Anak Tengah

Hari ini seluruh mahasiswa baru masuk untuk pertama kalinya. Klara semangat menyambut hari ini, walau keadaan sebelumnya membuat separuh dunianya runtuh. Dia sangat semangat karena dapat sedikit melupakan kekecewaannya.

"Selamat pagi, selamat datang di universitas! Silahkan berbaris sesuai jurusan dan fakultas masing-masing."

Semua mahasiswa berhamburan mencari barisannya sesuai dengan jurusan. Tidak sengaja klara berhadapan dengan cinta saat mencari barisan, klara reflek membuang muka dan menghindar jauh. Pandangan itu tidak lepas dari tatapan fabian dari kejauhan.

Setelah semua mendapatkan barisannya lalu diarahkan menuju kelas mereka masing-masing untuk mengikuti bimbingan akademik sebelum mulai aktif pembelajaran. Klara dan kimi mengikuti satu persatu rangkaian bimbingan tersebut walau sedikit kaget karena gantara salah satu dosen yang mengisi acara tersebut. Kimi merasa ada yang berbeda antara klara, fabian, dan gantara yang dingin satu sama lain. Ia merasa tertinggal satu cerita di antara mereka. Akhirnya beres kegiatan hari ini dan mereka sah menjadi pelajar di universitas tersebut.

Kimi mengajak klara untuk mengantarnya ke ruang administrasi untuk memberikan berkas. Sesampainya di sana, kini berganti klara yang mengerutkan keningnya melihat pemandangan tak biasa dari sahabatnya tersebut. Klara tersenyum memandang manis perubahan sahabatnya, ia paham beberapa hari lalu membuat jarak dengan kimi sehingga tak sadar bahwa kimi sudah sejauh itu mengukir kisah barunya.

"Kim, maafkan aku yah yang terlalu sibuk dengan urusanku sampai hari ini lihat sendiri bahwa madamku yang cerewet ternyata sudah punya tambatan hati. Ingat yah kamu hutang cerita denganku."

"ara, justru aku yang harusnya minta maaf karena tidak berani bercerita tentang ini. Terimakasih kamu selalu mendukungku, semoga apa kisahmu beberapa hari lalu yang ku lihat hari ini menjadi dingin cepat selesai permasalahannya.Aamiin." balas kimi sambil menangkup kedua pipi klara yang terlihat tak semangat.

klara mengambil tangan kimi lalu menggenggam erat sahabatnya dengan mata berkaca-kaca.

"kim, terimakasih juga kamu selalu mengerti perasaanku padahal sengaja aku tak ingin bicarakan hal ini. Terimakasih juga doanya. Sekarang kita pulang yuk!"

Langkah mereka tiba-tiba terhenti dan terpaku ketika melewati ruangan kosong. Keduanya terkejut melihat sosok yang sangat dikenal, tanpa disadari klara sudah sangat deras mengeluarkan air mata merasakan hatinya yang kembali tertusuk dengan pria yang dipercaya bisa membawanya ke masa depan mengukir kisah cinta bersama. Tanpa pikir panjang terlanjur emosi akhirnya klara mendatangi dua insan manusia yang sedang memadu kasih di ruangan kosong.

"prok prok prok (klara tepuk tangan) hebat kalian berdua dibelakangku. Ku kira hal kemarin bisa menjadi batas hubungan terlarang ini, ternyata aku salah berpikir kalau sudah egois tidak mendengarkan alasan kalian membohongi dibelakangku." Klara menguatkan diri berbicara lantang sambil mengusap air di ujung matanya.

"Ka..ka.. kamu klara maaf semua ini..." fabian berdalih ingin memberikan alasan kepada tunangannya karena terlanjur tertangkap basah. Dia menyadari kesalahan kali ini sungguh fatal, bahkan ia pun tidak menyadari kenapa tubuhnya begitu mudah mendekat pada cinta kecilnya untuk mengusap dan menyalurkan hasrat.

"Diam kamu!! Jangan pernah memberikan alasan apapun atas perlakuan kalian saat ini! Tidak ada lagi hal yang harus dibenarkan dengan apa yang kulihat barusan! Yang harus kamu tau, memang seharusnya kamu gak akan pernah ada di masa depanku dan sudah paling tepat dahulu ada di masa laluku. Persetan dengan tunangan kita, mulai hari ini selesai urusan kita fabian! Bicara dengan jantan pada keluarga kalau mulai hari ini selesai apa yang sudah kita impikan."

Fabian ingin mengejar klara tapi tangannya di genggam cinta yang melarangnya untuk berlari pada klara.

"Bian, bukankah ini yang kamu mau? sekarang sudah ada jalannya, tuntaskanlah semua dan kembali padaku bi." mohon cinta dengan memeluk tubuh fabian