NovelToon NovelToon
Ibu Pilihan Si Kembar

Ibu Pilihan Si Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Menikah Karena Anak
Popularitas:44.2k
Nilai: 5
Nama Author: nurul wahida

Seorang pengasuh di tempat penitipan anak menarik perhatian si kembar akan kebaikan hatinya.
"Ayah, kami ingin ibu pengasuh itu menjadi ibu kami."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurul wahida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2

"Anda?" Revan terkejut dan menunjuk wanita yang ia lihat itu.

"Kalian saling kenal?" Dari kejauhan Liana melangkah mendekat menghampiri Revan dan seseorang yang ada di hadapannya.

Revan membalikkan badan, lalu kembali menyapa dengan sopan.

"Tidak usah terlalu formal, Tuan Juanda," ucap Liana disertai dengan tawa kecil.

"Luna," panggil Liana.

"Ah, ya?" Luna adalah orang yang ditunjuk oleh Revan tadi. Ia juga terkejut melihat Revan ada disini. Betapa sempitnya dunia ini.

"Luna, kalian saling kenal?" tanya Liana kembali.

"Ah, ya. Dia salah satu orang tua di tempat aku bekerja, Ana." Luna memanggil Liana dengan nama kecilnya.

Liana menganggukkan kepalanya mengerti. "Oh iya, aku sampai lupa." Liana menyadari kesalahan kecilnya.

"Kenalkan, dia adalah Ron Tinla, tunangan saya," ucap Liana memperkenalkannya pada Revan.

Ron mengulurkan tangannya dan disambut dengan baik oleh Revan. "Revan Juanda," ucapnya.

"Dan juga, Luna adalah sepupu saya, tuan Juanda. Karena kalian sudah saling kenal satu sama lain, jadi tidak perlu perkenalan lagi, kan?" Liana tersenyum setelahnya.

"Ana, ada apa?" Luna mengalihkan percakapan Liana barusan.

Liana menepuk jidatnya. "Oh iya, aku sampai lupa," katanya.

"Mama manggil kamu," sambungnya.

"Tante sama mbak Tami gak datang?" tanya Liana setelah melihat-lihat tak ada orang yang disebutnya.

"Lalu, keponakanku yang lucu juga gak datang?" tanyanya lagi.

"Mereka datang kok, agak telat sedikit," jelas Luna.

Liana mengangguk mengerti. "Begitu, ya."

"Ayo, kita pergi ke mama kamu," ajak Luna.

"Iya. Oh." Liana melihat kearah Revan.

"Anda sekalian ikut juga, mama bilang ingin bertemu dengan kolega bisnis papa," ucap Liana.

Revan mengangguk. Liana, Luna, dan Ron berjalan didepan. Sedangkan Revan mengikuti mereka dari belakang. Lelaki itu sempat terkejut dengan kebenaran yang baru saja ia dengar. Ternyata ibu pengasuh tempat anaknya di titipkan, memiliki hubungan dengan kolega bisnisnya. Benar-benar dunia yang sempit.

"Luna," seru mama Liana. Beliau memeluk Luna dan mencium pipi kanan dan kiri Luna.

"Ama, mbak Tami, sama Lona, dimana?" tanyanya.

"Mereka nyusul, Ami." Luna tersenyum menjawabnya.

Ama Luna dan mama Liana adalah saudara kandung, satu ayah satu ibu. Liana dan Luna sering bersama sejak mereka masih kecil. Liana lebih tua setahun dari Luna. Keduanya sering di kira kembar oleh orang-orang sekitar. Nyatanya mereka beda ibu beda ayah.

"Dia calon kamu, Luna?" Tunjuk mama Liana pada Revan.

Luna melihat ke belakang dan langsung menolak dengan tegas. "Bukan, Ami."

"Mama, dia Tuan Juanda. Kolega bisnis papa yang sangat ingin mama temui," jelas Liana yang tak ingin kesalahpahaman ini berlanjut.

"Oh? Hoho, maaf ya." Mama Liana menghampiri Revan dan memberikan jabatan tangan padanya.

"Selamat malam, Nyonya. Saya Revan Juanda," salam Revan.

"Iya, selamat malam. Saya Tarsha Claiton. Tidak saya sangka bahwa anda semuda ini," ujarnya.

"Terima kasih atas pujiannya."

Revan pergi setelah menyapa nyonya Claiton. Ia kini menyapa para kolega-koleganya yang lain, yang ia lihat. Berbincang hal seperti bisnis.

"Luna, berhentilah menatapnya. Apa kamu menyukainya?" goda Liana menyenggol lengan Luna dengan bahunya.

"Suka apanya?" kesal Luna.

"Luna." Kini papa Liana yang menyapa Luna.

Luna memeluk Tuan Claiton dan menyapanya kembali.

"Sudah lama tidak melihat kamu. Apa kabar?" tanyanya.

"Sehat, Pa."

"Ama mu sama yang lain dimana?" tanyanya setelah melihat hanya keponakannya saja yang ada disini.

"Mereka nyusul, Pa. Lona lagi rewel, jadi mbak Tami agak kesulitan membujuknya," jelas Luna.

Claiton menganggukkan kepalanya. Mereka berbincang bersama. Dan kini Claiton mulai memimpin acaranya. Mengatakan kata sambutan, dan mengucapkan terima kasih karena telah datang di pesta ulang tahun putrinya. Claiton juga memperkenalkan tunangan Liana didepan publik. Karena Liana dan Ron bertunangan diam-diam sebelumnya. Dan kini adalah waktu yang tepat untuk mengumumkannya.

"Sayang, menurut kamu, bagaimana dengan Revan Juanda?" tanya tuan Claiton pada istrinya.

"Dia terlihat baik," jawab Tarsha.

"Benarkan?" Claiton tersenyum cerah mendengar jawaban istrinya.

"Apa lagi yang akan kamu rencanakan sekarang?" tanya istrinya penuh curiga.

"Tenanglah sayang, aku tidak akan berbuat apapun." Memang dia berkata begitu, namun dibalik senyumannya terdapat berbagai macam pikiran yang tak bisa ditebak.

Claiton pergi setelah pamit pada Tarsha. Ia melangkah mendekati Luna. "Luna," panggilnya.

"Iya, Pa?"

"Kamu mau menemani papa sebentar?" tawarnya.

"Ami kamu sedang berbincang dengan temannya disana. Sedangkan Liana, dia sibuk dengan tunangannya. Tinggal papa sendirian," rajuknya.

"Haha, papa seperti anak kecil saja. Ayo, kita mau kemana?" tanyanya.

Claiton tak menjawab, ia mengalungkan lengan Luna di lengannya dan membawanya pergi. Luna diam dan mengikuti saja. Dia tak berpikiran buruk tentang itu.

Namun kini pikiran Luna sudah berpikiran kearah negatif. Papanya ini berjalan menghampiri Revan. Luna menatap panik pada papanya. Namun, Claiton hanya tersenyum saja. Dia selalu menjadi korban perjodohan oleh papanya ini. Dia selalu membuatnya ikut kencan buta dengan anak-anak dari kolega bisnisnya. Semuanya memang batal, dan dia juga tak marah. Luna mengira di satu tahun terakhir ini, papanya telah menyerah. Tapi, kenapa ia dibawa menemui lelaki triplek itu? Tenang Luna, mungkin hanya sekedar menyapa.

"Tuan Juanda," panggil Tuan Claiton.

Revan yang berbincang dengan koleganya berhenti sejenak dan meminta izin sebentar. Kini ia berbalik dan menghadap ke arahnya. "Ya, Tuan Claiton?"

"Bisakah saya meminta sesuatu pada anda?" tanyanya.

Perasaan Luna mulai tak enak. Ia ingin melepas tangannya, namun ditahan oleh Tuan Claiton. Habis sudah.

"Tentu saja," jawab Revan.

"Karena sebentar lagi waktunya dansa, bisakah anda menjadi partner dansa untuk keponakan saya yang cantik ini?" pintanya.

"Papa!" protes Luna.

Revan menatap Luna sejenak. Dan Luna menatap Revan tak enak hati. Ternyata firasatnya tidak pernah salah.

"Tentu saja, Tuan Claiton," jawab Revan.

"Ya? Maaf?" kaget Luna.

"Hoho, keputusan yang bijak." Tuan Claiton menyerahkan tangan Luna ke Revan, dan disambutnya dengan baik.

"Mohon bantuannya," ucapnya.

Luna tersenyum kaku. Ucapan lelaki itu sangatlah terkesan dingin. Luna sangat merasa tak enak hati dibuatnya. Hahh, ia benar-benar tak habis pikir akan papanya ini.

Revan menuntun Luna untuk ke tengah dimana semuanya sedang berdansa sekarang. Bagi Revan tak ada salahnya. Karena dia menuruti semua ini hanya untuk membuat hati koleganya senang. Tak ada maksud lain.

"Maafkan, Papa Claiton," sesal Luna.

"Tidak masalah."

Uhh, singkat sekali. Luna jadi tidak bisa berbicara panjang lebar lagi. Lelaki ini benar-benar langsung mematikan pembicaraan.

Luna merasakan tangan Revan kini berada di pinggangnya. Revan juga menuntun tangannya, ia meletakkan tangannya di pundak lelaki itu. Kemudian memegang tangannya yang satu lagi.

Mereka mulai berdansa mengikuti alunan lagu. Pelan dan terarah. Tak disangka lelaki ini sangat pandai menari. Luna ayolah, dia sudah pernah menikah. Tentu saja dia mengetahuinya. Apalagi dia ini seorang pemilik perusahaan.

Karena memikirkan hal itu, Luna tak sengaja menginjak kaki Revan, hingga terdengar lirihan seksi dari bibirnya. Luna menyadari hal itu. Ia terkejut lalu sedikit memundurkan tubuhnya. "Maafkan saya," sesalnya.

"Tidak apa-apa, sekarang fokuslah," ujar Revan.

Di lain tempat, Tuan Claiton, Nyonya Tarsha, dan juga Liana melihat kearah mereka berdua.

"Bukankah mereka itu serasi, sayang?" tanya Claiton pada kedua wanita yang ia cintai.

"Ternyata ini rencana kamu." Tarsha mencubit pinggang Claiton pelan.

"Aww," ringisnya.

"Mereka sangat serasi, Pa. Bagaimana kalau papa jodohkan saja Luna dan Tuan Juanda itu?" usul Liana.

"Kalian ini. Tapi, mama dengar-dengar, Tuan Juanda itu sudah pernah menikah. Bukankah begitu, Pa?" tanya Tarsha.

"Iya, tapi saat ini dia duda. Istrinya meninggal disaat melahirkan anak-anaknya," ucap Claiton.

"Kasihan sekali."

Sesi dansa telah berakhir, namun musiknya belum benar-benar berakhir. Luna yang terhanyut dalam tatapan Revan tak sadar akan hal itu. Sedangkan Revan, lelaki itu hanya mengikuti nada musiknya saja. Ia juga tidak menyadari bahwa orang-orang telah menyingkir, karena dansa sudah berakhir.

"Sepertinya mereka berdua tehanyut dalam dansa ini. Benar-benar suami istri yang romantis." Revan mendengar ucapan itu, ia langsung menghentikan dansanya dan mundur meninggalkan Luna sendirian disana dengan kebingungan.

...To be continue ...

1
LISA
Happy birthday for twins..happy selalu y bersama ortu kalian..makin maju jg dlm study 😊🙏🎂🍨
harwanti unyil
semoga menjadi awal yg baik
harwanti unyil
hidup terus berjalan mas kehilangan seseorang bukan berarti dunia berhenti, terus lh berjalan karena masih banyak hal yg indah di depan kehilangan seseorang jadi kn pelajaran buat kita dn jangan sampek km kehilangan seseorang untuk yg kedua kalinya
LISA
Revan udh mulai jatuh cinta sama kamu Luna 😊
Holipah
cari kesempatan aja kamu 🤣🤣
LISA
Benarkah hny sekedar menolong..🤭 pasti Revan udh mulai suka nih sama Luna
LISA
Ya Kak gpp koq.
cpt pulih y Kak.makasih y utk update nya
LISA
Cpt sembuh y Kak..terimakasih y udh update
nurul wahida: terima kasih ya🤗
total 1 replies
LISA
Revan hanya berpura² romantis di dpn keluarganya
LISA
Terimakasih y Kak utk up nya..cpt sembuh y Kak..
Lintang Alihan
bagus Thor ... semangat
Holipah
semoga cepat sembuh kak Thor
LISA
Cpt sembuh y Kak
LISA
Jadi ibu RT saja Luna..mengurusi si kembar
harwanti unyil
awas entr jadi buncin
pinka
Kasian Luna, paling males kalo ga bisa lepas dari masalalu
LISA
Kasihan Rara..dia takut klo ditinggalkan Ibu Luna..
Nia Black
sabar Luna tunggu revan bucin sm kamu
LISA
Happy wedding Luna & Revan..bahagia selalu y..Revan hrs bisa mencintai Luna
LISA
Wah udh kurang 3 hari nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!