NovelToon NovelToon
AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Fantasi Timur / Raja Tentara/Dewa Perang / Ilmu Kanuragan
Popularitas:59.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Hancurnya Istana dan Kotaraja Wuwatan Mas oleh serangan Ratu Lodaya membuat Prabu Airlangga harus mengumpulkan kembali keluarga dan para pengikutnya yang tercerai-berai. Satu tekad nya untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang, membuatnya harus membuat perjanjian dengan Dewa-dewa dari Kahyangan Suralaya tentang nasib anak keturunannya kelak.



Dukungan dari seluruh rakyat Medang juga keluarga besar nya membuat semangat Prabu Airlangga kembali membara untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang seperti para leluhur nya.



Berhasilkah Prabu Airlangga mengembalikan Kerajaan Medang seperti dahulu? Simak selengkapnya dalam kisah AIRLANGGA 2 Dewaraja ring Medang. Di jamin seru dan mendebarkan. Selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tujuh Setan Pembunuh ( bagian 3 )

Prabu Airlangga yang tersulut amarah, komat-kamit merapal mantra. Dalam kejap waktu berikutnya, tangan kanannya seolah-olah membelah udara dan merogoh sesuatu di dalamnya. Ini tak lepas dari pengamatan Sentanu dan Setan Bisu yang sedang bertarung dengan Parahita bersama Rara Wuyung terus mengawasinya sepanjang pertarungan tadi.

"Orang ini...

Setan Bisu, bantu Mpu Linggih dan Ki Karang Kobar! Orang ini tak boleh dibiarkan menjadi liar! ", perintah Sentanu segera.

Setan Bisu mengangguk dengan patuh. Sekejap berikutnya, tubuhnya menghilang dari pertarungan melawan Parahita, meninggalkan Rara Wuyung menghadapinya sendirian dan muncul di samping Ki Karang Kobar dan Mpu Linggih. Munculnya Setan Bisu di samping kedua orang tua ini sudah merupakan isyarat bahwa lawan yang di hadapi oleh Ki Karang Kobar dan Mpu Linggih bukanlah pendekar kacangan biasa.

Dari dalam dimensi yang terbelah, Prabu Airlangga mengeluarkan sebilah pedang bersarung merah dengan gagang berbentuk kepala naga dengan mulut yang terbuka dan menggigit sebuah permata bulat berwarna merah terang. Saat sang raja Medang mencabutnya, hawa panas menyengat menyebar memenuhi udara di sekitar tempat nya berdiri.

Hal ini tentu saja membuat Sentanu sang pimpinan kelompok pembunuh bayaran Tujuh Setan Pembunuh terkesiap melihatnya. Tanpa sadar lelaki berusia sekitar 3 dasawarsa ini mundur selangkah ke belakang.

'Bu-bukankah itu Pe-pedang Naga Api?! Sialan..!!

Darimana raja Medang ini mendapatkan nya? Tahu begini, aku tidak sudi menerima perintah pembunuhan ini', rutuk Sentanu dalam hati. Dia langsung menyiapkan beberapa cara untuk menghadapi lawan yang kini dihadapi oleh Setan Bisu, Ki Karang Kobar dan Mpu Linggih.

Sedangkan Ki Karang Kobar yang pernah melihat keampuhan Pedang Naga Api, langsung ciut nyali nya. Meskipun tidak mengungkapkannya, lelaki tua berkaki pincang kiri ini menggenggam erat gagang panjang pedang perak nya.

Usai mencabut Pedang Naga Api, mata Prabu Airlangga tajam menatap ke arah musuh. Setelah itu, ia menjejak tanah dengan keras lalu melenting tinggi ke udara. Di atas, dia langsung menebaskan pedang berpamor cahaya merah menyala itu ke arah tiga anggota kelompok Tujuh Setan Pembunuh.

Hiiiyyyyyyyyyaaaaaaaaaaaaaatttttt...!!!

Shhhrrreeeeeeeeetttttt....

Gelombang cahaya merah menyala berhawa panas setipis bilah pedang menerabas cepat ke arah Setan Bisu, Ki Karang Kobar dan Mpu Linggih. Angin kencang berhawa panas bergulung-gulung menderu mengikuti cahaya merah ini.

Melihat hal ini, tiga orang anggota Tujuh Setan Pembunuh langsung mengerahkan seluruh kemampuan beladiri dan menyalurkannya pada pedang perak di tangan mereka masing-masing. Tanpa aba-aba, ketiganya segera membabatkan pedang perak berselimut cahaya biru keperakan mereka saat cahaya merah berhawa panas menyengat itu datang.

Thhhrrraaaaaaaaaaaaaaannggggggg....

Dhhhhhuuuuuuuuuuuuuaaaaaaarrrrrrrrr!!!!

Setan Bisu, Ki Karang Kobar dan Mpu Linggih meraung keras saat tubuhnya terlempar ke belakang dan menghujam tanah di belakang dengan keras. Darah segar muncrat keluar dari mulut ketiganya sebagai tanda bahwa mereka menderita luka dalam parah.

Melihat anggotanya dijatuhkan oleh Prabu Airlangga, Sentanu melesat cepat ke arah sang raja Medang yang baru saja mendarat 2 tombak di depan ketiga anggota kelompok Tujuh Setan Pembunuh.

Secepat kilat, dia mengayunkan pedang perak nya ke arah kepala sang raja Medang.

Shhhrrreeeeeeeeetttttt...

Dengan sigap, Prabu Airlangga menangkis sabetan pedang perak milik lawan dan pertarungan sengit antara mereka pun segera terjadi. Keduanya yang menggunakan senjata pusaka berlapis tenaga dalam tingkat tinggi langsung mengerahkan seluruh kemampuan ilmu berpedang nya.

Thhhrrraaaaaannnggg thhhrrraaaaaannnggg..

Bllllaaaaaaaaaammmmmmm!!!

Prabu Airlangga mengandalkan Ilmu Pedang Tanpa Bayangan yang dia peroleh dari Mpu Hanggapraja sang Dewa Pedang Tanpa Tanding dari Gunung Bromo yang pernah menjadi gurunya di awal masa pengembaraannya untuk menghadapi serangan cepat Sentanu Si Setan Pencabut Roh yang mengandalkan Ilmu Pedang Pencabut Roh, sebuah ilmu silat berpedang yang sangat masyhur di dunia persilatan Tanah Jawadwipa wilayah selatan. Kedua ilmu pedang ini sama-sama mengandalkan kecepatan untuk membunuh hingga gerakan kedua orang ini sangat sulit diikuti oleh mata biasa hingga hanya bunyi denting pedang beradu berikut percikan bunga api saja yang terlihat.

Sementara itu, Rara Wuyung yang menghadapi Parahita benar-benar mati kutu karena serangan senjata rahasia beracun nya sama sekali tidak berpengaruh pada perempuan cantik yang bekerja sebagai bekel pengawal pribadi raja Medang ini. Semua serangan nya bisa dengan mudah diatasi oleh Parahita yang memang jago ilmu pengobatan.

Hal senada juga dialami oleh Bongso dan Taruna. Dua tulang punggung kelompok Tujuh Setan Pembunuh ini benar-benar ketemu batunya, tidak berdaya menghadapi sepak terjang Bancak dan Doyok yang aneh namun bisa membuat kedua lelaki bertubuh gempal ini kelabakan. Beberapa bagian tubuh mereka telah memiliki beberapa memar dan bengkak akibat pukulan dan tendangan dari dua abdi dalem Prabu Airlangga itu.

Beberapa puluh jurus berlalu dengan cepat...

Sentanu tidak menyadari bahwa pedang perak nya bukanlah lawan yang setara dengan Pedang Naga Api di tangan Prabu Airlangga. Meskipun ia mampu mengimbangi kecepatan tinggi serangan serangan sang raja Medang, akan tetapi senjata di tangan nya sama sekali tidak memadai untuk bertarung lebih lama lagi.

Thhhrrraaaaaannnggg thhraaaaaaakkkk!!!

Mata Sentanu terbelalak lebar kala melihat pedang perak nya patah menjadi dua setelah berbenturan dengan Pedang Naga Api. Belum hilang rasa keterkejutannya, Prabu Airlangga memutar tubuhnya dan melayangkan tendangan keras ke arah perut sang pimpinan kelompok pembunuh bayaran ini.

Dhhhiiiiiieeeeeeessssssshhhh!!!

Aaaaaaaauuuuuuuuuggggghhhh...!!!

Tubuh Sentanu langsung terpental ke belakang dan jatuh terduduk. Seteguk darah muncrat keluar dari mulut nya. Prabu Airlangga tak menyia-nyiakan kesempatan ini dan melesat maju sembari mengayunkan Pedang Naga Api ke arah musuh yang sedang rapuh pertahanan nya.

Shhhrrreeeeeeeeetttttt...

Saat yang genting ini, Si Setan Bisu melompat menghadang sabetan pedang pusaka milik penguasa Kerajaan Medang dengan tubuhnya.

Chhhrrrrraaaaaaaaaassssshhhh!!!

Oooouuuuuuuugggggggh..!!!

Hanya itu yang terdengar kala punggung Setan Bisu terkena tebasan Pedang Naga Api. Tubuhnya roboh di hadapan Sentanu yang baru saja bangkit dari tempat jatuhnya. Sentanu langsung berteriak lantang.

"Setan Bisuuuuuu.....!!! "

Setan Bisu hanya menatap wajah Sentanu sesaat sebelum ia lemas terkulai. Dia tewas dengan luka menganga lebar di punggung. Pengorbanan nya membuat Sentanu Haru sekaligus marah besar.

Segera ia melemparkan pedang perak nya yang tinggal separuh dan segera merentangkan kedua tangannya ke samping tubuhnya. Lalu ia cepat menangkupkan kedua tangan nya di depan dada. Mulutnya terus komat-kamit merapal mantra.

Perlahan wujud Sentanu berubah menjadi seekor harimau besar yang menakutkan. Mulai dari wajah terus turun ke leher, dada, perut dan kaki. Perubahan ini tak lepas dari mantra Ajian Malih Simha, ajian perubahan wujud dari manusia menjadi harimau besar dengan kekuatan setara dengan 10 ekor harimau.

Prabu Airlangga mundur dua langkah ke belakang melihat hal ini. Dia segera mempersiapkan diri dengan merapal mantra Ajian Sepi Angin nya untuk memperlincah pergerakan tubuhnya. Begitu harimau besar perwujudan dari Sentanu menerkam, dia langsung melompat mundur.

Haaaaauuummmmm..!!

Geraman keras harimau besar ini begitu menakutkan. Dia terus-menerus memburu Prabu Airlangga untuk menggigit nya. Dengan lincah Prabu Airlangga bergerak lincah kesana-kemari untuk menghindari sembari sesekali melepaskan serangan menggunakan Pedang Naga Api.

Akan tetapi harimau besar penjelmaan dari Sentanu ini bukan hewan buas biasa. Tapi dia mampu berkelit dan menyerang balik pada sang raja Medang. Setelah berpuluh gerakan berlalu, Prabu Airlangga yang melompat tinggi usai menghindari terkaman harimau besar ini, dia langsung mengayunkan Pedang Naga Api ke arah leher harimau besar perwujudan Sentanu.

Chhhrrrrraaaaaaaaaassssshhhh...

Haaaaauuummmmm...!!!!

Kepala harimau besar itu langsung menggelinding ke tanah. Bersamaan itu, badan harimau besar ini kejang-kejang sebelum roboh ke tanah sembari mengucurkan darah segar dari batang lehernya. Dia tewas seketika dengan kepala terpisah dari badan.

Bersamaan dengan itu, Bongso dan Taruna akhirnya tewas di tangan Bancak dan Doyok. Keduanya tewas di hajar habis-habisan oleh dua orang abdi dalem raja Medang ini. Melihat kematian Sentanu setelah Setan Bisu dan juga Bancak serta Doyok, Ki Karang Kobar dan Mpu Linggih langsung kabur menyelamatkan diri. Sedangkan Rara Wuyung jatuh bersimpuh tak berdaya dengan pedang Parahita menempel pada lehernya.

Bersamaan dengan itu, rombongan prajurit penjaga istana Tanggulangin datang di pimpin oleh Demung Sempulur. Dia langsung mendekati Prabu Airlangga dan menghormat pada nya.

"Mohon maaf Gusti Prabu, hamba baru mendengar suara ribut-ribut disini.. ", ucap Demung Sempulur sembari menyembah.

Belum sempat Prabu Airlangga menjawabnya, Bancak yang berada di sebelah sang raja Medang langsung nyeletuk keras,

" Telat.... "

1
Aby Zaenal
dah biasa cak ... artisdteng blkng haha.. semngttkang ebes
Suket Tekikapisan
jaman kerajaan, kayanya gak ada yg berani nentang sang Raja, walaupun seorang permaisuri
Tarun Neni
Bancak dan Doyok itu dlu sering ada di koran"
Doyok yg lurus tinggi Bancak yg gemuk pendek.
ini kg ebez psti ngambilnya di koran" jmn dlu BNR kan kg ebez
Heryala Hery
Ceritanya keren.... 👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Riyan Ngalam
asal jgn telat updatey kang
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
seperti di negeri jauh nun disana, tersebutlah nama negeri Konoha yang para aparat keamanannya selalu telat jika terjadi keributan 😂
Eddy Airborne
ya emang telat....
andymartyn
pengorbanan yang sia-sia
Andbie
mungkin ada musuh dalam selimut
😎Zen Kamsider😎
nek telat dadi opo ncak 😅 positif po gosong 😁🤣🤣🤣
arumazam
telat hhhh
Tamburelo
seperti polisi bombai, selalu telat./Smile/
Asep Dki
telat...lannjuuutttt lah...😁😁😁👍👍👍👍👍👍
GOTZ
gpp telat om. tinggal dibawa ke dokter kandungan. siapa tau hamil lagi.
Abdus Salam Cotho
tinggal beres2 mayat 😄
saniscara patriawuha.
sungguhhh terrrlaluuuuuuu dikauuii msng bancakannnm....
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Huaaaa... bunyi ledakan, alamat datang ini Prajurit Tanggulangin denger suara ribut²😁
Windy Veriyanti
selalu suka dengan cerita yang berlatar belakang sejarah kerajaan di Tanah Jawa 👍
Windy Veriyanti
iya...Demung Sempulur telat!!!
kayak inspektur vijay di film india 😁
AbhiAgam Al Kautsar
telat.. tp jangan telat update nya kang Ebez...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!