bagaimana rasanya jika kamu mengetahui perselingkuhan suami mu, bahkan seluruh keluarganya mengetahui perselingkuhan itu dan menyembunyikannya darimu?
"lihat saja,, aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku, apa yang sekarang kalian miliki adalah milikku dan aku akan mengambilnya kembali"~
simak ceritanya dari outhor, ig: @adivahalwahasanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana usaha tante sulis.
"tante juga sayang sama kamu, apalagi anak tante cuma satu dan tante ga punya anak perempuan hehehe" keduanya pun tertawa bahagia bersama.
"tapi,,, nanti kita mampir ke australi ya Ndine pulang nya, gimana?" tanya tante sulis. Andine pun terdiam menimbang ajakan tante sulis,,,,,,
"boleh dong tantee,, aku juga kangen sama anak ngeselin itu hehehe" kata ku pada tante sulis.
Aku sebagai anak tunggal memang sangat dekat dengan anak tante sulis, ia sudah aku anggap sebagai adikku sendiri meskipun sebetulnya umurnya lebih tua beberapa bulan diatas ku.
"iyaaa,, sudah beberapa bulan ini jarang sekali dia menghubungi tante, sedang sibuk untuk skripsi nya. Dia tuh ambil dua fakultas sekaligus Ndine, makanya sibuk sekali!" kata tante sulis menghembuskan nafas.
"hah, serius tan? Memang dia sanggup ngambil dua gelar begitu? Keren banget!" kataKu dengan pandangan takjub.
"itulah,, awalnya tante juga gak setuju, kamu tau sendiri kan gimana susahnya ambil dua fakultas. Apalagi kedokteran yang dia ambil dari S1 itu sudah membuat fisik dan fikirannya terkuras, ditambah dia juga ambil managemen bisnis dan hubungan internasional. Tante bingung, kenapa dia bisa nekat begitu!" kata tante sulis membuat Andine menganggukan kepala.
"tapi, dengan begitu bukannya malah bagus ya tan? Artinya, dia mau jadi dokter sekaligus pemilik rumah sakitnya. Bukannya jadi pemilik rumah sakit juga harus mengetahui management bisnis, apalagi dengan banyaknya persaingan dengan rumah sakit lain!" jawab ku.
"kamu benar Ndine, memang itu lah cita-cita dia. Tali, tante gak pernah nyangka kalau dia seambisius itu untuk jadi dokter sekaligus memiliki rumah sakit, lagi pula kamu tau sendiri kan berapa biaya untuk membangun rumah sakit itu. Pasti memerlukan banyak biaya Ndine!" kata tante sulis, aku pun menganggukan kepala mengerti dengan apa yang di khawatirkan oleh tante ku itu.
"soal itu, gampang tante. Bukannya mami sama papi punya saham di salah satu rumah sakit di kota sebelah? Andine dengar menagemet rumah sakit itu semrawut, makanya pemasukannya setiap bulan selalu aja di bawah target yang sudah di tentukan. Sepertinya sebentar lgi rumah sakit itu akan bangkrut dan akan di jual, kalau memang anak itu serius dengan pendidikannya nanti Andine akan bicara dengan papi dan mami untuk mengambil alih rumah sakit itu. Dan kalau Anak itu sudah pulang, biar dia yang melanjutkannya. Gimana?" kata ku membuat tante sulis membelalakan mata.
"ck,, kamu ini Ndine, gampang sekali bicara. Kamu kira membeli rumah sakit itu sama dengan membeli kacang, hah!!" kata tante sulis membuatku terkekeh.
"tentu saja tidak tante, tapi kalau memang Anak itu bisa diandal kenapa gak kita gunakan aja. Lagian menurut Andine ya tante, rumah sakit itu cukup strategis. Dekat universitas, dekat dengan kantor-kantor, bahkan dekat dengan rumah padat penduduk. Yang Andine heran kenapa justru pemasukannya menurun drastis tan, apalagi rumah sakit itu dulu salah satu rumah sakit yang paling bagus loh!" kata ku membuat tante sulis menyerit heran.
"Apa iya Ndine?" tanyanya, aku pun menganggukan kepala sebagai jawaban.
"iyaa tan, buat apa aku bohong. Yang Andine dengar, setelah meninggalnya pemilik yang asli semuanya di ambil alih oleh anak nya. Makanya semuanya jadi semrawut, eemmm sudah beberapa tahun ini lah!" kata ku, tante sulis pun menganggukan kepala.
"kamu mau minum yang seger gak Ndine?" kata tante sulis.
"boleh tan, Oh yaa tan boleh ga Andine bikin kroket. Buat cemilan kita, dari pada kita bengong gak ngapa-ngapain hari ini?" kata ku membuat tante sulis tersenyum lebar.
"waaahh kamu serius Ndine, boleh banget dong. Bikin sekalian yang banyak Ndine biar ada stok cemilan buat kita sampai besok, hehe kalau bisa sama makanan lain si" kata tante sulis membuatku langsung mengacungkan kedua jempol tangan ku.
Aku dan tante sulis pun berjalan kedapur, kami membuat apa yang akan kami buat. Pertama, tante sulis membuat minuman segar untuk kami. Kemudian membantuku menyiapkan bahan apa saja yang aku butuhkan, mulai dari kentang sampai bahan yang lainnya.
"ini mau apain khai kentangnya?" tanya tante sulis.
"pertama di kupas dulu ya tan, terus di kukus, habis di kukus nanti di haluskan terus tambahkan telur satu butir, lalu kita diam kan sebantar sambil itu kita buat isiannya. Tabte mau isian apa?" tanya ku.
"isi apa aja yang menurut kamu enak Ndine, sayur boleh, ayam boleh, daging dan tetalan sapi pun ada di kulkas" kata tante sulis, Aku pun menganggukan kepala sambil tersenyum.
"kalau gitu kita isi pakai ayam sama tetelan sapi aja ya tan, kita buat isi mercon. Pasti enak banget!" kataku yang langsung di angguki oleh tante sulis.
Kami pun membuat semua olahan sampai tak menyadari jika bi imas sudah datang masuk kedapur untuk membuat makan siang.
"loh,,, ibu sama non Andine ngapain?" tanya nya dengan dahi menyerit heran.
"eehh bi imas, ini bi kita lagi buat kroket isi ayam sama tetelan mercon hehehe" kataku sambil tertawa.
"waahh kalau begitu mah saya bantu dari tadi non, kenapa ga bilang kalau mau bikin cemilan" kata bi imas. Aku dan tante sulis pun tersenyum mendengar perkataan bi imas.
"gapapa bi, lagian kita juga buatnya sedikit. Hanya untuk makan sendiri aja sama stok, iyakan tan?" kata ku yang juga di angguki oleh tante sulis.
"iyaa bener bi,, kamu siang ini gak usah masak ya bi, kita makan pakai oseng mercon yang buat isian kroketnya aja. Iyakan Ndine?" kata tante sulis membuatku terdiam sebentar.
"sepertinya enak tan, apalagi kalau tambah pakai telur dadar dan juga lalapan. Gimana tuh?" kataku yang hampir meneteskan air liur.
"Boleh banget non, kayanya sedep tuh" kata bi imas antusias.
"kalau begitu, bibi nanti siapkan telur dadar dan lalapannya ya bi. Sekarang ini tolong bantu isikan kentang tumbuk ini dengan isian merconnya, oke bi. Jangan lupa abis itu celupkan ke kocokan telur dan tepung roti itu" kata ku yang langsung di kerjakan oleh bi imas.
Kami pun menyelesaikan semuanya bersama, sampai akhirnya keroket pun sudah siap dihidangkan begitu juga dengan sisaan isian keroket yang masih lumayan banyak. Bi imas tengah menyiapkan telur dadar dan juga lalapan, sementara aku dan tante sulis membersihkan diri dikamar masing-masing.
Setelah selesai, kami berkumpul di meja makan.
"waaahh rasa ayam mercon dan tetelan ini pas banget non, pedesnya pas, ada manisnya dan gurih!" kata bi imas membuatku tersenyum kecil.
"iyaa bi, alhamdulillah. Ayo kita makan, Andine sudah lapar!" kataku yang langsung di angguki keduanya.
"bener-bener mantep ini Ndine, kayanya resep ini bisa dijadikan ide jualan Ndine?" kata tante sulis.
"ohya? Tante sulis mau buka usaha ini? Kalau iya Andine akan ajari tante nanti!" kataku membuat senyum wanita itu mengembang sempurna.
"waaaahhh serius Ndine?" katanya, aku pun menganggukan kepala dengan mantap sebagai jawaban.
"tentu saja tante, tante bisa jual keroket seperti ini atau tante bisa jual oseng merconnya seperti ini. Jadi, bisa untuk isi cemilan atau untuk lauk makan seperti ini. Apalagi kalau isiannya nanti bisa di kombinasikan dengan daging utuh, iga, atau ayam potong. Pasti banyak yang berminat untuk stok lauk makan!" kata ku memberikan ide usaha pada tante sulis.
"waahh iyaa bener itu bu, ternyata ide bisnis non Andine sangat baik bu. Gak heran kalau non Andine bisa sesukses sekarang!" kata bi imas membuatku tersenyum kecil.
"apa si bi,,, gak juga loh bi, ini kan masakan kita aja sehari-hari. Mana tau laku dipasaran kan?" kataku membuat keduanya menganggukan kepala.
"nanti tante akan cerita sama om kamu Ndine, tante seneng kalau bisa berbisnis kaya gini. Jadi, tante gak suntuk dirumah. Apalagi jualan kaya gini kan bisa dari rumah aja ya bi, yaa. Nanti biar tante sama bibi yang sementara menjalankannya, kalau sudah mulai banyak permintaan baru kita akan mencari karyawan. Ya kan bi?" kata tante sulis. Bi imas pun menganggukan kepala sambil tersenyum.
"iyaa dong bu,,, lumayan kan imas jadi ada kerjaan sampingan dan dapat uang tambahan buat kirim ke anak di kampung" kata bi imas dengan tertawa. Kami pun juga ikut tertawa mendengar candaan yang dilontarkan bi imas.