MENIKAHI ANAK BOS PAPAKU

"Eh......!" Giska menarik tangannya dari genggaman Alka secara perlahan.

"Temanku ulang tahun. Kami makan di restoran ini." Kata Giska berusaha tenang.

Geo Almando mengangguk. Ia mengerti situasinya. Giska masih menyimpan rahasia pernikahannya dari semua temannya. Namun tangan Giksa yang tadi sempat digenggam oleh lelaki tampan yang datang belakangan, membuat Seorang tak suka dan menunggu penjelasan.

"Silahkan melanjutkan, nak! Pergilah bersenang-senang dengan teman-teman mu." kata Geo menunjukan sifat ramahnya.

Giska mengangguk. "Ayo April kita pergi!" Giska menarik tangan April. Deo sempat menatap Geo Almando. Dia.kini tahu kalau itu adalah papa mertuanya Giska.

"Jadi gadis itu siapa?" tanya Rihana.

"Anak dari sahabat baikku." ujar Geo. Alka masih sock. Dia diam tak bicara.

"Mengapa dia memanggil Alka dengan sebutan paman? Memangnya Alka kelihatan tua?" Rihana tertawa namun Alka tidak.

"Memang begitu panggilan bagi yang lebih tua." kata Geo. "Ayo di makan. Ini adalah menu penutup di restoran ini."

Sementara itu Giska menjadi tak tenang. Dia bahkan tak bisa menikmati makan siangnya.

"Sayang, kenapa?" tanya Alka.

"Nggak." Giska menggeleng. Ia berusaha menikmati kebersamaan dengan teman-temannya namun pikiran masih dihantui dengan tatapan marah dari tuan Geo Almando.

Selesai makan siang, Giska segera pulang. Ia memang masih tinggal di rumah ayahnya. Saat ia tiba di sana, dilihatnya mobil Alka ada di sana. Namun begitu ia masuk ke dalam rumah, ternyata bukan hanya Alka, tapi juga dengan Geo Almando.

"Papa.....!" sapa Giska penuh hormat.

"Duduk!" perintah Geo Almando sambil tangannya menunjuk ke arah Alka yang duduk di hadapannya. Giska pun duduk di samping Alka dengan jantung yang berdetak kencang karena ia merasa takut.

"Apakah rumah tangga kalian hanya sandiwara saja? Apakah kemesraan yang kalian tunjukan hanya sebuah drama untuk mendapatkan saham dariku?" tanya Geo Almando dengan suara yang terdengar cukup keras.

"Pa, teman-teman Giska tidak tahu kalau Giska itu sudah menikah. Mereka pernah melihat aku di kampus dan Giska terpaksa memperkenalkan aku sebagai pamannya." kata Alka. Ia sangat berharap Giska tak akan membuka cerita yang sebenarnya. Alka sudah membaca dokumen pemindahan saham dan ia tak mau gagal.

"Iya, pa. Apa yang dikatakan Alka benar."

Geo menatap Giska yang menyambung menjelaskan Alka. "Lalu, lelaki yang bersamamu tadi? Yang memanggil kamu dengan sebutan sayang, dia kekasih mu di kampus kan?"

Giska menjadi pucat. "Pa, aku....."

"Putuskan hubunganmu dengannya, Giska. Kamu itu sudah menikah. Kamu tak takut berbuat zinah? Dan kamu Alka, sekalipun papa sangat menyukai Rihana karena dia gadis yang pintar dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan kita, namun papa tidak akan pernah menerima dia sebagai bagian dari keluarga kita. Almarhumah mamamu sudah membuat papa bersumpah, apapun yang terjadi, Alka hanya akan menikah dengan Giska. Di hadapan Delon sebelum dia meninggal, papa bersumpah tidak akan pernah memisahkan Alka dan Giska." Geo berdiri. Ia menatap putra dan menantunya. "Jangan main-main dengan Geo Almando. Walaupun aku sangat menyayangi kalian, namun aku tidak akan pernah toleran dengan yang namanya kebohongan." lalu Geo Almando pergi. Ternyata Rudi sudah menunggunya dengan mobil yang lain.

Alka menatap Giska yang tertunduk sambil menangis. "Seharusnya memang dari awal kita tak pernah menerima pernikahan ini."

"Gis, aku mohon, untuk sementara saja, jangan dulu dekat dengan Deo. Batasi hubungan kalian."

Giska berdiri. "Kamu egois! Aku benci!" katanya lalu segera masuk ke kamar ayahnya dan membanting pintu dengan keras. Giska menangis di atas ranjang.

Sampai akhirnya, menjelang malam, Giksa terbangun. Ia bermimpi ketemu dengan ayahnya. ayahnya meminta Giska untuk membaca. Ia membuka laci yang ada di meja hias. Mengeluarkan sebuah surat yang diberikan ayahnya menjelang kematiannya. Surat yang sebenarnya tak berani Giska buka. Ia duduk sambil membuka sampul surat itu dan mengeluarkan isinya.

Anakku, maafkan ayah yang tak bisa melihatmu menikmati kebahagiaan lebih lama. Ayah terlalu merindukan ibumu. Ayah tahu, kamu belum mencintai Alka sepenuhnya namun belajarlah untuk itu. Ayah sudah pernah mengatakan padamu, kan? Nyonya Angela, mamanya Alka waktu itu mengalami kecelakaan saat ia hamil. Ia hampir saja keguguran jika ibumu tak memberikan darahnya kepada nyonya Angela. Sejak saat itu mereka menjadi teman, bahkan ayah diterima bekerja menjadi sopir di rumah mereka. Waktu itu, ibumu belum juga mengandung. Nyonya Angela selalu memberi semangat agar ibumu tak putus asa. Saat Alka lahir, kami semua ikut bahagia. Alka diasuh oleh ibumu karena sejak saat itu membantu tuan Geo yang perusahaannya hampir bangkrut. Alka bahkan bisa berhari-hari dititipkan di rumah kita ini. Kehadiran Alka tentu saja memberikan penghiburan sendiri bagi ayah dan ibu karena kami memang belum memiliki anak.

Nyonya Angela selalu membawa ibumu ke dokter ahli kandungan, memberikan dia susu dan nutrisi lainnya agar ibumu cepat hamil. Dan akhirnya setelah 10 tahun kami menanti kehadiranmu, ibumu akhirnya hamil. Nyonya Angela yang begitu antusias. Ia bahkan yang menyiapkan semua keperluan kelahiranmu. Apalagi saat tahu kalau kamu berjenis kelamin perempuan, nyonya Angela langsung mengatakan kalau Alka akan dijodohkan denganmu. Nama Giska adalah nama yang diberikan nyonya Angela kepadamu. Namun semenjak Alka sekolah di sekolah yang mengharuskan ia tinggal di asrama kalian jadi jarang ketemu. Nyonya Angela kemudian mulai sakit-sakitan. Berulang kali ia berobat ke luar negeri bahkan pernah tinggal di Amerika selama satu tahun. Ibumu juga sakit. Pengobatannya yang mahal ditanggung semua oleh tuan Geo. Saat ibu mu meninggal, nyonya Angela ada di Cina. Ia menelepon ibumu di detik-detik terakhir kematiannya. nyonya Angela mengatakan, kalau ibumu bisa pergi dengan tenang karena ia pasti akan menikahkan dirimu dengan Alka. Sayangnya beberapa bulan kemudian, nyonya Angela juga meninggal. Ayah tak pernah lagi mengusik masalah perjodohan itu. Sampai akhirnya tuan Geo datang dan mengatakan kalau kalian harus dinikahkan karena dia sakit. Ayah tentu saja senang karena harapan ibumu dan nyonya Angela akan terwujud.

Nak, cinta memang bukan karena hutang budi. Namun melalui pernikahan ini, kamu dapat membalas semua kebaikan nyonya Angela dan tuan Geo dengan menjadi istri yang baik bagi Alka. Ayah yakin, semua didikan yang pernah ayah berikan padamu tidak akan pernah kamu lupakan. Jangan bercerai, kecuali memang Alka yang menginginkannya.

Air mata Giska jatuh membasahi pipinya. Kenyataan bahwa ia dan Alka sudah dijodohkan semenjak ia masih dalam perut ibunya membuat Giska terguncang. Pantas saja ayahnya dan tuan Geo berusaha keras menjodohkan mereka karena mereka sama-sama ingin mewujudkan harapan dari wanita-wanita yang mereka cintai. Hati Giska menjadi semakin gelisah.

**********

Deo menatap Giska. "Ada apa, sayang?" tanya Deo. Hari ini, Geo memang menjemput Giska di rumahnya.

"Deo, sebaiknya kita berdua jangan terlalu sering ketemu ya? Aku takut papanya Alka akan tahu. Beliau punya sakit jantung."

"Jadi maksud mu aku nggak boleh berduaan lagi denganmu ?"

"Please Deo, mengertilah. Nanti jika aku dan Alka sudah bercerai barulah kita dekat lagi. Bagaimana pun aku ini istri orang. Aku nggak boleh disentuh oleh laki-laki lain."

"Aku hanya pegang tangan kamu, Gis. Aku sesekali hanya peluk kamu dan mencium dahimu. Apakah itu salah?"

"Itu salah, Deo. Secara hukum agama dan negara aku ini istri Alka."

Deo berusaha menahan rasa marahnya. "Cerai lah dari Alka. Ayahmu juga sudah meninggalkan?"

"Tunggu, Deo. Kami baru 7 bulan menikah."

"Mau sampai kapan? Sampai kamu akhirnya menyerah dan membiarkan Alka meniduri mu?"

"Deo!" Giska menatap Deo marah. Ia tak suka dengan perkataan laki-laki itu.

Deo mengusap wajahnya kasar. "Aku harus kuliah."

Giska turun dari mobil Deo bersama dengan lelaki itu.

"Deo....!" panggil Giska saat Deo melangkah.

Deo membalikan badannya. "Aku punya perasaan, Gis. Mana ada sih laki-laki yang membiarkan wanita yang dicintainya menjadi milik orang lain walaupun hanya status pernikahan palsu?"

"Tapi kan waktu itu kamu bilang akan menunggu ku?"

"Aku nggak tahu, Gis." Deo menggelengkan kepalanya. Mengangkat kedua tangannya ke udara lalu ia membalikan badannya dan segera meninggalkan Giska. Gadis itu hanya bisa menangis.

***********

Episode berikut ada kejutan yang menyenangkan ......