajah pucat wanitanya.
"Apa dia sakit?" batin Aaron, hanya menebak.
.
.
"Ra-, ini obat dan buburnya." Risa datang, 20 menit sebelum jam istirahat kantor berakhir.
"Thanks beb, kalau gak ada lu, sakit gua pasti lebih parah."
"Makanya beb cepetan cari suami kedua," kekeh Risa bercanda.
"Gua sembur bubur juga lu!" ucap Clara kesal.
"Bercanda beb, udah sana makan habiskan, ini obatnya." Risa memberikan obat dan air putih.
Setelah selesai makan, Clara meminum obatnya, demam membuat tubuhnya jadi lemas hingga tiada tenaga.
"Kalau kamu sakit lebih baik ijin saja dan pulang, dari pada makin parah." celetuk Robert, yang baru saja kembali dari makan siang diluar.
"Siang pak Robert," Risa menyapa.
"Saya gak apa-apa kok pak, saya masih kuat kerja sampai jam pulang kantor." Clara menolak saran Robert.
"Lihat saja wajah kamu pucat begitu, masih kuat apanya coba?, sudah jangan keras kepala Clara, biar aku antar kamu pulang!" titah Robert dengan nada yang penuh ketegasan.
Risa yang setuju, langsung membantu kawannya membereskan barang-barang milik Clara.
Clara sudah tak bisa menolak, pak Robert dengan sigap membawakan tas dan laptop miliknya. Jadi Clara hanya bisa pasrah dan mengikuti atasannya dari belakang menuju ke basemen parkiran mobil.
.
.
Robert dengan baik hati mengantar Clara sampai ke pintu depan lobby apartemen tempat Clara tinggal. Setelah mobilnya parkir, Robert cepat-cepat turun, lalu membukakan pintu mobil untuk Clara, sembari memapahnya karena sedang sakit.
"Terimakasih banyak pak Robert, maaf saya sudah merepotkan anda." ucap Clara yang baru saja keluar dari mobil milik Robert
"Kalau besok kamu masih tidak enak badan, tidak usah masuk kerja dulu, nanti saya akan bantu kamu urus surat cuti, oh ya ada satu hal lagi..."
"Iya pak?" Clara mendelik bingung menatap Robert.
"Ka-kalau sedang berdua saja, apa bisa kamu menyebutkan nama saya, tanpa ada kata bapak." ucap Robert malu-malu, tak berani menatap Clara saat meminta.
"Ba-baiklah pak, eh! Robert maksud saya." Clara terkekeh.
"Kita cuma beda dua bulan saat lahir, aku jadi sering merasa tua kalau kamu memanggilku dengan sebutan bapak," ujar Robert, wajahnya tersipu malu, satu tangan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Clara hanya tersenyum melihat sikap malu-malu rekan kerjanya yang sudah lama ia kenal. Setelah itu Clara berpamitan lagi untuk segera naik ke rumahnya.
.
.
Kembali ke gedung perusahaan Pharrell.
"Risa,"
"Ya pak Aaron? Anda memanggil saya?"
"Clara mana kok tidak kelihatan?" tanya Aaron yang baru saja kembali setelah makan siang bersama sang ibu.
"Sakit pak, Clara demam, jadi ijin pulang cepat diantar pak Robert", ujar Risa.
"Sakit demam!" pekik, Aaron.
"I-iya pak, tolong jangan marah sama Clara", Risa salah paham melihat reaksi si boss.
"Hmm, maaf bukan maksudku begitu, ya sudah kamu lebih baik lanjut kerja saja." ucap Aaron kesal, bukan karena Clara sakit, tapi karena mendengar ada pria lain yang mengantar wanitanya pulang.
Cekrek.
Setelah masuk ke ruangan kerjanya, Aaron langsung merogoh kantong untuk mengambil ponsel.
"Sayang, kamu sakit, kenapa gak bilang sama aku tadi?" chat Aaron pada Clara.
.
.
Namun tak ada balasan.
.
.
"Cobalah beberapa saat lagi." suara operator telepon, Aaron menelepon Clara, namun tak diangkat-angkat juga.
"Jangan-jangan sakitnya parah", gumam Aaron jadi sangat khawatir.
Tring!
Muncul Notifikasi dari ponsel Aaron, dengan cepat ia langsung mengecek notifikasi itu.
"Loh, bukan Clara rupanya." Aaron nampak lesu setelah lihat ada pesan masuk dari sang ibu.
"Aaron, ini lokasi tempat perjodohan, sudah mama pesan tempat VVIP untuk acara makan malam spesial kamu dengan calonmu, pokoknya kamu harus datang, jangan kecewakan ibu!", pesan sang ibu dengan penuh penegasan.
Aaron semakin dilema, ia ingin segera pergi ke tempat Clara, namun sang ibu malah menuntutnya untuk datang ke acara perjodohan.
"Iya, Ma-, tenang saja, Aaron pasti hadir menemui calon istri pilihan ibu." balas Aaron pada sang Ibu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**
kaget sih dgn kelanjutan kisah arron,sebenarnya apa dan siapa sih arron,msh tekateki nih 🤔🤔