Tidak bisa di pungkiri bahwa hari itu datang, hari dimana Delima mengetahui bahwa Suami tercinta nya sedang melakukan hubungan intim dengan Vini, Sahabat karib nya sendiri.
"Mas" panggil nya dengan lirih dan air mata yang berderai.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Tidak ada resepsi ataupun pesta, Delima dan Alfans hanya menggelar acara ijab qobul dengan khidmat saja.
Setelah acara demi acara selesai, Opa, Raka dan yang lainnya pergi kembali ke Rumah.
Sedangkan Delima menginap di Hotel bersama dengan Alfans, Suami nya.
Canggung, begitulah suasana di dalam kamar tersebut. Delima maupun Alfans masih canggung karena belum terbiasa akan hal seperti, namun terlihat Alfans sudah mulai mendekati Delima agar rasa canggung nya hilang.
"Mau mandi duluan?" tanya Alfans lembut.
"Boleh, tapi tolong bantu buka gaun ini" jawab nya dengan lirih.
Alfans mengulum senyum, dia merasa lucu dengan wajah merah malu nya milik Delima. Lalu perlahan Alfans menurunkan resleting gaun milik Istri nya.
Glek.
Alfans menelan ludah kasar saat melihat punggung Delima yang puutih bersih tersebut.
"Ehemm, apa sudah By?" tanya Delima menyadarkan Alfans.
"Ehh su sudah, sayang" jawab Alfans gugup.
Delima kemudian memilih untuk langsung saja masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Alfans yang sedang berdegup kencang jantung nya.
"Ck, tahan Al" gumam Alfans merebahkan tubuh nya di atas ranjang.
Alfans membuka ponsel nya yang sejak tadi di matikan oleh nya.
Terlihat ada beberapa pesan masuk dari Sekertaris nya yang memberitahu ada beberapa emain dari klien.
Hingga 20 menit berlalu dan Delima pun keluar dari kamar mandi, dia sudah memakai piyama tidur yang memang Al siapkan di koper nya.
"By, mandilah" ucap Delima memberikan handuk baru untuk Al.
"Duduklah dulu, aku ingin bertanya" titah Alfans lembut.
Delima menurut, lalu dia duduk berhadapan dengan Al di atas ranjang.
"By itu apa?" tanya Alfans dengan wajah penasarannya.
Eh.
Delima kaget, dia pikir Al akan menanyakan sesuatu hal yang penting.
"Hemm, By itu Hubby. Apa tidak suka?" balik tanya Delima menundukan kepala nya
Wajah Al langsung tersenyum, dia lalu memegang tangan Delima dengan lembut.
"Suka kok, yasudah aku ke kamar mandi dulu" jawab Al dengan penuh senyuman.
Sedangkan Delima? Dia hanya tersenyum kecil melihat wajah berbinar dari Suami nya.
Delima menyiapkan pakaian ganti untuk Al, dia merasakan gugup dan degup jantung nya seraya berpacu dengan cepat.
"Huh, aku memang harus memberikan hak untuk Suami ku" gumam nya dengan mengambil pengering rambut yang ada disana.
**
Delima dan Al duduk bersandar di atas ranjang, kedua nya terlibat obrolan kecil yang tiba-tiba diam saat Al memegang tangan Delima lembut.
"Ayo tidur, aku sangat lelah" ajak Alfans menarik agar Delima rebahan.
Delima diam, dia menatap mata Al dengan tatapan bingung dan penuh tanda tanya.
"Kenapa?" tanya Al bangkit kembali dari rebahannya.
"Apa tidak ingin meminta hak mu, By?" bukannya menjawab, Delima malah bertanya kembali dengan tatapan ah entahlah.
Al tersenyum, kemudian dia menggenggam tangan Delima dengan penuh kelembutan.
"Aku tau kamu mungkin belum siap, kita bisa berpacaran lebih dulu dan melakukan hal itu kapan saja karena sah sah saja" jawab Alfans lembut.
Delima menggelengkan kepala nya, dia lalu membalas genggaman tangan sang Suami.
"Kamu boleh kok melakukannya malam ini, aku ini adalah Istri mu dan sudah kewajiban ku untuk melayani mu, By" ucap Delima tulus tanpa adanya keterpaksaan.
"Aku ikhlas dan tidak terpaksa sama sekali" ucap Delima kemudian yang mana membuat senyuman di wajah Alfans terbit.
Al mengusap lembut wajah Delima, lama kemudian dia mengecup kening Delima dan turun ke pipi yang lumayan berisi.
Dan hingga malam pertama itu mereka lewatkan dengan penuh suka cita dan perasaan yang sangat membuncah bahagia.
Delima maupun Al tidak ada yang terpaksa ataupun menyesal sama sekali, mereka menikmati nya dengan sangat bahagia.
*
Pagi menyambut dengan cahaya yang bersinar cerah, sepasang pengantin baru masih saja terlelap walaupun matahari sudah mulai akan meninggi.
Delima memeluk tubuh tegap Al dengan erat, dia bahkan menyelusupkan wajah nya di leher sang Suami. Udara sejuk dari luar dan Ac ruangan tersebut yang membuat keduanya saling mengeratkan pelukan.
Mereka baru saja terlelap setelah menyelesaikan proses pembuatan Adik untuk sang Kakak, Raka.
Al merasa sangat bahagia karena sedikit demi sedikit Delima sudah mulai bisa menerima dan membalas cinta nya yang sangat tulus.
**
Berbeda dengan suasana di Rumah Delima, hari ini Raka dan Opa Deni sedang membantu Bibi pelayan untuk memasak.
Raka dengan penuh antusias menyiapkan makanan kesukaan Delima dan Alfans di bantu Bibi.
"Woah, Mama dan Papa pasti akan senang" pekik nya dengan penuh bahagia.
"Opa bangga pada Cucu tampan Opa, kamu harus menjadi kebanggaan dan kebahagian untuk Mama Delima ya. Tetap rendah hati dan jangan sombong, jadi pria yang bertanggung jawab dan jangan menyakiti wanita, karena apa?" ucap Opa Deni lembut.
"Karena kita juga terlahir dari wanita dan di besarkan dengan setulus hati oleh nya. Bahkan wanita berani bertaruh nyawa demi melahirkan kita ke Dunia" timpal Raka dengan tersenyum.
"Wah benar-benar sudah pintar Cucu Opa" puji Opa Deni penuh kebanggaan.
"Iya dong" balas Raka terkekeh.
Kemudian keduanya tertawa kecil dan melanjutkan kembali menata makanan yang sudah jadi. Kedua pelayan Delima hanya menggelengkan kepala saja dengan bibir yang tersenyum.
.
.
.
.
.
.