NovelToon NovelToon
Demi Apapun Aku Lakukan, Om

Demi Apapun Aku Lakukan, Om

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Duda
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Naim Nurbanah

Kakak dan adik yang sudah yatim piatu, terpaksa harus menjual dirinya demi bertahan hidup di kota besar. Mereka rela menjadi wanita simpanan dari pria kaya demi tuntutan gaya hidup di kota besar. Ikuti cerita lengkapnya dalam novel berjudul

Demi Apapun Aku Lakukan, Om

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Jari-jarinya menggenggam rokok lebih erat, napasnya sesekali mengikut debu yang mengapung di udara. Wanda, wanita muda berusia belum dua puluh tiga tahun dengan postur yang proporsional, sering hadir dalam pikirannya. Senyum manis gadis itu seperti kontras tajam dengan kekosongan yang selama ini menyelimuti hatinya. Namun, saat melihat wajah Wanda, tak lepas dari bayang-bayang anak gadisnya yang sedang beranjak remaja, membuat hati Marcos teraduk-aduk antara rindu dan beban yang tak terucap.

Wanda menatap langit kelabu di balik jendela kamar kecilnya, dadanya sesak menahan beban yang terasa makin berat setiap hari. Sejak orang tuanya tiada, semua tanggung jawab seakan menempel erat di bahunya yang kecil. Adik-adiknya menatapnya dengan harap, sementara tabungan kuliah yang dulu sempat ada kini tinggal mimpi.

 Suatu sore, seorang wanita datang menawarkan pekerjaan di sebuah kafe. Wanda mengernyit, ragu. Tapi saat malam-malam berat menghantam, bisikan kebutuhan memaksa langkahnya menyusuri jalan berliku. Ia terjebak di antara harapan dan risiko yang menggigit, menemani pria-pria yang mencari perhatian demi mendapat uang cepat. Wanda meremas ujung kain bajunya, suara hatinya bergejolak.

 "Ini bukan jalan yang aku mau, tapi... apa lagi pilihan lain?" gumamnya pelan, air mata nyaris jatuh tapi ia tahan rapat. Di balik keputusannya yang berat, ada tumpukan mimpi dan janji yang ingin ia pertahankan, walau langkahnya kini mulai gelap dan penuh teka-teki.

Wanda duduk perlahan di atas kedua paha Om Marcos, napasnya bergetar halus saat bibirnya menyentuh leher pria paruh baya itu. Mata Om Marcos terpejam, seolah tenggelam dalam kehangatan sentuhan Wanda yang mulai mengelus dadanya dengan lembut. Kerinduan lama pria duda itu muncul, membuat dadanya berdetak lebih kencang.

Wanda menapak bibir tebal Om Marcos, mengusapnya pelan sebelum menciumnya dengan penuh perasaan. Perlahan, Om Marcos membalas, tangan pria itu menyusup di punggung Wanda, membalas kehangatan yang selama ini hanya dia bayangkan. Suasana itu terasa begitu dekat dan asing sekaligus, memeluk mereka dalam keheningan penuh arti.

Wanda menarik napas pelan, suaranya pelan, “Om Marcos...” seolah meminta izin sebelum melangkah lebih jauh.

Tuan Marcos mengangguk pelan, matanya yang mulai redup memberi lampu hijau tanpa kata. Dengan lembut, Wanda mulai memainkan perannya, jarinya menari perlahan mengikuti irama yang dia ciptakan sendiri. Tuan Marcos duduk tegak, kepalanya sedikit menengadah, wajahnya terhanyut dalam kenikmatan yang merayap naik, napasnya melembut.

Gerakan kepala Wanda yang ritmis membuat udara di sekitar mereka seolah ikut bergetar. Matanya yang terpejam menguatkan kesan tenggelam dalam sensasi itu.

 “Kamu memang benar-benar pandai,” bisik Tuan Marcos sambil meraih dagu Wanda dengan jari hangatnya, menahan wajahnya sejenak. Setelah itu, ia mengulurkan gelas minuman ke Wanda, yang membalasnya dengan senyum tipis, sebelum kembali mengabdi penuh perhatian dan membuat Tuan Marcos semakin puas.

Marcos menekan tombol mobilnya, napasnya tercekat sejenak saat bayangan di pikirannya mulai bermain. Saat sampai di depan mansion megah miliknya, matanya menangkap sosok kecil yang baru saja menghilang ke dalam salah satu kamar. Rasa penasaran bergolak di dadanya, alisnya berkerut tajam.

“Kenapa ada gadis kecil di sini? Apa dia benar-benar putriku?” pikirnya keras, wajahnya campur aduk antara heran dan cemas. Dia melangkah pelan ke pintu, tangan kanan mengecek arloji yang bergantung di pergelangan—senyuman tipis muncul.

 “Kalau dia benar putriku, aku harus buat kejutan yang tak terlupakan.” Hatinya berdebar, harapan dan misteri bercampur, menanti saat-saat yang akan mengubah segalanya.

Tuan Marcos membuka pintu kamarnya pelan-pelan, langkahnya terasa berat meski berpakaian rapi dengan jas dan dasi. Matanya langsung tertuju pada sosok kecil yang berbaring di ranjang mewah, memeluk guling seolah mencari kehangatan yang sama seperti yang ia rindukan. Dia melepas sepatu dan kaus kakinya dengan lembut, lalu menggenggam kerah jas mahalnya, melepaskan satu demi satu sambil menahan senyum haru. Kemeja hitam bermerek pun ikut menghilang, menyisakan kaos oblong putih dan celana kain kerja yang mulai terasa terlalu formal untuk momen ini.

“Tumben kamu yang datang ke kamar papa,” gumamnya pelan, suara lembut penuh kasih yang terasa seperti obat setelah sepi semalam.

 “Pasti kamu kangen karena papa nggak pulang.” Salsa mengangkat wajah kecilnya, matanya yang mengantuk tapi berbinar menatap balik. Tanpa kata, ia merengkuh lagi gulingnya, terasa seperti pelukan kecil untuk hati yang sama-sama butuh.

Tuan Marcos melangkah perlahan ke ranjang empuk yang lebar, berusaha tak membangunkan gadis kecil yang sudah terlelap di sana. Matanya menatap lembut pada guling besar yang dipeluk erat oleh si kecil. Hatinya melembut ketika tangannya meraih guling itu, lalu dengan hati-hati ia melingkarkan lengannya di pinggang ramping putrinya dari belakang. Bibirnya menempel hangat di pipi halus itu, menghirup aroma khas yang selalu membuatnya tenang.

"Sayang, kayaknya kamu capek banget ya," suara Marcos berbisik pelan.

"Pulang kuliah langsung tidur di kamar ayah tanpa ganti baju dulu."

Ia mencium lembut pundak kecil itu, seolah ingin meyakinkan bahwa dunia ini masih aman untuknya. Kedua tangannya tetap memeluk erat, menyalurkan rasa sayang yang tak terhingga. Lama-kelamaan, kelelahan juga menyerang Marcos. Perlahan, matanya tertutup, terbuai dalam damai, sementara ia tetap memeluk putri kesayangannya dalam pelukan hangat yang tak terpisahkan.

Salwa terbangun dengan perlahan, matanya masih berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya di sekitarnya. Tubuhnya terasa hangat, terlilit pelukan seseorang yang membuatnya terpaku sejenak.

"Siapa ini? Om Marcos? Ayahnya Salsa?" pikirnya dengan jantung berdebar kencang.

Seharian mengikuti kuliah di kampus sudah membuat kepalanya pening, tapi kenapa kini dia malah terjebak dalam pelukan pria yang tak pernah ia duga akan sedekat ini?

Di kamar yang sepi itu, wangi tubuh lelaki itu tercium jelas, menguar di udara dan menusuk inderanya. Napasnya yang hangat berhembus di leher Salwa, membuat dirinya hampir tergoda, padahal hatinya sudah riuh oleh kebingungan. Dia ingin melepaskan diri, tapi sadar, jika bergerak, bisa jadi lelaki itu akan melihat wajahnya yang masih setengah tertidur dan penuh kebingungan. Sementara itu, pikirannya melayang pada sahabatnya yang sudah tidur pulas di kamar sendiri, jauh dari kerumitan ini.

Sebenarnya dia hanya disuruh tidur di kamar ayah sahabatnya itu, yang biasanya jarang pulang. Tapi siang menjelang sore ini, tuan Marcos malah tiba-tiba pulang lebih awal. Detik-detik yang menegangkan itu membuat Salwa takut, bingung, dan jantungnya tak henti berdetak kencang, terperangkap dalam pelukan yang tak ia inginkan.

Salwa terkekeh dalam hati saat merasakan tangan berotot itu terentang di pinggangnya.

"Haduh, kenapa ya tangannya bisa di sini?" gumamnya sambil mengusap perlahan lengan pria matang itu. Anehnya, kenyamanan yang terasa malah membuat dada Salwa berdebar tak menentu.

Dengan hati-hati, dia memutar badan supaya bisa menatap wajah tampan tuan Marcos dengan leluasa. Matanya menyapu setiap garis tegas di wajah pria yang jauh lebih tua itu, tapi justru semakin membuatnya terpikat.

"Wajahnya bersih, tegas, dan... kayaknya aku bakal rela jadi istrinya," batin Salwa yang tak kuasa menahan diri mengusap lembut pipi Marcos.

1
Ika Syarif
Luar biasa
꧁≛⃝❤️𝐌αgιѕηα❀࿐
Momyyy ..
kau ini punya kekuatan super, yaaakk?!
keren, buku baru teroooss!!🤣💪
Xiao Li: beliau ini punya kuasa lima, sekali seeeetttt... langsung melesat. kagak kek kita yang lelet kek keong🤣
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!