NovelToon NovelToon
Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Ruang Ajaib
Popularitas:74.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Mei Lan, seorang gadis cantik dan berbakat, telah hidup dalam bayang-bayang saudari kembarnya yang selalu menjadi favorit orang tua mereka. Perlakuan pilih kasih ini membuat Mei Lan merasa tidak berharga dan putus asa. Namun, hidupnya berubah drastis ketika dia mengorbankan dirinya dalam sebuah kecelakaan bus untuk menyelamatkan penumpang lain. Bukannya menuju alam baka, Mei Lan malah terlempar ke zaman kuno dan menjadi putri kesayangan di keluarga tersebut.

Di zaman kuno, Mei Lan menemukan kehidupan baru sebagai putri yang disayang. Namun, yang membuatnya terkejut adalah gelang peninggalan kakeknya yang memiliki ruang ajaib. Apa yang akan dilakukan Mei Lan? Yuk kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hilang

Keesokan paginya.

Terlihat embun pagi menetes air di dedaunan, urung-burung mulai berkicau di taman kediaman keluarga Qing, tapi suasana hati beberapa orang justru tidak seindah pagi itu.

Qing Fu berjalan cepat menuju arah paviliun penyimpanan harta. Rambutnya belum sepenuhnya tersisir rapi, wajahnya tampak lelah namun matanya berbinar penuh antusias. Karena hadiah-hadiah dia bahkan gelisah tidak bisa tidur.

“Ah … aku tidak bisa tidur semalaman, hanya memikirkan emas dan batu giok itu,” gumamnya sambil mempercepat langkah.

Di sisi lain halaman, Qing Rou juga keluar dari kamarnya, mengenakan jubah sutra berwarna ungu muda. Ia memeluk dirinya karena udara dingin, namun wajahnya tampak bersemangat.

“Lebih baik aku ke sana duluan. Kalau aku terlambat, kakak pasti akan mengambil bagian yang lebih banyak,” bisiknya, berjalan cepat menuju arah yang sama.

Tanpa mereka sadari, langkah dua bersaudara itu nyaris bersamaan hingga mereka bertemu di depan paviliun penyimpanan.

“Kau?” seru Qing Fu dengan nada tinggi.

Qing Rou melipat tangannya. “Kau pikir hanya kau yang bisa mengambil bagian lebih dulu?”

“Jangan tamak, Rou!”

“Harusnya aku yang bilang itu padamu!”

Keduanya saling melotot sebelum akhirnya bersama-sama membuka pintu namun betapa terkejutnya mereka saat melihat pengawal-pengawal yang semalam berjaga kini tertidur di lantai.

Wajah mereka berubah kesal, mereka bslum menyadari hal ganjil, dengan angkuh mereka membangunkan para pengawal itu.

“Hei, bangun kalian!”

Para pengawal itu segera terbangun dengan sikap hormat.

“Kalian ini harusnya berjaga, bukan tidur!” bentak Qing Rou angkuh.

Keduanya melewati para pengawal itu, lalu dengan senyum semangat mereka membuka kunci pintu ruang penyimpanan harta itu.

Tapi, saat pintu ruangan itu terbuka. Senyum di wajah kedua wanita paruh baya itu langsung menghilang.

“Apa yang terjadi?!” teriakan mereka melengking membuat para pengawal terlonjak kaget.

*

*

Di Paviliun Makan, keluarga besar Qing sedang menjamu tamu kekaisaran.

Di ruang makan besar, aroma teh melati dan bubur ayam keemasan memenuhi udara. Tetua Qing duduk di kursi kehormatan, sementara Jenderal Ying dan Kasim Han menikmati sarapan terakhir mereka sebelum kembali ke istana.

“Silakan tambah lagi, Jenderal,” ujar Tetua Qing dengan senyum lebar yang dipaksakan.

Jenderal Ying mengangguk. “Terima kasih. Kalian benar-benar menjamu kami dengan baik.”

Qing Shan dan Qing Long mencoba berbicara ramah, sesekali menyanjung kehebatan Jenderal Ying.

“Kami mendengar, Jenderal, bahwa Anda berhasil menaklukkan pasukan perbatasan hanya dalam tiga hari. Sungguh luar biasa,” kata Qing Long dengan nada menjilat.

“Hah, itu hanya tugas kecil,” jawab Jenderal Ying datar sambil menyesap tehnya.

“Jangan sungkan Jenderal Ying, Kasim Han. Anggap saja kediaman sendiri,” sahut nyinya Lao dengan senyum lebarnya.

“Terima kasih, Nyonya Lao. Anda sangat baik,” kata Kasim Han.

Nyonya Lao tersenyum manis, sambil sesekali menatap jam air di sudut ruangan. Dalam hati ia bergumam, “Cepatlah pergi, kami harus membagi harta itu setelah kalian pergi.”

Sama seperti nyonya Lao, sebenarnya tetua Qing dan anak, cucunya juga justru berharap para tamu mereka ini segera pergi. Karena mereka sudah tidak sabar membagi harta itu.

Namun suasana damai itu terputus ketika seorang pengawal berlari masuk dengan napas tersengal. “Lapor! Nona Qing Mei, Nyonya Qing Rong, serta dua Tuan muda, Qing Dao dan Qing Wei datang ke kediaman ini.”

Wajah seluruh keluarga Qing langsung berubah masam mendengar nama-nama itu.

Tetua Qing mengerutkan kening. “Apa? Mereka datang pagi-pagi begini? Untuk apa?”

Pengawal itu menunduk. “Saya tidak tahu, Tuan.”

Jenderal Ying meletakkan cangkir tehnya dan menatap mereka tajam. “Temui saja. Bukankah mereka bagian dari keluarga kalian? Kenapa tampak keberatan?”

Nyonya Lao gelagapan, lalu tertawa canggung. “Ha! Ha! Ha! Ha! Tentu saja tidak keberatan, Jenderal. Kami hanya kaget saja.”

Tetua Qing cepat menimpali, “Benar, kami akan menemui mereka sebentar.”

Kasim Han berkata sambil tersenyum mengangguk. “Kami ikut saja. Lagipula, kami ingin berpamitan dengan Nona Qing Mei juga.”

Wajah keluarga Qing langsung menegang, tapi mereka tak bisa menolak. Akhirnya mereka semua bangkit dan berjalan bersama menuju paviliun tamu.

*

*

Terlihat di ruang tamu, Qing Mei duduk bersama ibunya, Qing Rong, dan kedua kakaknya, Qing Dao dan Qing Wei. Ketika Tetua Qing dan rombongan masuk, mereka langsung berdiri dan membungkuk hormat.

“Salam untuk Kakek, Nenek, Paman, dan Bibi, Jenderal Ying serta Kasim Han,” ucap Qing Mei dengan sopan diikuti ibu dan kedua kakak Qing Mei.

Tetua Qing tersenyum paksa, meski dalam hati merasa tidak sudi mereka datang. “Ada apa datang sepagi ini, Mei'er?”

Qing Mei tersenyum lembut. “Maaf telah mengganggu, Kakek. Juga maaf pada Jenderal Ying dan Kasim Han. Karena telah menggangu sarapan kalan. Tapi, kami hanya ingin meminta beberapa keping emas milikku untuk keperluan rumah.”

Seketika Nyonya Lao memotong dengan suara keras, “Tidak bisa!”

Suasana langsung hening. Bahkan Jenderal Ying dan Kasim Han saling menatap.

Qing Mei mengerutkan kening dengan wajah polosnya. “Kenapa tidak bisa, Nenek?”

Kasim Han menatap tajam. “Benar, kenapa tidak bisa? Bukankah itu milik Nona Qing Mei?”

Tetua Qing menatap tajam istrinya, nyonya Lao merutuki mulutnya.

Tetua Qing dengan cepat menyela dengan tawa kaku. “Bukan begitu, bukan begitu hanya saja hadiah-hadiah itu disimpan di ruang penyimpanan harta. Belum sempat dibuka.”

Qing Mei menatap polos. “Ah, begitu? Tapi Kakek dan Nenek memiliki kuncinya, kan? Tinggal dibuka saja.”

Nyonya Lao menggertakkan gigi, lalu memaksakan senyum. “Mei'er, tidak sopan meminta harta di depan tamu kekaisaran. Tunggu saja nanti. Lagi pula kami ini keluargamu.”

Qing Mei menunduk, pura-pura sedih. “Maafkan Mei’er, Nenek. Kalau tidak mendesak kami juga tidak akan datang. Kami hanya butuh beberapa koin untuk keperluan rumah. Jenderal Ying dan Kasim Han tentu tidak keberatan, bukan?” tanyanya sambil menatap polos kedua utusan kekaisaran.

Jenderal Ying tersenyum kecil. “Tentu saja tidak.”

Kasim Han menambahkan, “Berikan saja. Itu memang milik Nona Qing Mei.”

Wajah Tetua Qing dan Nyonya Lao langsung menegang. Wajah tidak rela justru sangat terlihat di wajah tua mereka. Begitu juga dengan yang lain. Mereka tidak sudi memberikan harta itu, bahkan secuil pun.

Jenderal Ying menatap mereka. “Kenapa kalian masih ragu? Ada sesuatu yang kalian sembunyikan?”

“Benar, kalian ini terlihat dari tadi mengulur-ulur waktu, seolah tidak rela!” sambung kasim Han tepat sasaran.

Sebelum Tetua Qing sempat menjawab, terdengar suara langkah tergesa dari luar. Dua sosok wanita masuk dengan napas terengah.

“Ayah! Ibu!” teriak Qing Fu dan Qing Rou bersamaan.

Semua orang langsung menoleh.

“Ada apa ribut-ribut pagi-pagi?” bentak Tetua Qing.

Qing Fu berteriak, “Hadiah-hadiah itu … hadiahnya ... hilang! Petinya tidak ada di ruang penyimpanan!”

“Apa?!” teriak Nyonya Lao spontan, sementara wajah Tetua Qing seketika memucat.

1
Ariska26
waahhhh trnyata bestie nya ya,,, senang ath klo ada teman dri dunia modern
mama_im
waaahh gak nyangka ternyata sahabatan 😅😅😅
Zea Rahmat
akhirnya ada tmn km Mei dr dunia modern. . bisa koleb km nanti Mei sm mereka
Tiara Bella
ternyata temen²nya mei dr dunia modern.....
愛の光 (Ai no Hikari)
moga aja bpknya qingmei org yg baik. klw sm serakahnya kyk keluarga qing hah mengecewakan
Wahyuningsih
yaaah d gantung thor bikin penasaran aja kok tau ya mei dri masa depan d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri sehat sellu jga keshtn tetp 💪💪💪💪💪💪💪
Narimah Ahmad
mampir
Wahyuningsih
betul2 penuh dgn misteri n bikin orang penasaran dgn jln critanya d tnggu upnya kmbli yg buanyk thor n hrs tiap hri sehat sellu jga keshtn thor n tetp 💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪
Heni Setianingsih
Luar biasa
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis: Makasih akak 🤗🤗
total 1 replies
Novara Krisnha
jn bilang sodara nya
vj'z tri
wow Chen pintar betul main drama nya 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
stopppp tahan disettt ,jangan nanti hancur lagi kalau Chen sentuh 😅😅😅😅😅
vj'z tri
wajahmu mengingatkanku pada kekasihku dulu wajahmu mengingatkanku pada masa laluku kekasih yang dulu hilang kini datang kembali pulang🤣🤣🤣🤣🤣🤣 tarikkk ses semongko 🎉🎉🎉
vj'z tri
Chen gak usah di suruh auto nempel 😅😅😅
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣 langsung di lamar depan ibu nya 🤣🤣🤣🤣🤣sat set lah
vj'z tri
ehm jangan lama lama peluk nya takut bocah tampan ngereog 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
tarik kata kata mu sekarang nona 😤😤😤😤🥱🥱
vj'z tri
ternyata Chen adalah putra mahkota yang menyamar sebagai rakyat jelata ,soal nya kalau aku bilang CEO yang menyamar nanti di komen author kejauhan kata nya 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
apa Chen hanya pura pura 🥱🥱🥱
vj'z tri
seperti nya Chen terkena racun yang membuat aliran energi nya berantakan jadi seperti bocah tampan yang menggemaskan 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!