NovelToon NovelToon
Kontrak Panas Sang Aktris

Kontrak Panas Sang Aktris

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Nikah Kontrak / Model
Popularitas:769k
Nilai: 5
Nama Author: kenz....567

Aruna Elise Claire, aktris muda yang tengah naik daun, tiba-tiba dihantam skandal sebagai selingkuhan aktor lawan mainnya. Kariernya hancur, kontrak diputus, dan publik membencinya.

Putus asa, Aruna memanfaatkan situasi dan mengancam Ervan Zefrano—pria yang ia kira bisa dikendalikan. Ia menawarinya pernikahan kontrak dengan iming-iming uang dan janji merahasiakan sebuah video. Tanpa ia tahu, jika Ervan adalah seorang penerus keluarga Zefrano.

“Kamu mau uang, kan? Menikah saja denganku dan aku akan memberimu uang setiap bulannya. Juga, foto ini akan menjadi rahasia kita. Tugasmu, cukup menjadi suami rahasiaku.”

“Dia pikir aku butuh uang? Aku bahkan bisa membeli harga dirinya.”

Pernikahan mereka dimulai dengan ancaman, di tambah hadir seorang bocah menggemaskan yang menyatukan keduanya.

“Liaaan dititip cebental di cini. Om dititip juga?"

Akankah pernikahan penuh kepura-puraan ini berakhir dengan luka atau justru membawa keduanya menemukan makna cinta yang sesungguhnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perhatian Yang Menyentuh

Ervan tampak tenang meski suasana mulai tegang. Ia segera menutup mulut Alian yang hendak bersuara kembali, lalu menarik bocah itu menjauh tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Elara dan Arion semakin penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh bocah empat tahun itu barusan.

"Bayi besar?" batin Elara. Apa maksudnya? Mengapa Ervan dikatakan sebagai “bayi besar” oleh Alian?

Namun Ervan tampaknya tak ingin memberi waktu bagi siapa pun untuk bertanya. "Sudah malam, Ma. Takut dicariin orang tuanya. Kita pulang dulu," ujarnya datar sambil mengangkat Alian dalam gendongan dan segera pergi begitu saja, tanpa menjelaskan apa-apa.

Amara, yang menyaksikan kepergian kakaknya dari kejauhan, langsung bergerak. Ia keluar dari pintu samping dan menuju motornya. Namun, ketika baru saja hendak menaiki kendaraan roda duanya itu, matanya menangkap sesuatu yang janggal—mobil yang dikendarai Ervan.

Keningnya mengernyit dalam, “Mobil merek apa itu? Sejak kapan Abang pakai mobil sekecil itu? Bukannya biasanya dia bawa si hitam?” gumam Amara curiga. Ia mencoba mengingat-ingat apakah mobil itu pernah ia lihat sebelumnya.

Namun Ervan keburu melajukan mobilnya. Tak ingin kehilangan jejak, Amara segera menyalakan mesin motornya dan mulai membuntuti sang kakak dengan hati-hati. Ia menjaga jarak, berusaha tidak menarik perhatian. Setiap belokan ia ikuti dengan cermat, matanya tajam memperhatikan arah mobil itu.

Hingga tiba-tiba, mobil itu berhenti. Amara terkesiap. Ia cepat-cepat meminggirkan motornya dan turun.

“Ketahuan ya?” gumamnya panik, lalu buru-buru bersembunyi di balik sebuah pohon yang cukup besar.

Namun terlambat. Ervan membuka pintu mobil dan melangkah pelan, langsung menuju ke arahnya dengan langkah santai namun penuh kewaspadaan, seolah telah mengetahui sejak awal kalau ia dibuntuti.

"Amara, keluar." titah Ervan dengan suara tenang namun tegas, matanya datar tanpa ekspresi.

Amara memunculkan wajahnya perlahan, lalu menyengir lebar seolah tidak bersalah.

"Eh ... Abang! Amara tuh ini, mau beli martabak. Kak Dara nitip tadi. Iya, nitip martabak," ucapnya gugup sambil mengg4ruk kepala yang tidak gatal, mencoba mengarang alasan.

Ervan menghela napas panjang, pandangannya tertuju pada motor Amara yang terparkir di pinggir jalan. Ia sangat mengenal kendaraan itu, warna dan plat nomornya tak asing lagi.

"Kamu ngikutin Abang?" tanyanya tajam, lebih sebagai tuduhan daripada pertanyaan.

"Ah, eng—nggak. Siapa juga yang ngikutin?" Amara mencoba mengelak dengan senyum kaku.

Ervan memel0t0tinya sekilas. “Pulang, Amara.”

“Amara mau beli martabak!” gadis itu tetap kekeuh dengan alibinya yang sudah jelas tak masuk akal.

Ervan menghela napas kasar. Dengan kesal, ia mengeluarkan ponselnya dari saku dan menghubungi seseorang. “Pa, Amara akan bertemu pacarnya. Segera jemput anak nakal ini,” katanya, sengaja mengeraskan suara agar terdengar oleh adiknya.

“Fitnah! Aku nggak punya pacar! Abang!” jerit Amara, wajahnya memerah karena malu dan kesal. “Papa pasti akan marah karena Abang ngaduin!”

Ervan memutar bola matanya, malas menanggapi, lalu berbalik dan melangkah kembali ke mobil. "Sukurin," gumamnya, sebelum menutup pintu dan meninggalkan Amara yang melompat-lompat kesal di tempatnya.

Benar saja, tak lama kemudian, Arion datang bersama Dara. Pria paruh baya itu menatap putrinya dengan tajam, sorot matanya tak bisa disalahartikan.

“Mau ke mana kamu malam-malam begini?” tanya Arion dengan suara berat, nada penuh tekanan.

Amara menunduk. Ia tahu, kali ini ia benar-benar salah. Tak ada jalan keluar. "Mau ikutin Abang. Aku yakin, Pa … kalau Abang itu sebenarnya suami dari aktris yang bernama Aruna! Aku yakin banget!" rengeknya penuh keyakinan.

Arion menghela napas kasar, jelas lelah menghadapi ulah putrinya. “Masuk ke mobil. Kamu tahu kan, Abangmu tidak suka dicurigai.” suaranya terdengar seperti ultimatum.

Amara manyun, bibirnya mengerucut. Namun ia tetap menurut dan masuk ke dalam mobil. Sementara Arion naik ke motor putrinya untuk membawanya pulang.

Namun, jauh di lubuk hati Arion, rasa penasaran mulai tumbuh. Benarkah apa yang dikatakan Amara? "Tak ada alasan bagi Ervan untuk menikah diam-diam, tapi … mengapa juga dia sembunyikan kalau memang tidak ada yang perlu ditutupi?"

.

.

.

.

Di sisi lain, Ervan menjemput Aruna yang baru saja selesai bekerja. Ia melihat wajah letih wanita itu, tapi senyum ceria tetap mengembang di bibirnya. Ervan tahu betul, pekerjaan Aruna sangat melelahkan. Ia juga tahu, Aruna tidak akan pernah mengeluh meski tubuhnya sudah hampir roboh.

“Lelah?” tanya Ervan pelan sambil melajukan mobil dengan kecepatan sedang.

“Lumayan. Tapi lelahku akan dibayar dengan uang, jadi ya … lumayan terhibur,” jawab Aruna sambil tertawa ringan.

Ia lalu menoleh ke kursi belakang, tempat Alian tertidur pulas sambil memeluk sebuah paper bag coklat. Aruna mengerutkan keningnya heran.

“Apa yang Alian peluk?” tanyanya heran.

“Camilan, dari Mama,” jawab Ervan singkat.

Aruna mengangguk pelan, ada rasa hangat menyentuh hatinya. Ia ingin sekali mengenal lebih dalam wanita yang dipanggil Mama oleh Ervan. "Aku boleh ketemu Mama mertua?" tanyanya pelan, penuh harap.

Ervan terdiam sejenak, wajahnya kembali serius.

“Jangan sekarang.” jawabnya akhirnya, singkat namun cukup membuat Aruna menunduk menelan kecewa.

Namun Aruna tak mau suasana jadi muram. Ia tersenyum lagi dan berkata, “Oh ya, kamu sudah makan? Aku belum makan sejak siang. Yuk makan dulu, aku lapar banget.”

Ervan menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. “Aruna, bisakah kamu lebih perhatian dengan kesehatanmu? Sekarang mungkin belum terasa, tapi lambungmu bisa rusak karena sering menunda makan. Apalagi kerjaanmu berat.”

Alih-alih merasa dimarahi, Aruna justru tersenyum bahagia. Perhatian kecil seperti itu dari Ervan terasa begitu besar. Ia merasa dihargai, disayangi, walau hubungan mereka hanya sebatas kontrak dan itu karena paksaannya sendiri.

“Iya, maaf. Kita mampir makan yuk,” jawab Aruna semangat.

“Aku sudah makan. Tapi aku bawa masakan dari Mama. Kamu mau makan itu atau tetap beli di luar?”

“Nggak apa-apa aku makan makananmu?” tanya Aruna ragu.

Ervan mengerutkan kening, menatapnya sebentar. “Tentu saja enggak apa-apa. Aku sengaja membawanya untukmu.”

Aruna menyembunyikan senyumnya, menoleh keluar jendela sambil curi-curi pandang ke arah pria yang kini sedang fokus menyetir. “Ervan, sifat peka kamu ini impian para wanit,” batinnya berkata. Namun senyuman itu perlahan pudar.

“Sayangnya … hanya tiga bulan. Bisa di perpanjang nggak sih kayak paket data?” bisiknya lirih dalam hati.

____________________________

1
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
aw.. pasraahhhh yaaa
@pry😛
ya bnr bdoh
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Boleh gak sih jedotin palanya Ervan?🙄
@pry😛
aq lbh klop ke mrk kk... bikin lh neo z tu jantan
hasatsk
iya dokter Elga, Ervan sudah gila karena skyla alias aruna🤣🤣
@pry😛
kpn kau sdr dy skyla
Fa Yun
makin penasaran thor ceritanya 🙏
hasatsk
Ervan mulai mencurigai sesuatu tentang Aruna mirip skyla.....
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Alian😭😭😭
hasatsk
Ervan melihat Aruna kaya bagian skyla meskipun hal hal kecil...itu mungkin clue kamu untuk menebaknya......bagus selidiki kembali latarbelakang Aruna, Ervan..
.
Dee
next kakkkk
allabout_AZ♥️
kapaaaaannnnnnnn ervaaannn mengetahuiiiiiiiiiiiiii skylaaaaa
hasatsk
sebaiknya Aruna terus terang... meskipun Ervan tentu akan menerima kenyataan bahwa kamu sudah punya anak,tapi dengan berjalannya waktu pada akhirnya pasti menerimamu......
moerni🍉🍉
selamt beraktifitssss guysss pagehhhh cerah...secerah masa depan kita ...berduit yg. penting gak kereeeee kaya alian
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Tahu dari kak Othor lah. hihh bang Ervan ini🙄
moerni🍉🍉
kl ervan ga mau di sun...
ksih sun ke alian aja..
ga sabar nunggu bucinnya ervan..psti ngelebihi bapak arion yg ter_hormat
Tutuk Isnawati
ervan 😍
hasatsk
apa yang di maksud skyla telah mengkhianati Ervan itu karena hamil......
bunda fafa
akankah Ervan sm Aruna membuat konferensi pers??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!