NovelToon NovelToon
Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / BTS / Blackpink / CEO / Percintaan Konglomerat / Ibu Tiri
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: zahra xxx

Victor Winslow, seorang CEO sukses, terlibat dalam kecelakaan tragis saat terburu-buru menjemput anak-anaknya, menabrak seorang wanita yang kehilangan ingatannya dan tidak memiliki identitas. Sementara itu, putrinya Kayla mengalami penurunan kesehatan yang drastis dan menginginkan seorang ibu. Victor, dengan keputusan yang ekstrem, memberikan ingatan dan informasi palsu kepada wanita itu agar bisa menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zahra xxx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 33

Dengan pakaian rapi, Haru mengetuk pintu kamar hotel Cheayoung. Pintu lantas terbuka.

"Chea..." Omongan Haru terjeda setelah melihat Yohan lah yang membukakan pintu untuknya. Rasa kaget dan marah segera memenuhi diri Haru. Tanpa banyak bicara, Haru mendorong Yohan masuk ke dalam kamar dan menarik kerah baju pria itu dengan keras.

"Apa yang kau lakukan di sini, brengsek?" ujar Haru dengan tatapan tajam yang membakar.

Yohan pasrah dengan tindakan Haru, namun tetap tenang. "Menurutmu apa lagi? Aku harus menjaga adikku," jawab Yohan seraya berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Haru. Ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa dia tidak terkejut dengan kemarahan Haru.

Dengan gerakan kasar, Haru melepaskan tangannya dari kerah baju Yohan dan segera melangkah menuju kamar Cheayoung. Di dalam kamar, Cheayoung sedang duduk di depan meja riasnya dengan pakaian rapi, siap untuk pergi.

"Kenapa si brengsek bodoh itu ada di sini, Chea?" tanya Haru dengan suara tajam, matanya tidak melepaskan pandangan dari Cheayoung.

Cheayoung terkejut dengan kedatangan Haru yang tiba-tiba masuk ke kamarnya. Dia hanya bisa menatap Haru tanpa kata, sementara Yohan berdiri di ambang pintu dengan wajah tegang.

"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau di sini, Kim Haru? Apa kau ingin membawa adikku pergi?" Yohan menyela dengan nada tajam, menatap Haru dengan penuh kecurigaan.

Haru tidak peduli dengan pertanyaan Yohan. Tanpa menjawab, dia menarik tangan Cheayoung dan mencoba membawanya keluar dari kamar.

Yohan, yang tidak tinggal diam, segera memegang tangan Cheayoung dari sisi lain. "Lepaskan adikku! Dia masih sakit, Haru. Dia butuh istirahat," ujar Yohan menatap Haru dengan mata yang penuh kemarahan.

"Oppa, lepas. Cheayoung akan pergi bersama Haru oppa," ujar Cheayoung, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Yohan. Matanya memohon pengertian dari kakaknya.

Haru, masih memegang tangan Cheayoung, menatap Yohan dengan tatapan menantang. "Dengar, Yohan. Cheayoung sudah membuat keputusan. Dia ingin pergi bersamaku. Dan kau menjauhlah dari kehidupannya."

Yohan terdiam sejenak, menatap adiknya dengan penuh kecemasan. "Cheayoung, apa yang kau lakukan? kau masih belum pulih" katanya, suaranya lebih lembut namun penuh keprihatinan.

Cheayoung mengangguk pelan. "Aku sudah memutuskan, oppa. Aku akan baik-baik saja. aku juga akan pergi dengan haru oppa."

Yohan menggenggam tangan Cheayoung lebih erat. "Ini hari Minggu, dan kalian masih memaksa adikku untuk bekerja. Apa yang sebenarnya dipikirkan Ketua Kim sialan itu?" kata Yohan, suaranya penuh dengan peringatan dan kemarahan yang tersirat.

Mendengar Yohan menyebut Ketua Kim dengan kata "sialan," Haru segera melepaskan tangannya dari Cheayoung. Tanpa ragu, dia langsung meninju pipi Yohan, membuat pria itu terjatuh dengan keras ke lantai.

Haru tidak berhenti di situ. Dia kembali memukul Yohan dengan kekuatan penuh. "Bajingan sepertimu memang harus diajari pelajaran. Beraninya kau menyebut Ketua Kim dengan tidak hormat," teriak Haru, nadanya penuh dengan amarah.

Dengan tatapan penuh penghinaan, Haru melanjutkan, "Bahkan untuk menyebut namanya saja kau tidak pantas. Kau hanyalah anak pelayan rendahan, Yohan."

Yohan terkapar di lantai, wajahnya sudah babak belur dan berdarah. Nafasnya terengah-engah, namun matanya masih menatap Haru dengan penuh kebencian.

Cheayoung, yang melihat kekerasan itu, segera menarik tangan Haru. "Oppa, sudahlah. Ayo pergi," ujarnya, suaranya bergetar antara ketakutan dan keinginan untuk mengakhiri pertengkaran.

Haru melirik Cheayoung sejenak sebelum akhirnya mengangguk. Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, dia menarik Cheayoung keluar dari kamar hotel, meninggalkan Yohan yang tergeletak di lantai, dipenuhi rasa sakit dan kemarahan.

Cheayoung dan Haru sebenarnya hanya saudara angkat. Ibu Haru adalah seorang pelayan di keluarga Kim, sedangkan Cheayoung adalah anak dari salah satu orang kepercayaan Tuan Kim. Hubungan mereka bukanlah hubungan darah, melainkan hasil dari nasib yang mempertemukan mereka dalam lingkungan yang sama.

Ibu Yohan meninggal saat bekerja di rumah keluarga Kim karena kecelakaan tragis. Setelah kejadian itu, Tuan Park, ayah Cheayoung, mengangkat Yohan sebagai putranya dan memberikan Yohan nama keluarga Park. Namun, meskipun Tuan Park memperlakukan Yohan dengan baik, hubungan antara Yohan dan Cheayoung selalu tegang.

Cheayoung sebenarnya baik kepada Yohan, karena dia telah berjanji kepada ayahnya untuk menjaga Yohan seperti saudaranya sendiri. Namun, di dalam hatinya, Cheayoung menyimpan rasa tidak suka terhadap Yohan. Dia merasa Yohan adalah beban dan ancaman bagi posisi dan statusnya dalam keluarga.

Di dalam kamar hotel, Yohan mencoba bangkit dengan susah payah. Rasa sakit di tubuhnya seakan tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya. Kata-kata Haru terus terngiang di telinganya, memperparah luka batin yang telah lama ia rasakan.

Yohan terhuyung-huyung bangkit dari lantai, rasa sakit merambat di seluruh tubuhnya. Namun, amarah yang membara di dadanya membuatnya tetap teguh berdiri. Matanya menyipit, penuh dengan kebencian dan tekad.

"Cheayoung... Haru... Kalian pikir aku tidak tahu? Kalian berdua hanyalah anjing dari psikopat itu," gumam Yohan dengan suara parau namun penuh kemarahan. Pandangannya mengarah ke pintu yang baru saja dilewati Haru dan Cheayoung.

Senyum menyeringai perlahan terbentuk di wajah Yohan. "Lihat saja apa yang akan aku lakukan kepada kalian berdua," katanya, suaranya merendah namun penuh ancaman.

Langkahnya goyah, tapi tekadnya kokoh. "Setahuku, jika tuannya meninggal, maka anjing setianya pun akan tiada," ujar Yohan dengan suara bergetar. Pikiran balas dendam sudah tertanam dalam benaknya.

"Aku tidak sabar melihat kalian menyusul majikan tersayang kalian," lanjut Yohan, matanya berkilat-kilat dengan api dendam yang membara.

Cheayoung dan Haru masuk ke dalam mobil Porsche mereka yang mengkilap, dan segera melaju menuju mansion tua keluarga Kim. Anak buah Haru telah selesai memperbaiki mansion itu dan telah menyiapkan segala peralatan serta kebutuhan yang diperlukan oleh Haru dan Cheayoung.

Saat mobil melaju dengan kecepatan sedang, Haru menghela napas panjang, lalu menatap Cheayoung dengan pandangan penuh pertanyaan. "Bagaimana kau bisa menahan diri tinggal dengan bajingan itu?" ujar Haru tak percaya.

Cheayoung menatap jalanan di depannya dengan tatapan kosong. "Aku tidak punya pilihan. Jika aku menghubungi kamu, situasinya mungkin akan lebih buruk," jawabnya pelan.

Haru menggenggam kemudi lebih erat. "Seharusnya kau menghubungi aku. Aku akan langsung mengusirnya dari kamarmu," lanjut Haru dengan nada menyesal.

Cheayoung kemudian memperhatikan tangan Haru yang dibalut perban. "Tanganmu terluka, oppa. Apa yang terjadi?" tanyanya dengan cemas.

Haru hanya mengangguk sedikit. "Emm, ada orang yang menyerangku kemarin," ujarnya singkat.

Cheayoung membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa dokumen. Dengan wajah serius, dia menyerahkan dokumen-dokumen itu kepada Haru sambil berkata, "Semalam, aku mengecek laptop pribadi Ketua Kim yang dia tinggalkan di mansion tua itu. Aku mencetak beberapa dokumen penting yang mungkin bisa menjadi petunjuk."

Haru mengangguk dan menepikan mobilnya di dekat taman yang sepi. Setelah mesin mobil dimatikan, dia mengambil dokumen-dokumen dari tangan Cheayoung dan mulai membacanya dengan seksama. Dokumen-dokumen itu berisi penelitian mengenai modifikasi genetika, lengkap dengan beberapa foto laboratorium, hasil presentasi, dan statistik yang menunjukkan tingkat kemungkinan keberhasilan penelitian.

Pandangan Haru tertuju pada sebuah tulisan kecil di pojok kanan atas dokumen: "Jybio Solutions." Dia mengerutkan kening dan bergumam, "Jybio Solutions?"

Cheayoung yang duduk di sebelahnya, menjelaskan dengan nada serius, "Aku sudah menyelidiki Jybio Solutions. Itu adalah nama sebuah perusahaan farmasi. Dari yang aku baca, mereka adalah perusahaan farmasi terbesar di California."

Haru masih merenungi dokumen itu dan bertanya-tanya, "Tapi apa hubungannya Ketua Kim dengan perusahaan itu?"

Cheayoung mengangguk, memahami kebingungan Haru. "Itulah yang masih menjadi misteri bagiku,oppa" katanya. "Dari yang aku tahu, Ketua Kim tidak pernah menunjukkan ketertarikan atau memiliki hubungan apapun dengan industri farmasi. Tapi jika dia terlibat dengan Jybio Solutions, pasti ada sesuatu yang besar di baliknya."

1
FeVey
wah... wah.... gak bahayata...??? ternyata victor punya niatan menjadikan korban kevelakaan mnjdi istrinya.... /Shy/
Dedi Aljufri
baru baca tp cerita nya buat penasaran .. . semangat Thor 😊
Dede Dedeh
okk masih nyimak!!
Anita Jenius
1 iklan buatmu
Mắm tôm
Mantap banget nih thor, jangan berhenti menulis ya!
Keyla: makasih, tenang aja gk bakalan berhenti
total 1 replies
Ryner
Ceritanya bikin nagih thor, terus lanjut ya!
Keyla: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!