NovelToon NovelToon
SKUAT INDIGO 3

SKUAT INDIGO 3

Status: tamat
Genre:Horor / Action / Fantasi / Tamat / Epik Petualangan / Perperangan / Keluarga
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Akbar mendapatkan sebuah undangan dari Kerajaan Laut Selatan. Kali ini ia akan berpetualang dalam sebuah misi yang membawanya menjelajahi dalam luasnya lautan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6 TERATAI EMAS

Teratai Emas. Sebuah benda pusaka yang memiliki khasiat kekuatan sebagai alat pelindung diri dan juga mempunyai dampak keistimewaan bagi siapa saja yang memilikinya yaitu menjadi terlihat awet muda. Senjata pusaka yang berbentuk bunga dengan kelopak-kelopak yang terbuat dari emas itu adalah benda yang sudah langka. Dalam misinya kali ini Akbar sangat membutuhkan benda tersebut.

              Teratai Emas akan digunakan oleh Akbar untuk menyelimuti jantungnya. Misinya kali ini akan membawanya langsung berpetualang ke dalam dasar lautan dunia gaib. Tubuh manusianya membutuhkan ketahanan yang luar biasa untuk bisa menghabiskan waktu di dalam air. Setelah sudah memastikan bisa bernafas di dalam air kini Teratai Emas adalah tahapan selanjutnya sebelum ia melangkah lebih jauh lagi.

              Masalahnya bagi Akbar dan juga Mos adalah mendapatkan benda pusaka itu tidaklah semudah belajar mengendalikan diri bernafas di dalam air. Teratai Emas adalah pusaka langka yang sudah tidak bisa didapatkan dengan mudah begitu saja. Mos pun memberikan pilihan paling mudah bagi mereka untuk mendapatkan benda pusaka yang hanya tinggal tersisa beberapa saja di bumi ini.

              “Kenapa tidak langsung petik di tempat tumbuhnya saja?”, tanya Akbar.

              “Habitatnya sudah punah”, jawab Mos.

            “Memangnya darimana Teratai Emas itu berasal?”, tanya Akbar.

              “Di sebuah gunung yang sekarang sudah tenggelam”, jawab Mos.

              Akbar tiba di sebuah kota kecil yang tidaklah cukup banyak orang yang tahu. Di tempat itu ia menuju ke sebuah desa yang di sana ada sebuah bukit di tengah persawahan yang hendak menjadi tujuannya. Di situlah tempat tinggal para siluman ular tanah berada. Dan di pemukiman kecil itulah cara paling mudah bagi Akbar dan Mos tanpa harus bertaruh nyawa dengan serius untuk mendapatkan Teratai Emas.

              Akbar dan Mos akan memainkan perannya masing-masing. Mos si katak merah terlebih dahulu akan membuat kegaduhan di markas Siluman Ular Tanah guna memancing ular-ular gaib itu keluar dari sarangnya. Setelahnya Akbar akan memainkan lakon menjadi seorang manusia tersesat yang menjadi korban tipu daya kecantikan Sang Ratu Ular kerajaan pinggiran itu untuk dijadikan santapan mereka.

              “Kau yakin harus melakukan semua rencanamu ini?”, tanya Akbar.

              “Alangkah baiknya jika kita meminjam pusaka itu secara baik-baik”, lanjut Akbar yang sebenarnya tidak mau repot.

              “Jangan bergurau wahai manusia. Sejak kapan jin air dan jin darat hidup berdampingan?”, bantah Mos.

              “Tapi apa kau yakin bisa selamat dari ular-ular yang jumlahnya ribuan itu?”, Akbar tampak masih meragukan kesaktian teman seperjalanannya itu.

              “Jangan bergurau wahai manusia. Aku adalah pemimpin pasukan katak punggung merah dari Kerajaan Sungai Barat yang begitu disegani. Aku hanya akan bermain-main saja dengan ular-ular kecil itu sebelum kau mendapatkan pusaka itu”, tegas Mos.

              Dengan mengecilkan wujudnya Mos datang ke persinggahan Siluman Ular Tanah dengan membuat ribut mengobrak-abrik tempat tinggal mereka. Sontak ribuan siluman ular tanah berdesis. Bersama-sama mereka memburu Mos yang lari menjauh dari bukit singgasana mereka.

              Akbar berlagak seperti orang yang sedang tersesat mencari jalan. Ia berperan menyamar sebagai seorang yang sedang berburu burung ataupun binatang lainnya di bukit itu. Ia rebahkan dirinnya di bawah sejuk rindang pepohonan di sana. Ia memejamkan matanya memberitahukan tanda betapa lemah dan lengahnya dirinya sebagai manusia.

              Baru sebentar saja manusia bertampang memelas itu mengeluh sudah dibawa masuk ke alam mereka. Itu artinya akting Akbar meyakinkan. Baru juga membuka mata ia sudah berada di kawasan tempat tinggal para Siluman Ular Tanah. Pura-pura terbius Akbar menyusuri tempat itu sampai ia menemukan sebuah rumah yang sudah dipersiapkan untuknya. Ia pun dengan lugu mendatangi rumah asing itu.

              “Permisi”, kata Akbar.

              Dari dalam rumah keluar sosok perempuan muda yang kecantikannya begitu mempesona.

              “Saya ini berada dimana ya?”, tanya Akbar polos.

              Perempuan itu dengan malu-malu dan tanpa berkata satu patah katapun meminta tamunya untuk masuk ke dalam rumah dan mempersilahkannya duduk. Ratu Siluman Ular Tanah yang sedang memainkan sandiwaranya itu meminta Akbar untuk meminum air yang sudah dipersiapkan untuknya di atas meja. Untuk menyempurnakan penyamarannya Akbar pun meneguk minuman di gelas kayu yang lantas membuatnya pura-pura kehilangan kesadaran.

              Sosok perempuan cantik pemilik rumah asing itu dimata Akbar dengan mudah bisa dilihatnya sebagai sosok ular bertubuh manusia dengan penampilan yang mengerikan dibalik wajahnya yang sesungguhnya. Teratai Emas itu dikenakan di kepala sang ular bagaikan sebuah mahkota.

              Terjaga dalam diamnya Akbar tiba-tiba harus terbangun ketika waktunya sudah tepat. Tubuh siluman ular itu melilit badan mangsanya. Dan yang dikhawatirkan Akbar pun terjadi. Kenyataannya Ratu Ular itu tidak hanya tertarik untuk menjadikan dirinya sebagai makanannya saja. Tapi dari cara Ratu Ular itu melilit tubuhnya perempuan jadi-jadian itu juga berniat untuk mengawininya. Sebelum itu semua terjadi dan kebablasan Akbar menunjukkan siapa dirinya yang sesungguhnya. Hanya dengan sekali dorongan Ratu Siluman Ular Tanah itu langsung terpental. Tanpa melupakan maksud dan tujuannya Akbar pun berhasil mengambil Teratai Emas dari kepala ular siluman itu.

              “Siapa kamu sebenarnya?”, Sang Ratu gemetaran.

              “Tenang saja aku hanya akan meminjamnya untuk sementara waktu”, ucap Akbar.

              “Jangan mengejarku atau aku akan membunuhmu”, ancam Akbar.

              Peristiwa itu benar-benar membuat ketakutan Ratu Siluman Ular Tanah yang kini tengah kehilangan kecantikannya berbubah wujud menjadi nenek-nenek peyot yang sama sekali tidak ada daya tariknya. Kejadian itu juga membangkitkan jiwa Akbar yang sesungguhnya ketika sudah berada di alam tanpa batas untuk dirinya bisa melakukan apa saja.

              Mengetahui kawannya Akbar sudah mendapatkan yang mereka mau Mos pun mengakhiri bermain kejar-kejaran dengan para ular-ular tanah penghuni bukit itu. Mos membesarkan tubuhnya melebihi ukuran normalnya. Ia pun berhenti berlari lalu berbalik menghadapi kedatangan ular-ular siluman yang sedang mengejarnya. Melihat wujud Mos yang mengancam ular-ular itu pun berbalik arah dan kabur ketakutan. Mos sang katak merah sempat menangkap beberapa ular gaib berkekuatan lemah itu untuk dimakannya.

              “Bagaimana kau sudah puas?”, tanya Akbar kepada Mos.

              “Bagaimana pun juga aku harus menunjukkan eksistensi kami sebagai perwakilan dari makhluk air bahwa kami lebih unggul dari pada makhluk-makhluk darat”, ungkap Mos dengan bangga.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!