Isabella Dawson butuh uang banyak untuk biaya operasi kanker ibunya.
Jalan satu satunya yang bisa dia pikirkan untuk mendapatkan uang banyak dan cepat, hanyalah dengan menjual dirinya pada pria paling kaya yang dia temui di klub malam tempat dia bekerja.
Dan orang itu adalah Edgardo Van Hook, seorang ketua mafia terkenal yang berusia lebih dari 2 kali usia dirinya, sosok pria yang lebih cocok menjadi ayahnya.
Tapi Isabella tidak punya pilihan, karena hanya pria itu yang punya uang sejumlah yang dia butuhkan.
Penasaran dengan cerita antara Isabella dan Edgardo?Silahkan baca reader🥰.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Pikiran Kotor.
Haaah! Ini mengesalkan, dia sekarang ingin bercinta dengan Isabella, bukannya berdebat seperti ini hanya karena sejumlah uang yang bahkan untuknya akan habis dalam hitungan detik tapi dipermasalahkan sebegitu hebat oleh gadis itu.
Apa susahnya menerima saja uang itu, tidak perlu harus menggunakan hitungan matematika seperti sekarang. Apa gadis itu pikir saat dia mengeluarkan uang untuk sesuatu yang dia sukai dia akan berpikir berapa banyak itu.Tidak,bahkan sebenarnya yang dia berikan sekarang jumlahnya sangat sedikit. Dia ingin memberikan berkali lipat dari jumlah itu tadi, tapi tidak dia lakukan. karena tidak mau membuat Isabella tersinggung. Edgardo menghargai Isabella,selayaknya pria terhadap perempuan yang dia sukai. Bukan hanya sebagai teman tidur yang dia bayar setelah mereka selesai berhubungan.
Tapi ternyata sikap Isabella lebih keras kepala dari yang dia pikirkan. Karena mengajaknya berdebat untuk sesuatu yang tidak penting baginya juga disaat yang benar benar tidak tepat. Membuat dia tambah sakit kepala dan moodnya benar benar sudah rusak, tidak selera lagi mengajak gadis itu untuk bercinta sekarang.
Kalau dia memaksa Isabella untuk melakukan, dia takut malah akan menyakiti Gadis itu nanti jadi... Edgardo memutuskan menunda keinginannya tadi.
" Terserah kau saja, Bella. Bikin mood ku rusak saja." Lalu Edgardo bangun dari duduknya dan berjalan menjauh dari hadapan Isabella.
Melihat Edgardo menjauh, Isabella langsung mengejarnya berniat menghentikan.
" Tuan Edgardo, anda mau kemana?" tanyanya merasa bersalah.
Edgardo menolah sebentar sebelum kembali berjalan menuju kamar mandi.
" Mandi dan keluar,lalu kemana lagi?" Dia menjawab sambil lalu pertanyaan gadis itu.
" Tapi kita belum melakukannya? Bagaimana anda bisa pergi?"tanya Isabella mengejar Edgardo sampai didepan pintu toilet, bahkan sampai melongokkan kepalanya kedalam toilet, karena pintunya tidak dikunci oleh pria itu.Membuat Edgardo yang sudah akan membasahi tubuhnya di shower,menoleh menatap kearah Isabella didepan pintu kamar mandi dan bicara.
" Lalu? Kalau belum,apa kau mau kita melakukannya sekarang, disini?" dia menunjuk kedalam kamar mandi tempat dia berdiri.
Kali ini balik Isabella yang terdiam dan berdiri kaku, mendengar yang dikatakan pria itu.
"Mau atau tidak?! Kalau tidak keluarlah! Aku harus mandi sekarang. Kecuali kau mau menemani aku mandi, tapi aku tidak janji akan bersikap lembut kalau kau masuk nanti, karena..."
" Aku keluar sekarang tuan! Anda mandi saja sepuasnya!"
BRAK!
Lalu dia menutup pintu kamar mandi dengan keras, karena khawatir Edgardo berubah pikiran dan menariknya lalu menyerangnya didalam kamar mandi,meski begitu setelah dia duduk ditepi ranjang untuk menenangkan diri. Apa yang tadi dikatakan Edgardo terasa sangat menggoda dan tanpa sadar membuat Isabella jadi memikirkan bagaimana kira kira rasanya kalau berhubungan se*s didalam sana tadi, bersama pria yang punya tubuh bagus seperti Edgardo itu.Apa seperti yang pernah dia lihat difilm atau di novel roman yang dia baca.
Dia jadi tercenung, karena kembali ingat bagaimana rasa sentuhan tangan dan bibir pria itu saat menyentuh kulit telan*angnya.
Membuat wajah dan tubuhnya terasa meremang,panas. Sampai tidak mendengar Edgardo sudah keluar dari kamar mandi dan mengernyit heran melihat ekspresi wajah Isabella.
" Apa yang sedang kau pikirkan sekarang?"
Isabella tersentak dia hampir saja terlonjak saking terkejutnya, sebab tidak menyangka, kalau pria itu sudah keluar dari kamar mandi.
Dia menoleh kearah Edgardo yang sedang berjalan menuju ruang ganti, hanya dalam balutan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya, serta rambut yang masih dalam kondisi setengah basah karena dikeringkan asal dengan handuk.
" Sangat sexy...." gumamnya tidak sepenuhnya lirih hingga Edgardo samar bisa mendengar kalau dia mengatakan sesuatu.
" Kau bicara apa, Bella?" tanya pria itu, menoleh lagi kearah Isabella yang terus menatap kearah Edgardo tanpa berkedip dan wajah terlihat memerah.
Isabella tidak menjawab pertanyaan Edgardo, karena mata dan otaknya terlalu sibuk melihat dan membayangkan sosok Edgardo yang sedang mengenakkan pakaiannya. Menurut Isabella,gerakan tangan Edgardo saat memasang satu persatu kancing di kemeja itu sangat luwes dan sensual, seperti saat...Akh!
Hingga membuat dia membayangkan sesuatu yang panas dan berpikir bagaimana kalau dia yang memasangkan kancing kancing itu,apa mereka juga akan bermesraan sambil tangannya sibuk memasukan setiap kancing kelobangnya atau...
" Apa yang membuat wajahmu sampai seperti tomat direbus begitu?Apa aku sedang membayangkan sesuatu yang kotor?" tanya Edgardo dengan sedikit membungkuk mengamati serius raut wajah Isabella yang dia tau sejak tadi terus saja menatap kearahnya, tapi sengaja tidak dia hiraukan.
Karena melihat penampilan Isabella sekarang yang sedang menahan gairah, ternyata sangat menyenangkan dan jujur saja menurut Edgardo itu sangat sexy.
Aura se*sual terpancar secara alami dari gerakan, tatapan juga suara halus tidak jelas yang dikeluarkan Isabella sekarang.
Meski penampilan Isabella sekarang sangat menggodanya, dia tidak berniat menyentuh gadis itu. Dia akan menyimpan keinginan itu sampai nanti setelah pulang.
Dan akan membiarkan Isabella merasakan panas dingin sepanjang hari ini, tanpa bisa menyalurkan keinginannya.
" Aku...Saya..."
" Dari pada kau terus memikirkan sesuatu yang kotor didalam kepalamu, sebaiknya sekarang mandi sana, lalu oleskan obat di bagian tubuh mu yang masih lebam. Aku tidak punya waktu untuk membantumu melakukannya.Nanti malam saat aku pulang aku yang akan melakukan itu, sekarang lakukan dulu sendiri." Perintah Edgardo, memotong ucapan gugup Isabella yang malah merasa semakin gugup saat mendengar perintah yang dikatakan pria itu, karena sebagian ucapan Edgardo tanpa sadar membuat otaknya jadi berpikir liar, mengenai apa yang akan dilakukan pria itu padanya nanti malam.
Apa hanya akan mengoleskan obat seperti tadi malam sebelum dia tidur atau....melanjutkan yang tadi batal mereka lakukan? Yang mana? Isabella penasaran tapi tidak bermain bertanya karena tidak mau Edgardo tau apa yang dia pikirkan sejak mengenai pria itu.
" Tapi sebaiknya jangan keluar dari kamar ini tanpa aku ada.Karena nanti aku akan menugaskan pelayan perempuan untuk mengurusi semua kebutuhan mu selama dikamar termasuk membawakan makanan dan pakaian ganti untukmu." Isabella mengangguk patuh, mendengar yang dikatakan dan diterangkan Edgardo.
Karena sebenarnya hari ini dia memang tidak berniat kemanapun termasuk meninggalkan kamar itu. Dia masih ingin hanya berada dikamar, beristirahat sambil menikmati semua kemewahan dan kenyamanan dari fasilitas yang ada dikamar milik pria itu. Mumpung dia masih berada disana, besok baru dia berniat pergi dari Mansion itu, kembali kerumahnya lalu juga kerumah sakit menjenguk ibunya serta bicara dengan dokter Anderson mengenai operasi ibunya.
Dia akan minta pada dokter Anderson supaya operasi ibunya bisa segera di lakukan, agar ibunya bisa segera sembuh. Sebab sekarang dia sudah punya uang untuk biaya operasi tersebut.
sungguh mantap sekali ✌️🌹🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘