CINTA ARUMI

Denizh masih tersenyum hingga keluar dari ruang seminar, Ia tidak henti- hentinya menyunggingkan senyum saat mengingat pernyataan Arumi di hadapan semua orang. Sebuah pernyataan yang menegaskan hubungan mereka hingga mampu membuat hatinya berdebar kencang.

"Senyum aja terus sampai itu gigi kering" Sindir Fandi yang mulai kesal melihat kelakuan bosnya.

Denizh acuh, ia tidak menghiraukan ucapan Fandi, ucapan asistennya itu bagai angin lalu baginya.

"Sekarang kita mau kemana?" Tanya Fandi.

"Kita pulang" Sahut Denizh sembari melangkah pergi.

"Pulang! Pulang kemana? Pulang kehotel atau ke Jakarta".

"Jakarta" Sahut Denizh yang sudah melangkah jauh.

"Lah kok ke Jakarta. Terus miss Arumi bagaimana?".

Fandi berlari mengejar Denizh.

"Arumi bagaimana?"Tanyanya lagi.

"Dia bisa pulang sendiri" Sahut Denizh santai.

Denizh melanjutkan langkahnya hingga sampai ke mobil, lalu meminta Fandi untuk bergegas melajukan mobilnya. Tidak ada yang perlu Denizh khawatirkan lagi saat ini karena semua sudah jelas jika ia sudah menjadi pemenangnya. Sekarang semua orang sudah tahu jika Arumi sudah menikah dan telah menjadi istri orang, dan dialah yang memilikinya.

Setelah hari itu, minggu berikutnya Denizh kembali mengikuti seminar Arumi dan ia telah memesan tiket khusus agar bisa melihat penampilan sang istri dari jarak dekat. Denizh sengaja memesan tempat duduk tepat di depan panggung utama dengan sebuah tujuan, ia berniat ingin menunjukkan jati dirinya pada semua orang jika ia lah suami sah miss Arumi. Tentu saja tindakan Denizh tersebut membuat Arumi menjadi terheran- heran, ia heran kenapa tiba- tiba Denizh bisa berubah seperti itu padahal sebelumnya ia sudah mengatakan jika acara seminarnya tidak menyenangkan baginya. Meskipun begitu Arumi merasa senang melihat perubahan Denizh, walau pria itu tidak mengatakan secara langsung tapi ia tahu jika sang suami mendukung kariernya.

Acara Arumi kembali meraih kesuksesan besar dengan jumlah peserta yang hadir melebihi kapasitas gedung. Berkat videonya yang viral di media sosial, nama Arumi semakin di kenal di jagat maya hingga menjadi trending topik dan tentu saja hal itu memberikan dampak positif untuk karier Arumi. Tanpa di duga, Arumi mendapat banyak tawaran dari berbagai universitas dan juga komunitas remaja untuk mengisi seminar dan kuliah umum di tempat mereka.

"Kamu hebat Arumi, penampilanmu membuat semua orang terpesona" Ucap Lia pada Arumi setelah acara usai.

"Jangan berlebihan memujiku, Lia. Aku tidak sehebat itu. Semua ini berjalan sukses berkat kamu dan juga berkat semua tim yang bertugas. Tanpa kalian, acara ini tidak akan sesukses ini" Jawab Arumi.

"Tapi tetap saja di seminar ini, kamulah yang menjadi bintangnya" Sambung Lia.

Arumi tersenyum bahagia mendapat pujian dari sahabatnya, setelah itu ia melempar pandangannya menjadi sosok pria yang sejak tadi mencuri perhatiannya.

"Kamu sedang mencari siapa?" Tanya Lia saat melihat Arumi celigak celiguk seperti sedang mencari seseorang.

"Aku mencari suamiku" Sahut Arumi.

"Suamimu,,,,!" Lia terkejut mendengar ucapan Arumi, ia tidak tahu jika suami Arumi hadir di tempat itu.

"Suamimu datang ke seminarmu? Dia ada disini?" Tanya Lia seolah tidak percaya.

"Iya, suamiku datang. Dia duduk tepat di hadapanku. Itu, disana!" Arumi menunjuk sebuah kursi kosong yang terletaj tepat di hadapannya.

"Hah!" Lia menutup mulutnya yang melonggo lebar, ia tidak percaya jika pria asing yang sempat mencuri perhatiannya selama seminar berlangsung adalah suami Arumi.

"Pria itu suamimu,,,? Ah, aku tidak percaya ini. Aku hampir saja jatuh cinta pada suami temanku sendiri" Ucap Lia seraya menutup wajahnya karena merasa sangat malu pada Arumi.

"Hhhhh,,,!" Arumi terkekeh kecil mendengar ucapanLia yang terlalu jujur.

Arumi kembali melihat kerumunan penonton yang sedang ninggalkan gedung seminar untuk mencari Denizh dan setelah lama mencari akhirnya ia menemukan pria tersebut. Denizh terlihat sedang berdiri di sudut ruangan sambil bersandar di dinding dengan kedua tangan bersilang di dada dan menatap lurus keatas panggung utama. Arumi langsung menyunggingkan senyum saat menyadari suaminya masih berada di tempat itu dan tidak langsung pergi seperti minggu lalu.

"Denizh masih disini, dia belum pergi. Apa dia sedang menungguku" Batinnya bersorak riang.

"Lalu dimana suamimu,,,?" Tanya Lia kemudian.

"Itu, disana. Dia sedang berdiri di sudut sana" Sahut Arumi seraya menunjuk dengan ekor matanya.

Lia mengikuti arah pandangan mata Arumi dan ia langsung menangkap sosok pria yang sempat mencuri perhatiannya.

"Suamimu telihat tampan meski di lihat dari sudut manapun" Puji Lia yang masih terpesona pada suami sahabatnya.

"Terima kasih atas pujiannya. Tapi aku akui, ucapanmu tadi memang benar. Suamiku memang pria yang sangat tampan" Sambung Arumi.

"Maaf, Lia. Sepertinya aku harus pergi sekarang. Suamiku telah lama menunggu" Ucap Arumi sambil melangkah pergi.

"Ya, baiklah. Sampai jumpa lagi minggu depan. Dan sampaikan salamku untuk suamimu" Lia terpaksa berteriak kencang karena Arumi telah melangkah menjauh.

Arumi melambaikan tangan sembari memberikan sebuah jempol untuk Lia, kemudian ia meneruskan langkahnya.

"Kamu masih disini!" Seru Arumi sesaat setelah dirinya berhasil menyusul Denizh.

"Aku hanya sedang menunggu semua orang keluar agar aku bisa keluar dengan leluasa. Kamu tahu sendirikan, aku tidak suka keramaian" Dusta Denizh.

Arumi mendelik mendengar ucapan suaminya.

"Cih, dasar pembohong" Cibir Fandi dengan volume rendah.

Tentu saja ucapan Denizh bohong karena kenyataannya pria itu memang sedang menunggu istrinya.

"Apa kamu akan pulang sekarang? Boleh aku ikut bersamamu?" Tanya Arumi penuh harap.

"Tidak bis,,,,!" Ucapan Denizh terpotong oleh Fandi.

"Tentu saja boleh. Miss Arumi boleh ikut pulang bersama kami" Sahut Fandi cepat.

"Benarkah, terima kasih" Ucap Arumi sambil tersenyum senang.

Sementara itu Denizh melotot pada Fandi dengan mulut komat kamit seolah sedang menyumpahi sang asisten.

"Semua barang- barangku masih di hotel, jadi kita mampir kehotel dulu ya" Ucap Arumi kemudian.

"Don't worry miss Arumi. Kemana pun anda akan pergi, saya akan setia menemani" Sahut Fandi.

"Terima kasih" Sambung Arumi.

Denizh menatap tajam pada Fandi namum Fandi tetap bersikap cuek seolah tatapan si bos tidak mampu mengintimidasinya. Arumi dan Fandi melangkah keluar sementara Denizh terpaksa mengikuti istri dan asistennya dari belakang. Sampai di hotel Arumi langsung menuju ke kamar dan membereskan semua barang- barangnya setelah itu ia kembali ke lobby untuk menemui Denizh dan Fandi yang telah menunggunya.

♥︎♥︎♥︎

Kita lanjut besok ya,,,

Tinggalkan jejak jika kalian menyukai novel ini

Please like, koment dan vote yang banyak

Terima kasih,,,

.